Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

“Learning to Explore, Develop, and Serve”

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menemukan Mentor yang Tepat: Proses Pertama dalam Membangun Soft Skill Mahasiswa melalui MBKM

4 Oktober 2024   16:12 Diperbarui: 4 Oktober 2024   16:19 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: POPBELA, tersedia di https://www.popbela.com/career/working-life/aisyah-banowati/cara-menemukan-mentor-yang-tepat

Menemukan Mentor yang Tepat: Proses Pertama dalam Membangun Soft Skill Mahasiswa melalui MBKM

Oleh: A. Rusdiana

Fenomena berkembangnya pendidikan tinggi di Indonesia menuntut mahasiswa untuk memiliki keterampilan lebih dari sekadar hard skill. Di era persaingan global dan menjelang bonus demografi 2030, kemampuan soft skill seperti komunikasi, kepemimpinan, dan pemecahan masalah menjadi sangat penting. Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) merupakan salah satu inisiatif yang membuka peluang mahasiswa untuk terhubung dengan mentor-mentor dari berbagai latar belakang, mulai dari industri, akademisi, hingga alumni yang berpengalaman. Secara teori, mentorship adalah proses yang melibatkan pembelajaran melalui pengalaman langsung, di mana seorang mentor yang berpengalaman membimbing mentee untuk mengembangkan keterampilan dan wawasan di bidang tertentu. Namun, GAP yang sering dihadapi mahasiswa adalah kurangnya pengetahuan dalam menemukan mentor yang benar-benar relevan dengan tujuan karier dan minat mereka. Oleh karena itu, tulisan ini penting untuk membantu mahasiswa memahami langkah-langkah operasional dalam menemukan mentor yang tepat guna mempersiapkan mereka menjadi talenta unggul pada 2045, memanfaatkan bonus demografi yang diproyeksikan terjadi pada 2030. Untuk lebih mendalami dan memahami kepentingan itu, mari kita brake down satu persatu:

Pertama: Mengidentifikasi Kebutuhan dan Minat Pribadi; Langkah pertama dalam mencari mentor yang tepat adalah memahami kebutuhan dan minat pribadi mahasiswa. Mahasiswa harus terlebih dahulu mengevaluasi bidang apa yang ingin mereka tekuni, baik dari sisi akademis maupun profesional. Misalnya, apakah mahasiswa tertarik dalam dunia wirausaha, pendidikan, atau industri kreatif? Dengan memahami kebutuhan ini, mahasiswa dapat lebih mudah mengidentifikasi mentor yang memiliki pengalaman relevan dan dapat membimbing mereka menuju karier yang diinginkan.

Kesua: Mencari Mentor Melalui Program MBKM; Program MBKM menyediakan banyak kesempatan bagi mahasiswa untuk terhubung dengan mentor dari berbagai kalangan. Mahasiswa dapat memilih mentor dari profesional industri, dosen, atau alumni yang memiliki keahlian di bidang tertentu. Program magang dan proyek kolaboratif dalam MBKM sering kali mempertemukan mahasiswa dengan para profesional yang siap berbagi pengetahuan dan pengalaman. Proses ini membantu mahasiswa tidak hanya menemukan mentor yang relevan, tetapi juga membangun jaringan yang luas di dunia kerja.

Ketiga: Mengevaluasi Keselarasan Nilai dan Visi; Selain pengalaman profesional, penting bagi mahasiswa untuk mengevaluasi keselarasan nilai dan visi dengan mentor yang potensial. Mentor yang baik adalah seseorang yang dapat memberikan panduan sesuai dengan nilai-nilai pribadi dan profesional mahasiswa. Misalnya, jika mahasiswa memiliki minat di bidang inovasi sosial, mentor yang memiliki pengalaman dalam inisiatif sosial akan lebih relevan dibandingkan dengan mentor dari sektor korporat. Keselarasan visi ini penting agar hubungan mentorship bisa berlangsung efektif dan berkesinambungan.

Keempat: Membangun Komunikasi yang Efektif dengan Mentor; Setelah menemukan mentor yang tepat, langkah selanjutnya adalah membangun komunikasi yang efektif. Mahasiswa harus proaktif dalam menjadwalkan pertemuan, baik secara online maupun tatap muka, serta memanfaatkan setiap kesempatan untuk bertanya dan mendapatkan masukan. Komunikasi yang terbuka dan transparan akan membantu mahasiswa mendapatkan bimbingan yang tepat sasaran. Ini juga memungkinkan mentor untuk memberikan saran yang lebih personal dan mendalam berdasarkan kebutuhan mentee.

Kelima: Menetapkan Tujuan dan Ekspektasi dalam Mentorship; Mentorship yang efektif harus dimulai dengan menetapkan tujuan dan ekspektasi yang jelas. Mahasiswa harus bersama-sama dengan mentor menyusun rencana atau tujuan yang ingin dicapai selama proses mentorship, apakah itu terkait pengembangan keterampilan tertentu, bimbingan karier, atau proyek spesifik. Dengan menetapkan ekspektasi ini, hubungan antara mentor dan mentee akan lebih terarah dan produktif. Selain itu, mentor dapat memberikan masukan yang lebih fokus untuk membantu mentee mencapai target mereka.

Menemukan mentor yang tepat merupakan langkah awal yang krusial dalam proses pengembangan soft skill mahasiswa. Dengan memahami minat pribadi, mencari mentor melalui MBKM, mengevaluasi keselarasan visi, membangun komunikasi efektif, dan menetapkan tujuan yang jelas, mahasiswa dapat memaksimalkan manfaat dari hubungan mentorship ini. Penting bagi mahasiswa untuk terus memanfaatkan peluang seperti MBKM untuk terhubung dengan mentor yang relevan, karena mentorship tidak hanya membantu dalam pengembangan keterampilan, tetapi juga dalam memperluas jaringan profesional yang akan sangat bermanfaat dalam menyongsong masa depan dan mencapai target Indonesia Emas 2045.

Utuk kepeningan iti maka; Pemerintah dan universitas perlu memperkuat program MBKM dengan memberikan lebih banyak akses kepada mentor-mentor berpengalaman, baik dari sektor industri maupun akademisi. Mahasiswa juga harus lebih aktif mencari mentor dan tidak hanya mengandalkan program formal, tetapi juga memanfaatkan jejaring alumni dan komunitas profesional untuk menemukan mentor yang tepat. Wallahu A'lam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun