Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

“Learning to Explore, Develop, and Serve”

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mengukur Kenerhasilan Melalui Evaluasi Berbasis Data untuk Pendidikan berkualitas

28 Desember 2024   23:01 Diperbarui: 28 Desember 2024   23:05 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: AICI-Umg, tersedia di https://aici-umg.com/article/evaluasi-otomatis-dengan-ai

Mengukur Keberhasilan melalui Evaluasi Berbasis Data untuk Pendidikan Berkualitas

Oleh: A. Rusdiana

Menghadapi era 5.0, pendidikan di Indonesia perlu didukung oleh pendekatan berbasis data untuk memastikan keberhasilan program pembelajaran dan pengembangan. Tantangan kolaboratif di sekolah menjadi salah satu inovasi yang mampu mengintegrasikan teori Behavior Shaping yang menekankan pada penguatan perilaku positif dengan pendekatan Fun Learning, yang mengutamakan suasana pembelajaran menyenangkan. Namun, banyak sekolah masih menghadapi kesenjangan dalam mengevaluasi efektivitas program, terutama karena kurangnya alat yang sistematis untuk pengukuran hasil. Tulisan ini menyoroti pentingnya evaluasi berbasis data dalam memastikan keberhasilan tantangan kolaboratif, baik untuk guru muda maupun pemangku kepentingan pendidikan lainnya, guna menyongsong Indonesia Emas 2045. Berikut elaborasi dari Mengukur Keberhasilan melalui Evaluasi Berbasis Data untuk Pendidikan Berkualitas:

Pembahasan

Pertama: Sistem Leaderboard untuk Mengukur Pencapaian Tim dan Individu; Leaderboard menyediakan metrik kuantitatif yang mencatat pencapaian setiap individu dan tim dalam tantangan kolaboratif. Indikator seperti kecepatan penyelesaian tugas, jumlah kontribusi, dan keselarasan dengan tujuan proyek dapat diukur secara transparan.Contoh: Dalam proyek penyusunan program tahunan sekolah, leaderboard mencatat jumlah ide yang dikontribusikan oleh setiap guru dan keberhasilannya dalam diterapkan.

Kedau: Wawancara Reflektif sebagai Pendekatan Kualitatif; Selain metrik kuantitatif, wawancara reflektif dengan peserta memungkinkan pemahaman lebih dalam tentang pengalaman mereka. Hal ini membantu mengidentifikasi hambatan dan peluang untuk peningkatan di masa depan.Contoh: Setelah tantangan selesai, guru muda dapat diwawancarai mengenai tantangan dalam kolaborasi lintas bidang dan rekomendasi untuk tantangan berikutnya.

Ketiga: Analisis Data untuk Merancang Program yang Lebih Efektif; Data yang dikumpulkan melalui leaderboard dan wawancara reflektif dapat dianalisis untuk menemukan pola atau kesenjangan yang memengaruhi keberhasilan program. Contoh: Jika data menunjukkan bahwa mayoritas peserta kesulitan memahami peran spesifik mereka, pelatihan tambahan dapat dirancang untuk tantangan berikutnya.

Keempat: Menghubungkan Evaluasi dengan Tujuan Kurikulum Deep Learning; Evaluasi berbasis data membantu memastikan bahwa tantangan kolaboratif selaras dengan tujuan Kurikulum Deep Learning, yaitu mendorong pembelajaran mendalam melalui kolaborasi dan pemecahan masalah nyata. Contoh: Dalam tantangan yang melibatkan pengelolaan proyek lingkungan, data keberhasilan digunakan untuk mengevaluasi sejauh mana peserta memahami konsep keberlanjutan.

Kelima: Penghargaan dan Umpan Balik untuk Memotivasi Perbaikan; Memberikan penghargaan berbasis data, seperti "Kontributor Terbaik" atau "Tim Paling Efektif," dapat meningkatkan motivasi peserta. Umpan balik juga harus diberikan dalam bentuk rekomendasi yang konkret. Contoh: Guru yang memiliki kontribusi signifikan dalam tantangan diberi penghargaan sertifikat, sementara umpan balik tim disampaikan melalui laporan evaluasi tertulis.

Singkat kata, Evaluasi berbasis data memberikan gambaran komprehensif tentang keberhasilan tantangan kolaboratif di dunia pendidikan. Dengan menggabungkan data kuantitatif dan wawancara reflektif, program dapat terus disempurnakan untuk mendukung Kurikulum Deep Learning dan mempersiapkan generasi emas Indonesia. Hal itu, berimplikasi kepada: 1) Kepala sekolah dan pimpinan: Dapat memanfaatkan data evaluasi untuk mendesain program pendidikan yang lebih efektif; 2) Guru muda dan tendik: Mendapatkan wawasan untuk pengembangan diri melalui umpan balik berbasis data; 3) Pembuat kebijakan: Mendorong adopsi pendekatan evaluasi berbasis data di sekolah sebagai standar nasional. Dengan ini merekomendasikan bahwa: 1) Mengembangkan sistem leaderboard yang user-friendly dan mudah diakses; 2) Menyediakan pelatihan bagi pendidik untuk mengelola dan menganalisis data evaluasi; 3) Melakukan kajian berkala untuk menyesuaikan tantangan dengan kebutuhan pembelajaran di era 5.0.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun