Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

“Learning to Explore, Develop, and Serve”

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Inovasi Berbasis Nilai Kearifan Lokal: Menjawab Tantangan Era 5.0 Menuju Indonesia Emas 2045

13 Januari 2025   10:50 Diperbarui: 13 Januari 2025   10:50 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Economy, tersedia di https://economy.okezone.com/read/2016/09/20/320/1493639/inovasi-harus-berbasis-kearifan-lokal

Inovasi Berbasis Nilai Lokal: Menjawab Tantangan Era 5.0 Menuju Indonesia Emas 2045

Oleh: A. Rusdiana

Dalam era Pendidikan 5.0, inovasi teknologi menjadi elemen utama untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Namun, ada kekhawatiran bahwa pengadopsian teknologi modern yang terlalu fokus pada globalisasi dapat menggerus identitas budaya lokal. Fenomena ini terlihat pada berkurangnya minat generasi muda terhadap bahasa daerah, seni tradisional, dan kearifan lokal lainnya. Teori inovasi berbasis nilai lokal menekankan pentingnya memasukkan elemen budaya ke dalam setiap pengembangan teknologi dan metode pendidikan. Dengan memadukan nilai lokal, inovasi menjadi lebih relevan, kontekstual, dan dapat diterima oleh masyarakat. Sayangnya, GAP yang ada menunjukkan bahwa banyak program pendidikan belum berhasil mengintegrasikan nilai-nilai lokal dengan teknologi modern. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan wawasan kepada guru, dosen, pejabat muda, dan pemangku kepentingan pendidikan lainnya mengenai pentingnya inovasi berbasis nilai lokal. Dengan cara ini, Indonesia dapat membangun pendidikan unggul yang relevan secara budaya dan siap menghadapi tantangan global menuju visi Emas 2045. Berikut lima strategi inovasi berbasis nilai lokal:

Pertama: Memadukan Teknologi dan Bahasa Daerah; Bahasa daerah adalah salah satu identitas budaya yang harus dilestarikan. Teknologi berbasis AI dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi pembelajaran bahasa daerah yang interaktif dan menarik. Guru dan dosen dapat memanfaatkan platform ini untuk mengajarkan bahasa daerah dengan cara yang relevan bagi generasi digital.

Kedua: Menghidupkan Seni dan Budaya Lokal dalam Kurikulum; Integrasi seni dan budaya lokal dalam pembelajaran tidak hanya melestarikan tradisi tetapi juga meningkatkan kreativitas siswa. Contohnya, kolaborasi antara guru seni dan teknologi dapat menghasilkan media pembelajaran yang menggabungkan seni tradisional dengan visual modern.

Ketiga: Membangun Produk Inovatif dari Kearifan Lokal; Kearifan lokal, seperti pengobatan tradisional, teknik pertanian, atau arsitektur lokal, dapat menjadi inspirasi untuk pengembangan produk inovatif. Institusi pendidikan dapat mendorong penelitian lintas disiplin untuk mengembangkan solusi berbasis kearifan lokal yang memiliki nilai komersial tinggi.

Keempat: Menumbuhkan Identitas Nasional di Era Digital; Inovasi berbasis nilai lokal tidak hanya melestarikan budaya tetapi juga membangun identitas nasional di tengah arus globalisasi. Dengan menggunakan media digital untuk mempromosikan budaya lokal, institusi pendidikan dapat menciptakan generasi muda yang bangga akan warisan budaya mereka.

Kelima: Mendorong Kolaborasi Antar Pemangku Kepentingan; Kolaborasi antara pemerintah, institusi pendidikan, dan komunitas lokal sangat penting untuk memastikan keberhasilan inovasi berbasis nilai lokal. Pemerintah dapat menyediakan dana untuk penelitian, sementara institusi pendidikan dapat menjadi fasilitator antara teknologi modern dan nilai budaya lokal.

Inovasi berbasis nilai lokal adalah solusi yang tepat untuk menjawab tantangan global sambil menjaga relevansi budaya di era Pendidikan 5.0. Dengan memadukan teknologi dan nilai lokal, institusi pendidikan dapat melahirkan generasi unggul yang tidak hanya kompeten secara global tetapi juga memiliki identitas budaya yang kuat. Halin akan berimplikasi: Guru, dosen, dan pemangku kepentingan pendidikan perlu diberdayakan dengan pelatihan dan sumber daya untuk mengintegrasikan nilai lokal ke dalam pembelajaran. Maka dengan ini, merekomendasikan bahwa: 1) Pemerintah perlu mendukung program pendidikan berbasis nilai lokal melalui kebijakan dan pendanaan; 2) Institusi pendidikan harus mengintegrasikan nilai lokal dalam kurikulum dan metode pembelajaran; 3) Penelitian dan pengembangan berbasis kearifan lokal harus didorong melalui kolaborasi lintas sektor.

Dengan langkah-langkah ini, Indonesia dapat membangun pendidikan unggul yang tidak hanya melahirkan individu kompeten tetapi juga membangun bangsa yang berkarakter kuat menuju Indonesia Emas 2045. Wallahu A'lam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun