Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

“Learning to Explore, Develop, and Serve”

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Meningkatkan Keterampilan Kolaborasi dengan Jamboard: Transformasi Pendidikan di Era Digital

2 Januari 2025   06:45 Diperbarui: 2 Januari 2025   06:45 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: YG Canggih, tersedia di https://www.yangcanggih.com/2017/03/10/google-jamboard-papan-tulis-digital-untuk-kerja-kolaborasi/

Meningkatkan Keterampilan Kolaborasi dengan Jamboard: Transformasi Pendidikan di Era Digital

Oleh: A. Rusdiana

Kemajuan teknologi di era 5.0 menuntut pendidikan untuk bertransformasi, terutama dalam menanamkan keterampilan kolaborasi kepada siswa. Kolaborasi adalah salah satu kemampuan esensial abad ke-21 yang mendukung pemecahan masalah dan inovasi. Jamboard, sebuah papan tulis digital interaktif dari Google, memberikan platform bagi siswa untuk bekerja bersama dalam proyek secara real-time, terlepas dari lokasi mereka. Berdasarkan teori pembelajaran kolaboratif, penggunaan alat digital seperti Jamboard dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam berbagi ide dan pengambilan keputusan bersama. Namun, kesenjangan (GAP) dalam adopsi teknologi ini masih terjadi, terutama di kalangan guru muda yang belum sepenuhnya memahami potensi alat seperti Jamboard. Oleh karena itu, tulisan ini akan membahas pentingnya Jamboard sebagai alat pengembangan keterampilan kolaboratif dalam pendidikan, guna mendukung guru dan pemangku kepentingan menghadapi tantangan era 5.0 menuju Indonesia Emas 2045. Berikut Meningkatkan Keterampilan Kolaborasi dengan Jamboard:

Pertama: Mengintegrasikan Kolaborasi Digital ke dalam Kelas; Jamboard memungkinkan siswa untuk berbagi ide secara interaktif menggunakan catatan tempel, gambar, atau teks dalam satu ruang kerja digital. Contohnya, guru dapat mengarahkan diskusi kelompok tentang proyek penelitian sejarah, di mana setiap siswa dapat berkontribusi secara real-time tanpa batasan geografis.

Kedua: Mengajarkan Strategi Pemecahan Masalah secara Tim; Dalam sebuah proyek berbasis masalah, siswa dapat menggunakan Jamboard untuk memetakan solusi. Misalnya, siswa bisa membuat diagram alir tentang langkah-langkah penyelesaian masalah lingkungan, seperti pengelolaan limbah plastik. Guru berperan sebagai fasilitator untuk memastikan ide-ide yang dihasilkan relevan dan logis.

Ketiga: Meningkatkan Kreativitas melalui Visualisasi Ide; Jamboard menyediakan berbagai alat untuk menggambar, menyusun diagram, atau membuat mind map. Fitur ini dapat dimanfaatkan guru untuk melatih siswa berpikir kreatif. Contohnya, siswa diminta membuat storyboard tentang kampanye kesadaran kesehatan, melibatkan gambar, teks, dan simbol untuk menyampaikan pesan.

Keempat: Mendukung Pembelajaran Kolaboratif di Lingkungan Hybrid; Dengan Jamboard, guru dapat menyatukan siswa yang belajar di kelas fisik dan siswa yang belajar secara daring dalam satu ruang kolaboratif. Hal ini memungkinkan pembelajaran tetap inklusif meskipun terdapat kendala jarak. Misalnya, proyek sains dapat dikerjakan bersama oleh siswa di lokasi berbeda dengan memanfaatkan koneksi internet.

Keempat: Memperkuat Literasi Digital Guru dan Siswa; Penggunaan Jamboard membantu siswa memahami cara menggunakan alat berbasis cloud untuk kolaborasi. Guru juga mendapatkan manfaat dari pelatihan dan penerapan teknologi ini, meningkatkan kompetensinya di bidang pendidikan digital. Sebagai contoh, kepala sekolah dapat mengadakan lokakarya untuk guru muda dalam memanfaatkan Jamboard untuk pembelajaran interaktif.

Jamboard adalah alat revolusioner yang mendukung pendidikan kolaboratif di era digital. Dengan fitur interaktifnya, Jamboard memungkinkan siswa dan guru untuk meningkatkan keterampilan kolaborasi, pemecahan masalah, dan kreativitas, baik dalam lingkungan fisik maupun daring. Hal ini berimplikasi pada: Implikasi dan Rekomendasi: 1) Bagi Pemimpin Pendidikan: Kepala sekolah harus mendorong pelatihan bagi guru dalam memanfaatkan teknologi seperti Jamboard untuk pembelajaran interaktif. 2) Bagi Guru: Manfaatkan Jamboard untuk mengembangkan aktivitas kelas yang melibatkan kolaborasi digital, mendorong kreativitas, dan memperkuat literasi digital siswa 3) Bagi Tenaga Kependidikan: Pastikan infrastruktur teknologi seperti jaringan internet dan perangkat pendukung Jamboard tersedia di sekolah.

Kolaborasi yang efektif melalui Jamboard tidak hanya membekali siswa dengan keterampilan abad ke-21, tetapi juga mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan global, menuju Indonesia Emas 2045. Wallahu A'lam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun