Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

“Learning to Explore, Develop, and Serve”

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Menyediakan Fasilitas dan Sumberdaya untuk Mediasi: Kunci Membangun Budaya Kolaborasi

11 Januari 2025   16:25 Diperbarui: 11 Januari 2025   16:25 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Kliklegal, tersedia di https://kliklegal.com/mediasi-elektronik-di-era-new-normal-di-tengah-pandemi

Menyediakan Fasilitas dan Sumber Daya untuk Mediasi: Kunci Membangun Budaya Kolaborasi

Oleh: A. Rusdiana

Era 5.0 menghadirkan tantangan yang kompleks, seperti konflik antar individu atau kelompok dalam lingkungan pendidikan. Dalam situasi ini, mediasi menjadi alat penting untuk menciptakan harmoni dan kolaborasi. Namun, keberhasilan mediasi bergantung pada tersedianya fasilitas dan sumber daya yang memadai. Menurut teori resolusi konflik oleh Johan Galtung, mediasi adalah proses penting dalam menciptakan transformasi konflik yang konstruktif. Namun, banyak institusi pendidikan belum memiliki fasilitas seperti ruang mediasi, modul pelatihan, atau tenaga ahli yang mendukung proses ini. Tulisan ini akan membahas pentingnya penyediaan fasilitas dan sumber daya mediasi, serta memberikan rekomendasi untuk meningkatkan kolaborasi dan harmoni di lingkungan pendidikan. Berikut 5 elemen pentingnya penyediaan fasilitas dan sumber daya mediasi:

Pertama: Pentingnya Ruang Khusus untuk Mediasi; Ruang mediasi yang netral memberikan suasana yang mendukung komunikasi terbuka tanpa tekanan. Ini membantu semua pihak merasa dihargai dalam proses penyelesaian konflik.

Kedua: Modul Pelatihan untuk Tenaga Pendidik; Modul pelatihan yang mencakup teknik mediasi, komunikasi, dan resolusi konflik dapat meningkatkan keterampilan guru dan dosen dalam mengelola perselisihan secara efektif.

Ketiga: Pentingnya Mediator Profesional; Institusi pendidikan perlu mempertimbangkan pelatihan khusus bagi tenaga pendidik atau mendatangkan mediator profesional untuk menangani konflik kompleks.

Keempat: Integrasi Teknologi dalam Mediasi; Teknologi, seperti platform mediasi daring, dapat digunakan untuk mengatasi konflik dalam komunitas pendidikan yang tersebar secara geografis.

Kelima: Dukungan Kebijakan Institusional; Pimpinan pendidikan harus memastikan adanya kebijakan yang mendukung fasilitas dan sumber daya mediasi, termasuk alokasi anggaran khusus untuk hal ini.

Penyediaan fasilitas dan sumber daya mediasi adalah investasi penting untuk menciptakan budaya kolaborasi di lingkungan pendidikan. Maka dengan ini merekomendasikan kepada: 1) Para Kepala Sekolah dan Pimpinan Institusi: Prioritaskan anggaran untuk fasilitas dan pelatihan mediasi; 2) Bagi Guru dan Dosen: Manfaatkan pelatihan dan ruang mediasi untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan konflik; 3) Pemerintah dan Pemangku Kepentingan: Dukung kebijakan yang mengintegrasikan mediasi ke dalam sistem pendidikan nasional.

Dengan langkah ini, kita dapat menyongsong Indonesia Emas 2045 dengan pendidikan yang harmonis dan inovatif. Wallahu A'lam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun