Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

“Learning to Explore, Develop, and Serve”

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Santri Sebagai Pemimpin Masa Depan yang Menjaga Kebhinekaan: Membangun Indonesia Emas 2045

22 Oktober 2024   20:40 Diperbarui: 22 Oktober 2024   20:46 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Santri sebagai Pemimpin Masa Depan yang Menjaga Kebhinekaan: Membangun Indonesia Emas 2045

Oleh: A. Rusdiana

Indonesia dikenal sebagai negara dengan keragaman budaya, suku, agama, dan bahasa. Namun, di tengah kemajemukan ini, menjaga persatuan dan kebhinekaan menjadi tantangan yang tidak mudah. Santri, dengan latar belakang pendidikan yang berakar pada nilai-nilai agama dan sosial di pesantren, memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin masa depan yang mampu menjaga persatuan di tengah perbedaan. Pendidikan pesantren mengajarkan nilai-nilai kebhinekaan, toleransi, dan kepemimpinan yang integral, yang penting bagi kemajuan bangsa. Teori tentang kepemimpinan menyatakan bahwa pemimpin yang memiliki integritas moral, wawasan kebangsaan, dan kepekaan sosial cenderung lebih berhasil dalam memimpin masyarakat yang beragam. Dalam konteks ini, santri dibentuk untuk memiliki kualitas-kualitas tersebut. GAP yang saat ini terjadi adalah kurangnya program yang mengintegrasikan santri ke dalam ruang publik dan kepemimpinan nasional dengan memadai. Oleh karena itu, tulisan ini penting untuk menggarisbawahi peran santri dalam menjaga kebhinekaan sekaligus membangun bangsa menuju Indonesia Emas 2045. Berikut adalah lima konten dari Santri sebagai Pemimpin Masa Depan yang Menjaga Kebhinekaan: 

Pertama: Pendidikan Pesantren: Fondasi Nilai Kebhinekaan dan Kepemimpinan;
Pendidikan pesantren menekankan nilai-nilai moral dan etika yang kuat. Santri diajarkan untuk menghargai perbedaan dan menjunjung tinggi persatuan, yang merupakan pondasi utama dalam menjaga kebhinekaan. Nilai-nilai ini memberikan dasar yang kuat bagi santri untuk menjadi pemimpin yang inklusif dan terbuka terhadap semua golongan, siap menghadapi tantangan dalam memimpin masyarakat yang beragam.

Kedua: Wawasan Kebangsaan Santri: Memperkuat Persatuan di Tengah Keberagaman; Santri perlu dibekali dengan wawasan kebangsaan yang mendalam. Pendidikan di pesantren sudah mempersiapkan santri dengan pemahaman akan pentingnya persatuan dalam menjaga keutuhan bangsa. Pemahaman ini harus diperkuat melalui pelatihan khusus dan program nasional yang memfokuskan pada peningkatan kemampuan kepemimpinan dan wawasan kebhinekaan. Hal ini penting agar santri tidak hanya memahami konsep kebangsaan secara teoritis, tetapi juga mampu menerapkannya dalam konteks kehidupan nyata.

Ketiga: Keterampilan Kepemimpinan Inklusif; Di dunia yang semakin terhubung dan kompleks, keterampilan kepemimpinan yang inklusif menjadi kunci keberhasilan. Santri harus dilatih untuk menjadi pemimpin yang mampu mendengarkan dan merangkul semua kelompok masyarakat, tanpa memandang latar belakang suku, agama, atau status sosial. Dengan pendekatan kepemimpinan inklusif, santri akan mampu menciptakan solusi yang adil dan merata bagi semua lapisan masyarakat, khususnya di tengah tantangan global. 

Keempat: Adaptasi Terhadap Tantangan Global; Seiring dengan perkembangan global yang pesat, santri perlu dipersiapkan untuk menghadapi tantangan-tantangan baru yang muncul. Perubahan teknologi, dinamika sosial, dan tantangan ekonomi memerlukan pemimpin yang fleksibel dan mampu beradaptasi dengan cepat. Santri yang memiliki wawasan global dan keterampilan kepemimpinan yang kuat akan lebih siap menghadapi perubahan ini, serta mampu menjaga nilai-nilai kebhinekaan di tengah perkembangan zaman.

Kelima: Peran Aktif Santri dalam Mewujudkan Indonesia Emas 2045
Indonesia Emas 2045 menandai 100 tahun kemerdekaan Indonesia, di mana negara ini diharapkan menjadi salah satu kekuatan ekonomi dan politik global. Santri, dengan latar belakang pendidikan yang kuat dalam hal moralitas dan kebangsaan, memiliki potensi besar untuk berkontribusi dalam mewujudkan visi ini. 

Dengan peran aktif dalam berbagai sektor, mulai dari politik hingga ekonomi, santri bisa menjadi motor penggerak utama yang menjaga persatuan dan kebhinekaan di tengah perjalanan menuju Indonesia Emas. Santri memiliki modal yang kuat untuk menjadi pemimpin masa depan yang menjaga kebhinekaan. Dengan pendidikan yang menekankan nilai-nilai moral, kebangsaan, dan kepemimpinan, santri siap berkontribusi dalam membangun Indonesia yang lebih inklusif dan bersatu. 

Untuk mengoptimalkan potensi ini, diperlukan program pelatihan yang terfokus pada penguatan wawasan kebangsaan dan keterampilan kepemimpinan santri, serta integrasi yang lebih besar dengan ruang publik. Dengan demikian, santri dapat menjadi ujung tombak dalam menjaga persatuan bangsa dan mewujudkan Indonesia Emas 2045. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun