Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

“Learning to Explore, Develop, and Serve”

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Integrasi Pembelajaran Formal dan Non Formal: Pilar Menuju Indonesia Emas 2045

12 Desember 2024   20:39 Diperbarui: 12 Desember 2024   20:39 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Doc. Kiriman Meomen Persiapan sebelum Kegiatan dimulainya Kegiatan Penilaian Akhir Semester (PAS) Paket C. PKBM Tresna Bhakti Desa Cinyasag Kec. Panawangan Kab. Ciamis Provisi Jawa Barat . 12 Dsember 2024

Integrasi Pembelajaran Formal dan Nonformal: Pilar Menuju Indonesia Emas 2045

Oleh: A. Rusdiana

Indonesia menghadapi tantangan besar dalam mempersiapkan generasi muda untuk menyongsong era 5.0 dan Indonesia Emas 2045. Tantangan ini mencakup kesenjangan akses pendidikan, relevansi keterampilan, dan kualitas pembelajaran. Pendidikan formal, yang berorientasi pada kurikulum akademik, seringkali kurang mampu menjawab kebutuhan keterampilan hidup. Di sisi lain, pendidikan nonformal, seperti program Paket C di PKBM Tresna Bhakti, menawarkan pendekatan holistik yang relevan dengan kebutuhan masyarakat. Menurut teori pembelajaran holistik, integrasi pendidikan formal dan nonformal dapat menciptakan pembelajaran yang lebih utuh. Namun, kesenjangan antara kedua sistem ini masih menjadi hambatan. GAP ini menuntut adanya strategi untuk menyelaraskan kedua pendekatan dalam menciptakan talenta muda yang adaptif, inovatif, dan siap menghadapi tantangan global. Oleh karena itu, tulisan ini bertujuan untuk mengelaborasi pentingnya integrasi pembelajaran formal dan nonformal sebagai alternatif menuju Indonesia Emas 2045. Berikut lima Pilar Integrasi Pembelajaran Formal dan Nonformal: Pilar Menuju Indonesia Emas 2045:

Pertama: Sinergi Kurikulum Akademik dan Keterampilan Hidup Kolaborasi antara pendidikan formal dan nonformal memungkinkan penggabungan kurikulum berbasis akademik dengan keterampilan hidup. Program seperti Paket C di PKBM Tresna Bhakti, Desa Cinyasag, mengajarkan keterampilan praktis seperti kewirausahaan, komunikasi, dan manajemen waktu. Dengan integrasi ini, peserta didik tidak hanya lulus dengan ijazah, tetapi juga memiliki bekal untuk menghadapi dunia kerja.

Kedua: Peningkatan Akses Pendidikan untuk Semua Pendidikan nonformal membuka peluang bagi masyarakat yang kurang terjangkau oleh sistem formal. Di daerah seperti Kecamatan Panawangan, program seperti PAS Paket C menjembatani kesenjangan akses pendidikan. Kolaborasi ini menjadi solusi inklusif untuk meningkatkan partisipasi pendidikan dan mengurangi angka putus sekolah.

Ketiga: Mendorong Pembelajaran Berbasis Proyek dan Teknologi Era 5.0 menuntut pembelajaran yang berbasis proyek dan teknologi. Pendidikan nonformal seringkali lebih fleksibel dalam mengadopsi pendekatan ini, sementara pendidikan formal menyediakan kerangka teori yang kuat. Dengan mengintegrasikan keduanya, peserta didik dapat belajar melalui praktik nyata, seperti proyek komunitas atau simulasi berbasis teknologi.

 

Sumber: Doc. Kiriman Meomen seorang tutor sedang Simulasi Pengerjaan Soal pada Persiapan sebelum Kegiatan dimulainya Kegiatan Penilaian Akhir Semester (PAS) Paket C. PKBM Tresna Bhakti Desa Cinyasag Kec. Panawangan Kab. Ciamis Provisi Jawa Barat . 12 Dsember 2024
Sumber: Doc. Kiriman Meomen seorang tutor sedang Simulasi Pengerjaan Soal pada Persiapan sebelum Kegiatan dimulainya Kegiatan Penilaian Akhir Semester (PAS) Paket C. PKBM Tresna Bhakti Desa Cinyasag Kec. Panawangan Kab. Ciamis Provisi Jawa Barat . 12 Dsember 2024

 

Keempat: Membangun Karakter dan Soft Skills Pendidikan formal cenderung berfokus pada kognitif, sementara pendidikan nonformal menitikberatkan pada pengembangan karakter dan soft skills. Dalam program Paket C, peserta didik diajarkan nilai-nilai seperti disiplin, kerja sama, dan kepemimpinan. Sinergi ini penting untuk mencetak generasi muda yang berintegritas dan mampu menjadi manajer pendidikan di masa depan.

Kelima: Kontribusi pada Kebijakan Pendidikan Nasional Integrasi pendidikan formal dan nonformal harus menjadi bagian dari kebijakan nasional. Pemerintah dapat mengadopsi model seperti PKBM Tresna Bhakti untuk diimplementasikan secara lebih luas. Pendekatan ini juga sejalan dengan agenda pembangunan berkelanjutan (SDGs), khususnya pada tujuan keempat, yaitu pendidikan berkualitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun