Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

“Learning to Explore, Develop, and Serve”

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Melatih Etika Profesi Sejak Dini: Mempersiapkan Talenta Muda Menghadapi Dunia Kerja

5 Oktober 2024   19:43 Diperbarui: 5 Oktober 2024   21:33 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melatih Etika Profesional Sejak Dini: Mempersiapkan Talenta Muda Menghadapi Dunia Kerja 2045

Oleh: A. Rusdiana

Indonesia akan memasuki periode bonus demografi pada tahun 2030, di mana generasi muda akan menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi dan sosial. Persiapan talenta muda untuk dunia kerja menjadi hal krusial dalam mencapai Indonesia Emas 2045. Salah satu elemen penting dalam persiapan ini adalah melatih etika profesional sejak dini. Etika profesional tidak hanya mencakup pengetahuan, tetapi juga perilaku yang mendukung lingkungan kerja yang sehat, kolaboratif, dan produktif. Dalam konteks Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), mahasiswa memiliki kesempatan untuk terlibat dalam dunia kerja secara langsung melalui berbagai program, di mana peran mentor menjadi kunci dalam mengasah soft skill. 

Salah satu soft skill utama yang harus dimiliki adalah etika profesional. Namun, terdapat kesenjangan antara kebutuhan dunia kerja dan kesiapan lulusan perguruan tinggi. Oleh karena itu, pembekalan etika profesional melalui mentorship adalah langkah strategis yang dapat menutup kesenjangan ini, memastikan generasi muda siap bersaing di era global dan berkontribusi pada Indonesia Emas 2045. Untuk lebih mendalami dan memahami kepentingan itu, mari kita brake down satu persatu:

Pertama: Pengembangan Komunikasi Profesional: Etika profesional sangat erat kaitannya dengan kemampuan komunikasi. Dalam dunia kerja, cara menyampaikan pendapat, berdebat, atau bernegosiasi harus dilakukan dengan penuh kehormatan dan sopan santun. Melalui mentorship, mahasiswa dapat belajar bagaimana berkomunikasi secara efektif dengan atasan, rekan kerja, dan klien, baik secara lisan maupun tulisan. Hal ini membantu menciptakan lingkungan kerja yang harmonis dan produktif.

Kedua: Penanganan Konflik dengan Integritas: Konflik tidak dapat dihindari dalam dunia kerja, tetapi cara menghadapinya adalah yang menentukan profesionalisme seseorang. Mentor membantu mahasiswa memahami bagaimana menghadapi konflik dengan tenang dan etis. Menjaga integritas dalam situasi yang penuh tekanan merupakan tanda seorang profesional sejati. Mahasiswa yang telah terlatih dalam hal ini akan lebih mampu memecahkan masalah tanpa merusak hubungan atau reputasi mereka di tempat kerja.

Ketiga: Penerapan Tanggung Jawab dan Akuntabilitas: Sikap bertanggung jawab adalah landasan utama dari etika profesional. Mahasiswa perlu belajar untuk tidak hanya menyelesaikan tugas tepat waktu tetapi juga memastikan bahwa hasil kerja mereka berkualitas. Dengan mentorship, mereka diajarkan pentingnya akuntabilitas, yakni menerima tanggung jawab atas tindakan dan keputusan mereka. Ini membekali mereka untuk menjadi pemimpin yang dapat diandalkan di masa depan.

Keempat: Menjaga Reputasi dan Profesionalisme di Era Digital: Di era digital, perilaku di dunia maya sama pentingnya dengan interaksi di dunia nyata. Melalui mentorship, mahasiswa dapat belajar bagaimana menjaga reputasi profesional mereka secara online, termasuk dalam penggunaan media sosial. Kesalahan kecil di dunia digital dapat berdampak besar pada karier jangka panjang, sehingga penting bagi talenta muda untuk berhati-hati dan bertindak profesional dalam segala bentuk interaksi digital.

Kelima: Pentingnya Konsistensi dan Dedikasi: Mentorship mengajarkan mahasiswa untuk bersikap konsisten dalam etika dan profesionalisme mereka. Dedikasi untuk selalu memberikan yang terbaik dalam setiap tugas, serta konsistensi dalam sikap positif, adalah karakter yang sangat dihargai dalam dunia kerja. Mentor memainkan peran penting dalam mengarahkan mahasiswa agar memahami bahwa profesionalisme bukanlah sikap sesaat, melainkan kebiasaan yang harus dipertahankan sepanjang karier.

Melatih etika profesional sejak dini melalui mentorship merupakan investasi yang sangat penting bagi masa depan talenta muda Indonesia, terutama menjelang bonus demografi 2030 dan Indonesia Emas 2045. Dengan mengasah komunikasi, tanggung jawab, akuntabilitas, serta menjaga reputasi di era digital, mahasiswa akan lebih siap menghadapi tantangan di dunia kerja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun