Riset Sosial untuk Memahami Tantangan Kompleks di Era 5.0: Mempersiapkan Talenta Muda untuk Indonesia Emas 2045
Oleh: A. Rusdiana
Di era Society 5.0, Indonesia menghadapi tantangan yang semakin kompleks, mulai dari ketimpangan sosial, perubahan iklim, hingga digitalisasi yang pesat. Generasi muda perlu memahami bahwa masalah sosial tidak hanya tampak di permukaan, tetapi melibatkan berbagai faktor yang saling berkaitan.
Namun, di tengah tantangan ini, riset sosial dapat menjadi alat yang sangat kuat. Melalui riset sosial, pemahaman menyeluruh terhadap tantangan yang kompleks bisa dicapai, sehingga inovasi sosial yang dirancang dapat berkelanjutan dan berdampak luas.
Oleh karena itu, tulisan ini menyoroti pentingnya riset sosial bagi generasi muda untuk mengidentifikasi akar masalah sosial sebagai langkah dalam mempersiapkan diri menghadapi era 5.0 dan menyongsong Indonesia Emas 2045. Berikut adalah beberapa Konten untuk Riset Sosial untuk Memahami Tantangan Kompleks di Era 5.0: Mempersiapkan Talenta Muda untuk Indonesia Emas 2045:
Pertama: Mengidentifikasi Akar Masalah Sosial; Dalam banyak kasus, permasalahan sosial yang dihadapi sering kali bersifat sistemik dan melibatkan berbagai faktor, seperti ekonomi, budaya, dan politik. Melalui riset sosial yang mendalam, talenta muda dapat menggali informasi untuk menemukan akar masalah yang sebenarnya.
Sebagai contoh, masalah kemiskinan seringkali dihubungkan dengan akses pendidikan, peluang kerja, dan ketimpangan ekonomi. Dengan riset yang komprehensif, mereka dapat memahami faktor-faktor penyebabnya dan menciptakan solusi yang tepat sasaran, bukan sekadar solusi permukaan.
Kedua: Mengembangkan Perspektif Holistik; Riset sosial membantu talenta muda untuk melihat permasalahan secara holistik. Melalui pendekatan ini, mereka bisa melihat bagaimana berbagai faktor saling mempengaruhi dan bagaimana satu solusi dapat berdampak pada aspek lainnya.
Misalnya, dalam menangani isu kesehatan mental, pemahaman yang komprehensif terkait kondisi sosial, budaya, dan ekonomi perlu dipertimbangkan untuk menciptakan pendekatan yang lebih manusiawi dan efektif.
Ketiga: Merancang Inovasi Sosial yang Berdampak Jangka Panjang; Dengan pemahaman yang mendalam mengenai akar permasalahan, talenta muda dapat merancang inovasi yang tidak hanya menyelesaikan masalah jangka pendek, tetapi juga memperbaiki kondisi di masa mendatang. Sebagai contoh, program literasi digital di desa-desa terpencil bukan hanya memberikan akses teknologi, tetapi juga meningkatkan keterampilan masyarakat sehingga mereka bisa beradaptasi dengan dunia kerja digital.