Keempat: Penekanan pada Nilai Kebersamaan dan Kolaborasi; Pemimpin Gen Z harus mampu mendorong kerja sama lintas generasi, budaya, dan disiplin. Langkah-langkah yang dapat diterapkan: 1) Mengadakan program team building yang menekankan pentingnya saling percaya. 2) Menanamkan semangat gotong-royong sebagai ciri khas budaya Indonesia. 3) Mendorong partisipasi aktif dalam proyek kolaboratif berbasis komunitas.
Kelima: Evaluasi Kinerja Kepemimpinan Berbasis Nilai : Evaluasi kinerja tidak hanya mengukur hasil tetapi juga proses dan dampaknya terhadap orang lain. Parameter evaluasi dapat meliputi: 1) Tingkat kepuasan tim terhadap gaya kepemimpinan. 2) Peningkatan kesejahteraan sosial dalam tim atau komunitas. 3) Indikator keberhasilan kolaborasi dan partisipasi.
Singkatnya, kepemimpinan berbasis nilai kemanusiaan adalah fondasi utama dalam menghadapi era 5.0. Dengan menanamkan kemampuan komunikasi empati, pengambilan keputusan etis, dan penyelesaian konflik berbasis nilai, Gen Z dapat menjadi pemimpin yang transformatif sekaligus menjaga kohesi sosial.Â
Dengan ini merekomendasikan bahwa: 1) Lembaga pendidikan dan komunitas harus memasukkan pelatihan kepemimpinan berbasis nilai kemanusiaan dalam kurikulum. 2) Pemerintah perlu mendukung program-program pengembangan kepemimpinan untuk pemuda melalui pelatihan intensif dan berkelanjutan. 3) Perusahaan dan organisasi wajib menerapkan evaluasi kinerja berbasis nilai untuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan adil.
Dengan pendekatan ini, Indonesia dapat melahirkan pemimpin-pemimpin yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki jiwa kemanusiaan yang mendalam, siap membawa bangsa menuju kejayaan Indonesia Emas 2045. Wallahu A'lam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI