Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

“Learning to Explore, Develop, and Serve”

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kolaborasi Pemangku Kepentinngan untuk Pendidikan Berkualitas

1 Januari 2025   14:15 Diperbarui: 1 Januari 2025   14:15 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Gema.UHAMKA, resedia di https://gema.uhamka.ac.id/2022/04/22/kolaborasi-kemendikbudristek-dan-pemangku-kebijakan-untuk-pemulihan-pembelajaran

Kolaborasi Pemangku Kepentingan untuk Pendidikan Berkualitas

Oleh: A. Rusdiana

Di era 5.0, pendidikan menghadapi tantangan besar untuk menyesuaikan diri dengan perubahan teknologi, sosial, dan ekonomi. Peran guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan, dan orang tua semakin krusial dalam menciptakan sistem pendidikan yang responsif terhadap kebutuhan masa depan. Namun, upaya ini sering terhambat oleh kesenjangan kompetensi, kurangnya sinergi antar pemangku kepentingan, dan minimnya implementasi kurikulum berbasis deep learning. Pendekatan behavior shaping, yang menekankan perubahan perilaku melalui kolaborasi dan umpan balik, serta fun learning, yang mengedepankan pembelajaran yang menarik dan relevan, menjadi dasar dalam menciptakan transformasi pendidikan yang efektif. Namun, ada kesenjangan antara teori dan praktik di lapangan. Oleh karena itu, tulisan ini bertujuan memberikan panduan bagi para pemangku kepentingan untuk bekerja sama dalam membangun pendidikan berkualitas yang inklusif dan berkelanjutan. Berikut elaborasi dari Kolaborasi Pemangku Kepentingan untuk Pendidikan Berkualitas: 

Pertama: Membangun Komunikasi Efektif Antar Pemangku Kepentingan; Kolaborasi yang sukses dimulai dengan komunikasi yang terbuka antara kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, dan orang tua. Diskusi rutin tentang kemajuan siswa, tantangan, dan kebutuhan pembelajaran dapat menjadi dasar untuk menciptakan solusi bersama. Misalnya, forum diskusi bulanan atau aplikasi komunikasi berbasis teknologi dapat digunakan untuk memfasilitasi interaksi.

Kedua: Mengembangkan Program Berbasis Komunitas; Program berbasis komunitas, seperti mentoring antar-sekolah atau kolaborasi dengan institusi teknologi, membantu menjembatani kesenjangan kompetensi di antara guru dan siswa. Contohnya, sekolah dapat bekerja sama dengan universitas atau lembaga teknologi untuk mengadakan pelatihan tentang kecakapan digital.

Ketiga: Menerapkan Kurikulum Deep Learning yang Adaptif; Kolaborasi antar pemangku kepentingan diperlukan untuk merancang dan mengimplementasikan kurikulum deep learning yang relevan. Kurikulum ini menekankan pada pengembangan keterampilan berpikir kritis, kreativitas, dan pemecahan masalah, yang mempersiapkan siswa menghadapi tantangan dunia nyata.

Keempat: Memanfaatkan Teknologi sebagai Alat Kolaborasi; Teknologi menjadi jembatan penting dalam kolaborasi pemangku kepentingan. Platform pembelajaran online, aplikasi manajemen kelas, dan alat evaluasi berbasis data dapat digunakan untuk memantau kemajuan siswa secara transparan. Teknologi juga memungkinkan kolaborasi lintas wilayah, memperluas akses dan partisipasi.

Kelima: Menanamkan Nilai-nilai Etika dan Karakter; Kolaborasi pemangku kepentingan tidak hanya berfokus pada akademik, tetapi juga pada penguatan karakter siswa. Orang tua, guru, dan kepala sekolah harus bersama-sama menanamkan nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, dan empati. Misalnya, program sekolah berbasis nilai-nilai Al-Qur'an, seperti refleksi dari Surah al-Hasyr ayat 18, dapat menjadi landasan dalam menciptakan generasi yang berkarakter.

Kolaborasi antar pemangku kepentingan merupakan kunci dalam menciptakan pendidikan berkualitas yang inklusif dan berkelanjutan. Melalui komunikasi efektif, program berbasis komunitas, kurikulum adaptif, pemanfaatan teknologi, dan penanaman nilai karakter, transformasi pembelajaran dapat diwujudkan secara sistematis. Berimplikasi pada Keberhasilan kolaborasi ini membutuhkan komitmen dari seluruh pihak, mulai dari kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, hingga orang tua, untuk menjalankan perannya masing-masing secara optimal. Dengan ini merekomendasikan kepada: 1) Para Kepala Sekolah: Fasilitasi pelatihan dan diskusi rutin yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan; 2) Untuk Guru: Aktif berpartisipasi dalam program kolaborasi lintas sekolah atau institusi teknologi untuk meningkatkan kompetensi; 3) Untuk Orang Tua: Berperan aktif dalam kegiatan sekolah dan memberikan dukungan moral kepada anak; 4) Untuk Pemerintah: Memberikan kebijakan yang mendukung kolaborasi lintas institusi dan menyediakan anggaran untuk pengembangan teknologi pendidikan.

Kolaborasi ini menjadi landasan penting dalam menghadapi tantangan era 5.0 dan menyongsong Indonesia Emas 2045 dengan generasi yang kompeten, berkarakter, dan siap bersaing di tingkat global. Wallahu A'lam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun