Kolaborasi Riset Global: Menyongsong Indonesia Emas 2045 melalui Sinergi Pendidikan dan Inovasi
Oleh: A. Rusdiana
Era revolusi industri 5.0 menuntut keterampilan dan inovasi berbasis teknologi yang tinggi. Salah satu tantangan yang dihadapi sektor pendidikan adalah bagaimana membekali talenta muda dengan kemampuan kolaboratif global. Teori pembelajaran kolaboratif menekankan pentingnya interaksi lintas budaya dan pengetahuan untuk menghasilkan solusi inovatif. Namun, terdapat kesenjangan (GAP) antara kebutuhan industri dan output pendidikan. Pemanfaatan kolaborasi riset global belum sepenuhnya dioptimalkan. Padahal, riset bersama dengan mitra internasional mampu memberikan insight baru dalam inovasi pendidikan dan teknologi. Tulisan ini bertujuan untuk menguraikan bagaimana kolaborasi riset global dapat meningkatkan kompetensi talenta muda, memperkuat kapasitas pemangku kepentingan pendidikan, dan mempersiapkan Indonesia menuju visi 2045. Berikut Strategi kolaborasi Riset Global;
Pertama: Meningkatkan Kompetensi Talenta Muda melalui Proyek Riset Internasional; Kolaborasi riset global membuka peluang bagi mahasiswa untuk terlibat dalam proyek-proyek riset lintas negara. Sebagai contoh, program kolaborasi antara universitas di Indonesia dan Jepang dalam penerapan teknologi blockchain di manajemen pendidikan telah meningkatkan transparansi data sekolah. Mahasiswa yang terlibat belajar teknologi mutakhir dan keterampilan lintas budaya yang sangat dibutuhkan di era 5.0.
Kedua: Pengembangan Kurikulum Berbasis Kolaborasi Global; Riset bersama dapat menghasilkan rekomendasi kurikulum yang lebih adaptif terhadap tantangan global. Sebagai contoh, kerja sama antara universitas di Indonesia dan Finlandia menghasilkan modul pembelajaran berbasis STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, Mathematics) yang meningkatkan kreativitas dan pemecahan masalah di kalangan pelajar.
Ketiga: Peningkatan Kompetensi Dosen melalui Riset Bersama; Dosen yang terlibat dalam kolaborasi internasional memperoleh wawasan baru yang dapat diaplikasikan dalam pengajaran. Sebagai contoh, dosen dari universitas di Indonesia bekerja sama dengan peneliti Jerman dalam bidang kecerdasan buatan (AI) untuk pembelajaran personalisasi, memberikan pengaruh signifikan pada metode pengajaran.
Keempat: Membangun Jaringan dan Ekosistem Penelitian yang Berkelanjutan; Kolaborasi riset global memperluas jaringan akademik dan membangun ekosistem riset berkelanjutan. Sebagai contoh, kerja sama universitas di Indonesia dengan institusi di Australia telah menghasilkan pusat penelitian bersama di bidang pengelolaan air bersih, yang tidak hanya relevan secara global tetapi juga berdampak langsung pada masyarakat lokal.
Kelima: Solusi Inovatif untuk Tantangan Pendidikan Nasional; Kolaborasi riset global juga memberikan solusi nyata untuk permasalahan pendidikan di Indonesia. Misalnya, riset bersama antara universitas di Indonesia dan Korea Selatan tentang e-learning berbasis augmented reality telah membantu daerah terpencil mengakses pendidikan berkualitas dengan biaya rendah.
Kolaborasi riset global bukan sekadar aktivitas akademik, tetapi merupakan investasi strategis untuk membangun talenta muda, memperkuat kapasitas dosen dan pemangku kepentingan pendidikan, serta mendorong inovasi menuju Indonesia Emas 2045. Dengan ini, merekomendasikan bahwa: 1) Pemangku kepentingan pendidikan perlu mendorong kebijakan yang mendukung partisipasi dalam riset global; 2) Dosen dan tenaga kependidikan perlu diberikan akses pelatihan dan pendanaan untuk kolaborasi internasional; 3) Mahasiswa perlu difasilitasi untuk terlibat dalam proyek riset global sejak dini melalui program pertukaran atau magang.
Dengan sinergi pendidikan dan inovasi global, Indonesia dapat menjawab tantangan era 5.0 dan mewujudkan visi besar menjadi bangsa unggul di tahun 2045. Wallahu A'lam.