Penyesuaian Berdasarkan Feedback Mahasiswa untuk Pendidikan Inovatif di Era 5.0
Oleh: A. Rusdiana
Mahasiswa adalah pengguna utama sistem pendidikan. Di era 5.0, peran mereka menjadi semakin penting dalam mengarahkan desain kurikulum agar sesuai dengan kebutuhan global. Feedback mahasiswa memberikan wawasan tentang keefektifan proses pembelajaran, termasuk relevansi materi, metode pengajaran, dan beban tugas. Teori pembelajaran kolaboratif menekankan pentingnya umpan balik dalam menciptakan ekosistem belajar yang partisipatif. Sayangnya, institusi pendidikan sering kali tidak secara sistematis memanfaatkan feedback mahasiswa dalam proses evaluasi. Hal ini menciptakan kesenjangan (GAP) antara kebutuhan mahasiswa dan implementasi kurikulum. Tulisan ini bertujuan menunjukkan bagaimana feedback mahasiswa dapat diintegrasikan secara operasional untuk mendukung peningkatan talenta muda dan pemangku kepentingan pendidikan. Berikut elaborasi dari feedback mahasiswa dapat diintegrasikan secara operasional untuk mendukung peningkatan talenta muda:
Pertama: Survei Kepuasan Mahasiswa; Melalui survei kepuasan, mahasiswa dapat menilai berbagai aspek pembelajaran. Sebagai contoh, survei di Prodi MPI S2 terhadap mata kuliah berbasis problem-solving mengungkap bahwa beban tugas yang terlalu berat memengaruhi efektivitas pembelajaran. Penyesuaian dilakukan dengan mengurangi beban tugas dan mengintegrasikan metode diskusi kelompok.
Kedua: Forum Diskusi Mahasiswa-Dosen; Forum rutin antara mahasiswa dan dosen memungkinkan komunikasi langsung mengenai masalah dan solusi terkait pembelajaran. Salah satu universitas di Indonesia mempraktikkan forum semacam ini untuk mengumpulkan masukan dari mahasiswa terhadap metode pengajaran hybrid.
Ketiga: Analisis Data Evaluasi Pembelajaran; Feedback mahasiswa melalui platform e-learning dapat dianalisis untuk mengidentifikasi pola umum. Sebagai contoh, data dari sistem Learning Management System (LMS) menunjukkan tingkat kesulitan mahasiswa pada modul tertentu, mendorong revisi materi ajar.
Keempat: Kolaborasi dengan Alumni; Alumni dapat memberikan perspektif yang lebih luas tentang relevansi kurikulum di dunia kerja. Feedback dari alumni Prodi MPI S2, misalnya, telah mendorong pengembangan mata kuliah berbasis teknologi yang lebih aplikatif.
Kelima: Penguatan Proses Evaluasi Kurikulum; Melibatkan mahasiswa dalam komite evaluasi kurikulum memberikan pengalaman belajar kolaboratif sekaligus memastikan bahwa suara mereka didengar. Contoh praktik terbaik dapat ditemukan di beberapa universitas internasional, di mana mahasiswa memiliki hak suara dalam proses pengambilan keputusan akademik.
Feedback mahasiswa adalah sumber daya penting yang harus diintegrasikan ke dalam evaluasi kurikulum untuk menciptakan pendidikan yang relevan dan inovatif di era 5.0. berimplikasi kepada Semua pemangku kepentingan pendidikan, termasuk pimpinan, dosen, dan tendik, harus mendukung keterlibatan mahasiswa dalam proses evaluasi dan desain kurikulum. Maka dengan ini. merekomendasikan bahwa: 1) Untuk Pimpinan Institusi: Implementasikan sistem survei rutin dengan tindak lanjut yang transparan; 2) Untuk Dosen: Tingkatkan keterampilan mendengarkan mahasiswa melalui forum diskusi yang konstruktif; 3) Untuk Mahasiswa: Aktif memberikan feedback yang jelas dan konstruktif.
Dengan sinergi antara Feedback mahasiswa adalah sumber daya penting untuk memperkuat sistem pendidikan Indonesia, membawa generasi muda menuju kesuksesan di era 5.0. Wallahu A'lam.