Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

“Learning to Explore, Develop, and Serve”

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Membangun Komunikasi Dua Arah antar Guru dan Siswa: Kunci Inklusi dalam Pendidikan untuk Indonesia Emas 2045

18 Oktober 2024   16:04 Diperbarui: 18 Oktober 2024   17:28 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber:Indonesia, tersedia di https://www.indonesiana.id/read/156004/komunikasi-dua-arah-untuk-pembelajaran-daring-lebih-baik

Membangun Komunikasi Dua Arah antara Guru dan Siswa: Kunci Inklusivitas dalam Pendidikan untuk Indonesia Emas 2045

Oleh: A. Rusdiana

Dalam era digital yang semakin berkembang, pendidikan memerlukan pendekatan yang inklusif dan dinamis. Komunikasi antara guru dan siswa menjadi salah satu faktor utama dalam menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, terutama dalam konteks pembelajaran jarak jauh dan digital. Teori pendidikan modern menekankan pentingnya komunikasi dua arah yang aktif, di mana siswa diberikan ruang untuk menyampaikan masukan dan kebutuhan mereka. Namun, dalam praktiknya, seringkali komunikasi ini masih didominasi oleh guru, sehingga siswa kurang terlibat secara aktif. GAP ini menghambat pengembangan talenta muda, terutama dalam aspek keterampilan komunikasi dan kepercayaan diri. Tulisan ini penting karena membahas bagaimana komunikasi dua arah dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan membangun talenta muda yang lebih adaptif, inovatif, dan siap berkontribusi bagi Indonesia Emas 2045. Berikut adalah lima cara operasional dari Membangun Komunikasi Dua Arah antara Guru dan Siswa: Kunci Inklusivitas dalam Pendidikan untuk Indonesia Emas 2045:

Pertama: Menciptakan Ruang untuk Mendengarkan Siswa; Komunikasi dua arah dimulai dengan menciptakan ruang di mana siswa merasa nyaman untuk berbicara. Guru perlu secara proaktif membuka forum diskusi atau menggunakan alat komunikasi seperti grup pesan atau sesi tanya jawab dalam kelas. Ini memungkinkan siswa untuk menyampaikan kebutuhan mereka, baik terkait tugas, materi yang sulit dipahami, atau masalah teknis seperti akses internet. Dengan mendengarkan secara aktif, guru dapat lebih memahami kondisi masing-masing siswa dan menyesuaikan pendekatan pengajaran agar lebih relevan dan inklusif.

Kedua: Penggunaan Teknologi untuk Meningkatkan Interaksi; Pembelajaran digital membuka peluang besar untuk meningkatkan komunikasi antara guru dan siswa. Platform seperti email, grup pesan, atau video call dapat digunakan untuk memberikan feedback cepat dan langsung, sehingga siswa merasa lebih terhubung dengan guru. Dalam situasi di mana komunikasi tatap muka terbatas, teknologi memungkinkan interaksi yang lebih fleksibel dan dapat diakses kapan saja. Guru perlu memaksimalkan penggunaan teknologi ini agar komunikasi tidak hanya berjalan satu arah, tetapi juga memungkinkan siswa untuk aktif berpartisipasi.

Ketiga: Memberikan Umpan Balik yang Membangun; Umpan balik (feedback) adalah bagian penting dari komunikasi dua arah. Guru harus memberikan feedback yang konstruktif dan membangun pada setiap tugas atau diskusi kelas, bukan hanya sekedar penilaian angka. Dengan memberikan masukan yang konkret, guru tidak hanya membantu siswa untuk memperbaiki kesalahan mereka, tetapi juga memotivasi mereka untuk terus belajar. Umpan balik yang baik harus bersifat spesifik dan relevan dengan usaha yang telah dilakukan siswa, sehingga mereka merasa dihargai dan lebih percaya diri dalam mengembangkan keterampilan mereka.

Keempat: Menjaga Transparansi dan Keterbukaan; Guru harus menjaga transparansi dalam memberikan instruksi dan ekspektasi kepada siswa. Dengan komunikasi yang terbuka, siswa akan lebih mudah memahami apa yang diharapkan dari mereka dan bagaimana cara mencapai target tersebut. Ketidakjelasan sering kali menjadi penghambat utama dalam proses belajar-mengajar, terutama dalam pembelajaran jarak jauh. Oleh karena itu, guru harus menjelaskan tujuan pembelajaran, prosedur tugas, dan tenggat waktu dengan jelas, serta siap menjawab pertanyaan siswa kapanpun diperlukan.

Kelima: Mendorong Partisipasi Aktif dan Diskusi Terbuka; Komunikasi dua arah bukan hanya soal mendengarkan, tetapi juga mendorong siswa untuk terlibat dalam diskusi kelas. Guru dapat menggunakan teknik pembelajaran yang interaktif seperti diskusi kelompok atau presentasi untuk melibatkan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran. Hal ini tidak hanya meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi, tetapi juga mengembangkan keterampilan berbicara di depan umum, berpikir kritis, dan berkolaborasi. Dengan memberi kesempatan siswa untuk berbicara dan berkontribusi, guru turut membangun kepercayaan diri dan kemandirian mereka.

Komunikasi dua arah yang efektif antara guru dan siswa adalah elemen penting dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif dan dinamis, terutama dalam era digital ini. Dengan mendengarkan siswa, memanfaatkan teknologi secara maksimal, memberikan umpan balik yang membangun, menjaga keterbukaan, dan mendorong partisipasi aktif, guru dapat membantu siswa berkembang secara optimal. Dalam menyongsong Indonesia Emas 2045, kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik adalah keterampilan yang sangat dibutuhkan, tidak hanya bagi siswa, tetapi juga bagi guru dalam menjalankan perannya sebagai fasilitator pendidikan yang inklusif. Rekomendasi ini memberikan fondasi kuat untuk membangun talenta muda yang siap bersaing di tingkat global. Wallahu A'lam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun