Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

“Learning to Explore, Develop, and Serve”

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Deep Learning Model Paul Ramsdem: Solusi Inovatif Membangun Pendidikan di Era 5.0

18 Desember 2024   17:54 Diperbarui: 18 Desember 2024   18:02 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Linkedin; tersedis di https://www.linkedin.com/authwall? Paul Ramsden CEng MIET - Programme Manager (dimodifikasi) 

Deep Learning Model Paul Ramsdem: Solusi Inovatif Membangun Pendidikan di Era 5.0

Oleh: A. Rusdiana

Transformasi menuju era 5.0 membawa tantangan baru di dunia pendidikan, terutama dalam mempersiapkan generasi muda yang adaptif terhadap perubahan. Calon manajer pendidikan tidak hanya dituntut menguasai teori, tetapi juga memiliki kemampuan berpikir kritis dan memecahkan masalah kompleks secara inovatif. Sayangnya, banyak institusi pendidikan di Indonesia masih terpaku pada pendekatan tradisional berbasis hafalan yang tidak relevan dengan kebutuhan zaman. Paul Ramsden (1992) menawarkan pendekatan deep learning, yang menekankan pemahaman mendalam, integrasi pengetahuan, dan pembelajaran berbasis kolaborasi. Model ini menjadi fondasi penting untuk mencetak talenta muda unggul yang siap menghadapi tuntutan era 5.0 sekaligus menyongsong visi Indonesia Emas 2045. Tulisan ini akan mengelaborasi konsep deep learning model Paul Ramsden serta memberikan rekomendasi strategis untuk implementasinya dalam konteks pendidikan calon manajer pemanku kepentingan pendidikan, diantaranya:

Pertama; Pemahaman Mendalam: Mengasah Kemampuan Analisis dan Sintesis; Deep learning mengedepankan eksplorasi kritis terhadap ide-ide utama, membangun hubungan antar-konsep, dan memahami inti materi secara mendalam. Calon manajer pendidikan perlu diajak untuk mengaplikasikan teori manajemen pendidikan, kebijakan, dan kepemimpinan dalam skenario nyata, bukan sekadar menghafalnya. Implementasi Praktis: 1) Memberikan studi kasus berbasis masalah nyata di sektor pendidikan; 2) Menggunakan pendekatan simulasi untuk melatih pengambilan keputusan strategis; 3) Mendorong refleksi kritis terhadap kebijakan pendidikan melalui diskusi terarah.

Kedua: Integrasi Pengetahuan: Meningkatkan Relevansi dan Kreativitas; Dengan menghubungkan pengetahuan baru dengan pengalaman sebelumnya, deep learning meningkatkan relevansi pembelajaran. Calon manajer pendidikan yang mampu memadukan teori dan praktik akan memiliki kapasitas lebih besar dalam menghadirkan solusi kreatif untuk tantangan pendidikan. Implementasi Praktis: 1) Mengintegrasikan program magang di lembaga pendidikan untuk memperkaya pengalaman praktis; 2) Mengadakan workshop interdisipliner yang melibatkan isu-isu terkini dalam pendidikan; 3) Membangun proyek lintas mata pelajaran yang relevan dengan kebutuhan lokal.

Ketiga: Pembelajaran Berbasis Kolaborasi: Menciptakan Pemimpin Inovatif; Kolaborasi menjadi elemen kunci dalam model deep learning. Melalui diskusi kelompok, proyek bersama, dan pemecahan masalah, calon manajer pendidikan dapat belajar bekerja dalam tim, berbagi perspektif, dan menghasilkan solusi inovatif yang aplikatif. Implementasi Praktis: 1) Membentuk tim lintas disiplin untuk menyelesaikan tantangan pendidikan; 2) Menggunakan teknologi digital untuk mendukung kolaborasi jarak jauh; 3) Mengembangkan platform pembelajaran berbasis proyek seperti flipped classroom.

Model deep learning Paul Ramsden menawarkan pendekatan yang relevan untuk membangun talenta muda calon manajer pendidikan di era 5.0. Dengan fokus pada pemahaman mendalam, integrasi pengetahuan, dan kolaborasi, pendekatan ini dapat menciptakan generasi pemimpin yang kompeten, kreatif, dan siap menghadapi tantangan global. untuk hal itu, para Pemangku Kepentingan pendidikan, sekatinya selalu berupaya: 1) Pimpinan Institusi Pendidikan: Mengintegrasikan deep learning ke dalam kurikulum pengembangan manajerial; 2) Guru/Dosen: Menggunakan metode pembelajaran aktif berbasis studi kasus dan kolaborasi; 3) Tendik: Mendukung pelaksanaan pembelajaran dengan teknologi dan fasilitas yang memadai; 4) Pemerintah: Memberikan dukungan kebijakan dan insentif bagi institusi yang menerapkan pendekatan ini.

Dengan kolaborasi seluruh pemangku kepentingan, Indonesia dapat mencetak generasi calon manajer pendidikan yang unggul, mewujudkan Indonesia Emas 2045, dan menghadapi era 5.0 dengan penuh optimisme. Wallahu A'lam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun