Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

“Learning to Explore, Develop, and Serve”

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Penguatan Demokrasi Melalui Pilkada Serentak: Peran Generasi Emas 2045

27 November 2024   18:17 Diperbarui: 27 November 2024   22:14 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dok. Suasana di TPS. 19 Cipdung-Kec. Cibiru Kota Bandung Prov. Jawa Barat. Selesai Perhitungan Suara Gubernur Jabar (Rabu. 26/11/2024 15.40)

Penguatan Demokrasi Melalui Pilkada Serentak: Peran Generasi Z Menuju Indonesia Emas 2045

Oleh: A. Rusdiana

Pilkada Serentak 2024 mencerminkan tonggak penting dalam perjalanan demokrasi Indonesia. Sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, Indonesia terus berupaya mengonsolidasikan nilai-nilai demokrasi dalam proses politiknya. Salah satu elemen kunci keberhasilan demokrasi adalah partisipasi masyarakat, khususnya Generasi Z, yang kini mulai memasuki usia produktif dan menjadi pemilih aktif. Namun, tantangan yang dihadapi adalah minimnya kesadaran politik generasi muda dan rendahnya tingkat pengawasan terhadap pemimpin yang terpilih. Kondisi ini menciptakan kesenjangan antara potensi demokrasi dan realitas yang ada. Oleh karena itu, penguatan demokrasi melalui edukasi politik menjadi langkah penting untuk memastikan generasi ini tidak hanya memilih, tetapi juga memahami peran strategis mereka dalam menjaga akuntabilitas pemimpin dan memperkuat sistem demokrasi. Untuk lebih jelasnya mari kita  break-down satu-persatu:

Pertama: Pilkada sebagai Wadah Partisipasi Aktif; Pilkada Serentak memberikan kesempatan bagi masyarakat, terutama Generasi Z, untuk terlibat langsung dalam menentukan arah pembangunan daerah. Dengan partisipasi aktif, Generasi Z dapat menyadari bahwa suara mereka memiliki dampak nyata pada masa depan daerah mereka. Edukasi politik melalui media sosial, forum diskusi, dan komunitas pemuda dapat mendorong mereka untuk berperan lebih aktif, bukan hanya sebagai pemilih, tetapi juga sebagai agen perubahan.

Kedua: Mengembangkan Kesadaran Politik; Kesadaran politik menjadi fondasi bagi demokrasi yang kuat. Pilkada adalah kesempatan untuk mengedukasi Generasi Z tentang pentingnya memahami visi-misi kandidat, menilai rekam jejak, dan memilih berdasarkan kualitas, bukan popularitas. Hal ini dapat dilakukan melalui seminar, kampanye digital, dan penyediaan akses informasi yang transparan.

Ketiga: Budaya Pengawasan sebagai Pilar Akuntabilitas; Generasi Z tidak hanya berperan dalam memilih, tetapi juga sebagai pengawas demokrasi. Dengan kemampuan teknologi yang dimiliki, mereka dapat memanfaatkan platform daring untuk memantau pelaksanaan janji kampanye para pemimpin terpilih. Keterlibatan ini akan memperkuat akuntabilitas, memastikan bahwa kepemimpinan berjalan sesuai dengan harapan masyarakat.

Keempat: Membangun Integritas Pemimpin melalui Transparansi; Proses pemilu yang terbuka dan transparan membantu Generasi Z memahami pentingnya integritas dalam kepemimpinan. Melalui partisipasi dalam penghitungan suara, pelaporan kecurangan, atau diskusi publik tentang proses pemilu, mereka dapat belajar untuk mengedepankan kejujuran dan etika dalam politik.

Kelima: Generasi Z sebagai Penggerak Demokrasi Masa Depan; Sebagai digital natives, Generasi Z memiliki akses luas terhadap informasi global dan jaringan sosial. Hal ini membuat mereka berada pada posisi strategis untuk menjadi penggerak demokrasi yang lebih inklusif dan berkeadilan. Dengan membangun kesadaran politik sejak dini, mereka dapat memainkan peran penting dalam menciptakan sistem politik yang lebih kuat dan responsif terhadap tantangan era 5.0 dan visi Indonesia Emas 2045.

Pilkada Serentak 2024 adalah momentum penting untuk memperkuat demokrasi Indonesia melalui keterlibatan aktif Generasi Z. Peran mereka tidak hanya dalam memilih, tetapi juga dalam mengawasi jalannya demokrasi, memastikan transparansi, dan membangun akuntabilitas pemimpin. Untuk hal itu, perlu diupayakan, antara lain: 1) Integrasi Edukasi Politik ke dalam kurikulum pendidikan; 2) Mengadakan pelatihan dan diskusi politik berbasis digital untuk generasi muda; 3) Mendorong keterlibatan Generasi Z dalam kegiatan sosial-politik sebagai bentuk pembelajaran langsung; 4) Mengoptimalkan teknologi digital untuk mengawasi pelaksanaan demokrasi; 5) Memfasilitasi partisipasi Generasi Z dalam forum pengawasan politik, seperti penghitungan suara atau debat kandidat.

Dengan langkah strategis ini, Generasi Z dapat menjadi garda terdepan dalam membangun demokrasi yang matang, inklusif, dan berkelanjutan menuju Indonesia Emas 2045. Wallahu A'lam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun