Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

“Learning to Explore, Develop, and Serve”

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mengidentifikasi Area Perbaikan Kurikulum untuk Era 5.0

30 Desember 2024   19:28 Diperbarui: 30 Desember 2024   19:28 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://lifestyle.suaramerdeka.com/edukasi/104413381053/mengapa-kita-perlu-mengidentifikasi-kebutuhan-belajar-murid

Mengidentifikasi Area Perbaikan Kurikulum untuk Era 5.0

Oleh: A. Rusdiana

Kurikulum pendidikan adalah pilar utama yang menentukan kualitas pembelajaran. Namun, di era 5.0 yang serba dinamis, tantangan muncul karena kebutuhan akan pembelajaran berbasis teknologi dan keterampilan kritis terus berkembang. Behavior Shaping menjadi pendekatan penting dalam pendidikan, di mana perilaku siswa dapat diarahkan melalui kurikulum yang mendukung pembelajaran progresif. Di sisi lain, Fun Learning menawarkan lingkungan belajar yang menyenangkan untuk meningkatkan daya serap siswa terhadap materi. Sayangnya, terdapat GAP antara desain kurikulum yang ada dan kebutuhan pembelajaran berbasis teknologi seperti deep learning. Dalam praktiknya, banyak siswa yang kesulitan pada topik tertentu, yang menunjukkan perlunya perbaikan kurikulum. Dengan analitik data, pendidik dapat mengidentifikasi area kurikulum yang membutuhkan perhatian khusus, memberikan solusi yang berbasis bukti. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan panduan bagi guru muda dan pemangku kepentingan pendidikan dalam memanfaatkan data analitik untuk memperbaiki kurikulum, menyongsong Indonesia Emas 2045. Berikut elaborasi dari  Mengidentifikasi Area Perbaikan Kurikulum untuk Era 5.0: 

Pertama: Analisis Hasil Belajar untuk Mengidentifikasi Kesenjangan Kurikulum; Data analitik dapat mengungkapkan area dalam kurikulum di mana siswa sering mengalami kesulitan. Informasi ini membantu pendidik memahami topik yang perlu diperbaiki. Contoh: Dalam kurikulum deep learning, data menunjukkan bahwa sebagian besar siswa gagal memahami konsep algoritma neural network. Tim pengembang kurikulum kemudian menyederhanakan penjelasan dan menambahkan lebih banyak contoh visual.

Kedua: Evaluasi Efektivitas Materi Pembelajaran; Data juga dapat menunjukkan seberapa efektif materi yang disajikan dalam membantu siswa mencapai tujuan belajar. Dengan demikian, materi yang kurang efektif dapat diperbarui atau diganti. Contoh: Dalam pelajaran matematika, data menunjukkan bahwa video pembelajaran memiliki tingkat pemahaman siswa yang lebih tinggi dibandingkan dengan buku teks. Guru kemudian mengintegrasikan lebih banyak media visual dalam pengajaran.

Ketiga: Meningkatkan Relevansi Kurikulum dengan Kebutuhan Era 5.0; Kurikulum harus disesuaikan dengan kebutuhan keterampilan masa depan, seperti pemrograman, analitik data, dan kemampuan berpikir kritis. Data dari analisis tren global dapat digunakan untuk menentukan kompetensi yang harus ditambahkan. Contoh:Sekolah menambahkan modul coding dasar ke dalam kurikulum setelah data menunjukkan meningkatnya kebutuhan akan keterampilan ini di dunia kerja.

Keempat: Pemantauan Performa Siswa secara Real-Time; Platform pembelajaran digital memungkinkan pemantauan performa siswa secara real-time, membantu pendidik mengidentifikasi topik yang perlu diperbaiki lebih cepat. Contoh: Guru menggunakan platform pembelajaran online untuk memantau kemajuan siswa dalam waktu nyata. Ketika banyak siswa gagal dalam kuis tentang pemahaman bacaan, guru segera memberikan penjelasan tambahan.

Kelima: Pengembangan Ulang Kurikulum Berdasarkan Masukan Stakeholder; Pemangku kepentingan, termasuk guru, siswa, dan orang tua, dapat memberikan masukan yang berharga untuk menyempurnakan kurikulum. Data dari survei dan diskusi kelompok dapat digunakan untuk mengembangkan kurikulum yang lebih baik. Contoh:
Setelah menerima masukan dari survei orang tua bahwa kurikulum terlalu teoretis, sekolah menambahkan proyek berbasis praktik untuk meningkatkan keterampilan siswa.

Mengidentifikasi area perbaikan kurikulum dengan bantuan data analitik adalah langkah strategis untuk menjawab tantangan pendidikan era 5.0. Pendekatan ini memungkinkan pengembangan kurikulum yang lebih adaptif, relevan, dan berbasis kebutuhan siswa serta dunia kerja. Berimplikasi Kepada: 1) Para Kepala Sekolah/Pimpinan: Libatkan tim pengembang kurikulum dalam pelatihan analisis data untuk memaksimalkan manfaat teknologi pembelajaran; 2) Guru/Dosen: Gunakan platform digital untuk memantau hasil belajar siswa dan memberikan masukan untuk pengembangan kurikulum; 3)  Pemerintah: Kembangkan kebijakan yang mendukung penggunaan teknologi analitik dalam evaluasi kurikulum nasional.

Dengan langkah-langkah ini, sistem pendidikan Indonesia dapat menciptakan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan era 5.0 dan mendukung visi Indonesia Emas 2045. Wallahu A'lam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun