Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

"Kompasiana Best Fiction Award Explorer" 22/1/2025

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mengelola Konflik dengan Bijaksana untuk Kepempinpinan Unggul di Era 5.0

14 Januari 2025   16:30 Diperbarui: 14 Januari 2025   16:30 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Klikmania, tersedia di https://www.klikmania.net/langkah-bijak-dalam-mengelola-konflik

Mengelola Konflik dengan Bijaksana untuk Kepemimpinan Pendidikan Unggul di Era 5.0

Oleh: A. Rusdiana

Di era 5.0, kolaborasi dalam tim pendidikan menjadi semakin penting untuk menjawab tantangan global. Namun, konflik sering kali muncul akibat perbedaan pendapat, tujuan, atau kepentingan individu. Jika tidak dikelola dengan baik, konflik dapat merusak harmoni tim dan menghambat pencapaian tujuan. Menurut Thomas-Kilmann Conflict Mode Instrument (TKI), ada lima pendekatan untuk mengelola konflik: kompetisi, kolaborasi, kompromi, penghindaran, dan akomodasi. Pendekatan kolaborasi adalah yang paling efektif dalam menciptakan solusi yang saling menguntungkan. Masih banyak pemimpin pendidikan belum memiliki keterampilan mediasi yang memadai untuk mengelola konflik secara bijaksana. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan panduan praktis kepada pemangku kepentingan pendidikan untuk mengelola konflik, mendukung harmoni tim, dan memajukan kualitas pendidikan. Berikut lima pendekatan mengelola Konflik dengan Bijaksana: 

Pertama: Mengidentifikasi Akar Konflik; Langkah pertama dalam mengelola konflik adalah memahami penyebabnya. Pemimpin harus menggali informasi melalui komunikasi yang terbuka dan mendengarkan semua pihak. Sebagai contoh, kepala sekolah dapat mengadakan pertemuan pribadi dengan anggota tim untuk memahami perspektif masing-masing.

Kedua: Mengadopsi Pendekatan Objektif; Pemimpin harus mengesampingkan preferensi pribadi dan bertindak sebagai fasilitator netral. Objektivitas membantu menciptakan lingkungan yang kondusif untuk diskusi. Misalnya, dosen yang memimpin tim penelitian dapat menggunakan data atau bukti untuk memandu keputusan.

Ketiga: Mendorong Dialog yang Konstruktif; Menciptakan ruang untuk dialog terbuka membantu anggota tim menyampaikan pandangan mereka tanpa rasa takut. Pemimpin dapat mengatur sesi diskusi dengan aturan komunikasi yang menghormati semua pihak.

Keempat: Merancang Solusi Kolaboratif; Solusi terbaik adalah yang mengakomodasi kepentingan semua pihak. Pendekatan kolaboratif memastikan setiap individu merasa dihargai. Contohnya, pemimpin institusi dapat membuat solusi yang menggabungkan masukan dari seluruh tim untuk menghindari keberpihakan.

Kelima: Menyusun Prosedur Penyelesaian Konflik yang Jelas; Institusi pendidikan harus memiliki prosedur formal untuk menyelesaikan konflik. Prosedur ini mencakup tahapan eskalasi, mediasi, hingga keputusan akhir. Dengan adanya sistem ini, konflik dapat diselesaikan lebih cepat dan adil.

Mengelola konflik dengan bijaksana adalah kompetensi krusial bagi pemimpin pendidikan di era 5.0. Pendekatan objektif, dialog konstruktif, dan solusi kolaboratif dapat menciptakan harmoni dalam tim, mendukung transformasi pendidikan menuju Indonesia Emas 2045. Hal ini, akan berimplikasi pada Pengelolaan konflik yang baik akan meningkatkan produktivitas tim dan memperkuat kolaborasi. Hal ini penting untuk menghadapi kompleksitas tantangan global di sektor pendidikan. Maka dengan ini, merekomendasikan bahwa: 1) Pemangku kepentingan pendidikan harus mengikuti pelatihan manajemen konflik berbasis praktik; 2) Institusi perlu mengembangkan kebijakan resolusi konflik yang formal dan transparan; 3) Pemerintah dan lembaga pendidikan dapat memberikan penghargaan kepada pemimpin yang berhasil menciptakan harmoni tim melalui pengelolaan konflik yang efektif.

Mengelola konplik dengan bijak, dapat dipastikan kompetisi, kolaborasi, kompromi, penghindaran, dan akomodasi. Lebih jauh dapat menciptakan solusi yang saling menguntungkan. Wallahu A'lam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun