Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

“Learning to Explore, Develop, and Serve”

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mengelola Konflik dengan Pendekatan Komunikasi di Era 5.0

10 Januari 2025   19:54 Diperbarui: 10 Januari 2025   19:54 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengelola Konflik dengan Pendekatan Komunikatif di Era 5.0

Oleh: A. Rusdiana

Konflik dalam lingkungan pendidikan sering muncul akibat perbedaan pandangan, miskomunikasi, atau tekanan kerja. Dalam konteks era Society 5.0, konflik dapat menjadi tantangan besar jika tidak dikelola dengan baik. Teori manajemen konflik menyatakan bahwa konflik tidak selalu negatif, tetapi dapat menjadi katalis untuk perubahan jika ditangani secara tepat. Namun, banyak pemangku kepentingan pendidikan, seperti kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan (tendik), belum memiliki keterampilan yang memadai dalam mengelola konflik. GAP ini menyebabkan konflik sering kali berujung pada ketidakharmonisan, yang berdampak pada kualitas pendidikan. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan strategi praktis dalam mengelola konflik dengan pendekatan komunikatif, guna membangun bangsa yang harmonis dan siap menyongsong Indonesia Emas 2045. Berikut 5 strategi praktis dalam mengelola konflik dengan pendekatan komunikatif:

Pertama: Mengidentifikasi Sumber Konflik dengan Transparansi; Langkah pertama dalam mengelola konflik adalah memahami sumber masalahnya. Komunikasi terbuka memungkinkan semua pihak untuk menyampaikan pandangan mereka tanpa takut disalahkan. Kepala sekolah dapat memfasilitasi forum diskusi untuk mengidentifikasi akar permasalahan.

Kedua: Menerapkan Teknik Mendengar Secara Aktif; Mendengarkan secara aktif adalah kunci dalam pendekatan komunikatif. Dengan menunjukkan empati dan memahami sudut pandang pihak lain, pemangku kepentingan dapat menciptakan suasana yang kondusif untuk mencari solusi. Guru muda dapat dilatih untuk menggunakan teknik ini dalam interaksi sehari-hari.

Ketiga: Menggunakan Bahasa yang Non-Konfrontatif; Bahasa yang digunakan dalam diskusi konflik harus menghindari tuduhan atau kritik tajam. Pendekatan ini membantu mengurangi ketegangan dan fokus pada solusi, bukan pada kesalahan individu. Pelatihan komunikasi asertif dapat diberikan kepada guru dan kepala sekolah.

Keempat: Memediasi Konflik melalui Pihak Ketiga; Dalam situasi tertentu, mediasi oleh pihak ketiga seperti konselor sekolah atau fasilitator eksternal diperlukan. Pendekatan ini membantu memastikan bahwa konflik diselesaikan secara adil dan tidak bias.

Kelima: Membangun Budaya Resolusi Konflik Berbasis Kolaborasi; Pendidikan harus mendorong budaya kolaborasi di mana konflik dianggap sebagai bagian dari proses pertumbuhan. Dengan mengintegrasikan pelatihan manajemen konflik ke dalam program pengembangan profesional, semua pemangku kepentingan akan lebih siap menghadapi tantangan.

Pendekatan komunikatif dalam manajemen konflik bukan hanya solusi untuk menciptakan lingkungan kerja yang harmonis, tetapi juga langkah strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Maka dengan ini, merekomendasikan: 1) Bagi Kepala Sekolah: Adakan pelatihan rutin untuk meningkatkan keterampilan manajemen konflik; 2) Bagi Guru Muda: Latih kemampuan mendengar aktif dan komunikasi asertif untuk membangun hubungan yang lebih baik; 3) Bagi Tendik: Terapkan prinsip transparansi dan kerja sama dalam menghadapi konflik internal; 4) Bagi Pemerintah: Sediakan program pelatihan manajemen konflik untuk semua pemangku kepentingan pendidikan.

Dengan pendekatan ini, dunia pendidikan Indonesia akan lebih siap menghadapi tantangan era 5.0 dan mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Wallahu A'lam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun