Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

“Learning to Explore, Develop, and Serve”

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Memperkuat Komitmen Pendidikan Melalui Kurikulum Berbasis Tantangan Masa Depan

6 Januari 2025   06:08 Diperbarui: 6 Januari 2025   16:40 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Tarsisius2, tersedia di tarsisius2.sch.id

Memperkuat Komitmen Pendidikan Melalui Kurikulum Berbasis Tantangan Masa Depan

Oleh: A. Rusdiana

Era Revolusi Industri 5.0 membawa transformasi signifikan pada sektor pendidikan. Digitalisasi, otomasi, dan penggunaan big data menjadi kebutuhan mendesak untuk meningkatkan daya saing global. Namun, kesenjangan antara kurikulum pendidikan tinggi dan kebutuhan masa depan masih menjadi tantangan. Model pembelajaran kolaboratif berbasis tantangan masa depan menjadi salah satu pendekatan untuk menjawab kebutuhan ini. Dalam teori pembelajaran kolaboratif, mahasiswa didorong untuk bekerja sama memecahkan masalah nyata yang relevan dengan perkembangan zaman. Sayangnya, banyak program pendidikan tinggi yang belum mengintegrasikan komponen ini secara menyeluruh. Oleh karena itu, tulisan ini bertujuan untuk mengeksplorasi strategi penguatan kurikulum berbasis tantangan masa depan dalam meningkatkan kualitas talenta muda dan para pemangku kepentingan pendidikan guna menyongsong Indonesia Emas 2045. Berikut 5 strategi penguatan kurikulum berbasis tantangan masa depan:

Pertama: Integrasi Mata Kuliah Digitalisasi dan Otomasi; Digitalisasi adalah inti dari transformasi pendidikan. Program Magister Manajemen Pendidikan Islam (MPI) S2 dapat mengintegrasikan mata kuliah seperti Pengelolaan Big Data dan Pendidikan Berbasis Teknologi Digital. Contohnya, mahasiswa mempelajari penggunaan platform analitik untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan sekolah. Hal ini melatih mereka untuk membuat keputusan berbasis data, seperti perencanaan anggaran hingga evaluasi kinerja guru.

Kedua: Pengembangan Kompetensi Soft Skills melalui Proyek Kolaboratif; Kurikulum masa depan tidak hanya menitikberatkan pada hard skills, tetapi juga soft skills seperti komunikasi, kolaborasi, dan kepemimpinan. Misalnya, mahasiswa MPI S2 dapat dilibatkan dalam proyek kolaboratif lintas institusi untuk menyelesaikan studi kasus yang relevan, seperti strategi implementasi pendidikan inklusif berbasis teknologi. Pendekatan ini membentuk talenta muda yang adaptif dan inovatif.

Ketiga: Implementasi Pendidikan Berbasis Masalah (Problem-Based Learning); Pendekatan ini mendorong mahasiswa untuk berpikir kritis dalam menyelesaikan tantangan nyata. Salah satu contoh adalah tugas analisis kebijakan pendidikan untuk daerah dengan akses internet terbatas. Mahasiswa diharapkan mampu memberikan solusi berbasis teknologi, seperti implementasi pembelajaran hibrida untuk menjangkau lebih banyak siswa.

Keempat: Pemanfaatan Teknologi Realitas Virtual (Virtual Reality) dalam Simulasi Pendidikan; Penggunaan teknologi realitas virtual dapat membantu mahasiswa memahami situasi kompleks dalam manajemen pendidikan. Sebagai contoh, simulasi konflik antar pihak sekolah dalam realitas virtual memungkinkan mahasiswa mengasah kemampuan mediasi dan negosiasi. Ini penting dalam menghadapi tantangan manajemen pendidikan di era 5.0.

Kelima: Peningkatan Kompetensi Dosen dan Tenaga Kependidikan; Dosen dan tenaga kependidikan perlu dilatih untuk memahami dan mengimplementasikan kurikulum berbasis tantangan masa depan. Program pelatihan seperti Training of Trainers (ToT) dapat membantu mereka menguasai teknologi baru dan strategi pembelajaran kolaboratif. Selain itu, penguatan kapasitas ini juga akan berdampak pada kualitas pembelajaran yang diterima mahasiswa.

Penguatan kurikulum berbasis tantangan masa depan menjadi kunci untuk mempersiapkan talenta muda dan pemangku kepentingan pendidikan menghadapi tantangan era 5.0. Implementasi mata kuliah digitalisasi, proyek kolaboratif, pembelajaran berbasis masalah, teknologi realitas virtual, dan pelatihan dosen/tendik merupakan langkah strategis untuk meningkatkan daya saing pendidikan Indonesia. dapat diupayakan dengan: 1) Pimpinan institusi pendidikan perlu mengalokasikan sumber daya untuk pengembangan kurikulum yang responsif terhadap tantangan masa depan; 2) Dosen dan tenaga kependidikan diharapkan mengikuti pelatihan intensif terkait teknologi dan metode pembelajaran inovatif; 3) Mahasiswa Magister MPI S2 didorong untuk aktif dalam proyek-proyek yang relevan dengan kebutuhan industri pendidikan.

Dengan langkah-langkah tersebut, pendidikan Indonesia dapat memainkan peran strategis dalam membangun bangsa yang unggul, inovatif, dan siap menghadapi tantangan Indonesia Emas 2045. Wallahu A'lam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun