Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

“Learning to Explore, Develop, and Serve”

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Adaptasi terhadap teknologi Baru untuk Peningkatan Talenta Muda di Era 5.0

7 Januari 2025   18:21 Diperbarui: 7 Januari 2025   18:21 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: News. Unram, tersedia di https://news.unram.ac.id/2024/07/perlunya-adaptasi-teknologi-di-era-digital-bagaimana

Adaptasi terhadap Teknologi Baru untuk Peningkatan Talenta Muda di Era 5.0

Oleh: A. Rusdiana

Perkembangan teknologi yang pesat menuntut sektor pendidikan untuk terus beradaptasi agar mampu menciptakan generasi muda yang kompeten di era 5.0. Teknologi seperti Virtual Reality (VR), kecerdasan buatan (AI), dan big data telah menjadi elemen penting dalam pembelajaran modern. Namun, banyak institusi pendidikan yang belum optimal dalam mengintegrasikan teknologi ini ke dalam kurikulum mereka. Teori pembelajaran kolaboratif menyatakan bahwa penggunaan teknologi dapat memperkuat pengalaman belajar melalui metode interaktif yang melibatkan mahasiswa secara langsung. Sayangnya, kesenjangan (GAP) dalam pemanfaatan teknologi baru di pendidikan tinggi Indonesia masih cukup besar, terutama dalam hal aksesibilitas dan kompetensi tenaga pendidik. Tulisan ini menyoroti pentingnya adaptasi terhadap teknologi baru dalam pendidikan, dengan fokus pada peningkatan talenta muda dan relevansi kurikulum di era 5.0. Berikut elaborasi dari pentingnya adaptasi terhadap teknologi baru:

Partama: Integrasi Virtual Reality (VR) dalam Pembelajaran; VR memungkinkan mahasiswa mengalami pembelajaran secara interaktif dan realistis. Contoh, di Prodi MPI S2, modul simulasi bisnis berbasis VR digunakan untuk memberikan gambaran nyata tentang pengelolaan perusahaan. Dengan VR, mahasiswa dapat berlatih membuat keputusan strategis tanpa risiko nyata, meningkatkan keterampilan praktis mereka.

Kedua: Penggunaan Kecerdasan Buatan (AI) dalam Evaluasi Pembelajaran; AI dapat membantu dosen dalam mengevaluasi hasil belajar mahasiswa secara lebih objektif dan efisien. Misalnya, algoritma AI mampu menganalisis kesalahan umum dalam tugas atau ujian mahasiswa, memberikan umpan balik yang personal. Ini mempercepat proses pembelajaran dan memastikan kualitas evaluasi.

Ketiga: Pembelajaran Berbasis Data (Data-Driven Learning); Institusi pendidikan dapat menggunakan big data untuk menganalisis pola belajar mahasiswa dan merancang strategi pengajaran yang lebih efektif. Sebagai contoh, data analitik dari platform e-learning dapat digunakan untuk mengidentifikasi mata kuliah yang membutuhkan perhatian lebih, sehingga kurikulum dapat disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa.

Keempat: Pengembangan Kompetensi Digital bagi Tenaga Pendidik; Tidak hanya mahasiswa, dosen dan tenaga kependidikan juga harus beradaptasi dengan teknologi baru. Program pelatihan seperti penggunaan perangkat lunak pembelajaran atau platform digital menjadi sangat penting. Contohnya, pelatihan penggunaan Learning Management System (LMS) telah diterapkan di beberapa universitas untuk mendukung pembelajaran hybrid.

Keliama: Kolaborasi dengan Industri Teknologi; Kerja sama antara institusi pendidikan dan industri teknologi dapat mempercepat adaptasi teknologi baru. Misalnya, universitas dapat bekerja sama dengan perusahaan teknologi untuk menyediakan perangkat VR atau akses ke platform AI. Kerja sama ini juga membuka peluang magang bagi mahasiswa, memperkaya pengalaman mereka dalam dunia kerja.

Adaptasi terhadap teknologi baru dalam pendidikan bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan mendesak di era 5.0. Dengan memanfaatkan teknologi seperti VR, AI, dan big data, institusi pendidikan dapat mencetak talenta muda yang kompeten, inovatif, dan siap menghadapi tantangan global, mendukung visi Indonesia Emas 2045. Hal ini akan berimplikasi kepada paraPimpinan institusi pendidikan, dosen, dan tenaga kependidikan harus menjadikan teknologi sebagai bagian integral dari proses pembelajaran. Mahasiswa harus didorong untuk beradaptasi dan memanfaatkan teknologi baru dalam pengembangan diri mereka. Maka dengan ini, merekomendasikan bahwa: 1) Untuk Pimpinan Institusi: Percepat adopsi teknologi melalui investasi pada infrastruktur digital dan kerja sama dengan industri teknologi; 2) Untuk Dosen dan Tendik: Tingkatkan kompetensi melalui pelatihan penggunaan teknologi terbaru dalam pengajaran; 3) Untuk Mahasiswa: Aktif mengikuti program berbasis teknologi seperti magang, hackathon, atau pelatihan AI; 4) Untuk Pemerintah: Sediakan insentif bagi institusi yang berhasil mengintegrasikan teknologi baru dalam pendidikan.

Dengan sinergi antara semua pemangku kepentingan, adaptasi terhadap teknologi baru akan memperkuat sistem pendidikan Indonesia, membawa generasi muda menuju kesuksesan di era 5.0. Wallahu A'lam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun