Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

“Learning to Explore, Develop, and Serve”

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pengembangan Modul Pembelajaran Digital: Kompetensi Guru Menuju Era 5.0

2 Januari 2025   18:08 Diperbarui: 2 Januari 2025   18:08 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Kristamitra, tersedia di https://www.kristamitra.sch.id/blog/teachers-blog/mari-mengembangkan-modul-sebagai-bahan-ajar-berbasis-aktivitas (dimodifikasi)

Pengembangan Modul Pembelajaran Digital: Kompetensi Guru Menuju Era 5.0

Oleh: A. Rudiana

Revolusi teknologi dalam Era 5.0 membawa peluang besar bagi dunia pendidikan, tetapi juga menuntut kesiapan dan kompetensi digital para guru. Salah satu aspek penting adalah kemampuan menyusun modul pembelajaran digital yang menarik, interaktif, dan relevan. Modul semacam ini dapat meningkatkan keterlibatan siswa dan mendukung pembelajaran berbasis kolaborasi. Teori pembelajaran kolaboratif menekankan pentingnya interaksi antara siswa, guru, dan media pembelajaran. Namun, survei menunjukkan masih adanya GAP kompetensi di kalangan guru muda terkait literasi digital, terutama dalam menggunakan alat seperti Canva, Powtoon, atau platform gamifikasi lainnya. Pentingnya pengembangan modul pembelajaran digital bukan hanya soal mengikuti tren, tetapi juga mempersiapkan generasi Indonesia Emas 2045 yang inovatif dan kompetitif.

Pertama: Menyusun Kerangka Modul yang Relevan; Guru perlu memahami langkah awal dalam menyusun modul pembelajaran digital, yakni merancang kerangka isi berdasarkan kurikulum. Contoh: Modul pelajaran IPA untuk kelas 7 dirancang menggunakan Canva dengan tema "Ekosistem," lengkap dengan diagram interaktif dan ilustrasi menarik.

Kedua: Pemanfaatan Alat Visualisasi Kreatif; Canva adalah alat sederhana yang memungkinkan guru membuat desain visual yang profesional. Guru dapat dilatih untuk membuat infografis atau lembar kerja yang mendukung pemahaman siswa. Contoh: Guru matematika membuat poster interaktif tentang bangun datar, memanfaatkan warna-warna cerah untuk menarik perhatian siswa.

Ketiga: Penerapan Gamifikasi dalam Modul Digital; Gamifikasi membantu meningkatkan motivasi siswa dengan memberikan elemen permainan dalam pembelajaran. Pelatihan guru dalam menggunakan platform seperti Kahoot! atau Quizizz dapat mengubah kuis konvensional menjadi pengalaman belajar yang menyenangkan. Contoh: Modul pelajaran sejarah menggunakan Powtoon untuk menceritakan perjalanan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dengan animasi.

Keempat: Integrasi Multimedia untuk Meningkatkan Interaktivitas; Modul digital harus mencakup elemen multimedia seperti video, audio, atau animasi. Guru dapat dilatih untuk memanfaatkan Powtoon dalam menyusun presentasi animasi yang mendukung materi pembelajaran. Contoh: Guru bahasa Inggris membuat video pembelajaran berbasis dialog sehari-hari dengan ilustrasi kartun.

Kelima: Evaluasi dan Revisi Modul Digital; Setelah modul selesai, guru perlu mengevaluasi keefektifannya melalui uji coba di kelas. Data dari respons siswa dapat digunakan untuk merevisi dan menyempurnakan modul. Contoh: Jika siswa kesulitan memahami bagian tertentu dalam modul geografi, guru dapat menambahkan video penjelasan atau permainan berbasis peta.

Pengembangan modul pembelajaran digital adalah langkah strategis dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Modul ini tidak hanya mempermudah guru dalam menyampaikan materi, tetapi juga membuat siswa lebih aktif dan terlibat dalam proses belajar. Dengan ini merekomendasikan kepada: 1) Para Kepala Sekolah: Fasilitasi pelatihan pengembangan modul digital secara berkala; 2) Bagi Guru/Dosen: Eksplorasi alat digital seperti Canva atau Powtoon untuk menciptakan modul yang kreatif dan relevan; 3) Bagi Tendik: Dukung infrastruktur teknologi yang mendukung pengembangan dan penggunaan modul digital.

Dengan kolaborasi antara guru, pimpinan pendidikan, dan siswa, kita dapat menghadirkan pendidikan yang relevan dengan Era 5.0 dan siap menyongsong Indonesia Emas 2045. Wallahu A'lam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun