Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

“Learning to Explore, Develop, and Serve”

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kolaborasi Proyek Pembelajaran Berbasis Pengalaman dalam MBKM

27 September 2024   17:57 Diperbarui: 27 September 2024   17:59 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Informatika.Ft.Unri, tersedia di informatika.ft.unri.ac.id

Kolaborasi Proyek Pembelajaran Berbasis Pengalaman dala MBKM

Oleh: A. Rusdiana

Pendidikan di era Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) memberikan kesempatan luas bagi mahasiswa untuk terlibat dalam pembelajaran berbasis pengalaman nyata. Model pembelajaran ini mendorong kolaborasi, pengembangan keterampilan praktis, dan penguatan profesionalisme mengajar, terutama bagi mahasiswa yang berperan sebagai asisten mengajar. Konstruktivisme sebagai pendekatan teori pembelajaran menekankan pentingnya pengalaman sebagai dasar pengetahuan. Dalam konteks MBKM, mahasiswa didorong untuk mengaitkan teori dengan praktik melalui kegiatan nyata. Namun, masih ada kesenjangan antara pemahaman teori di ruang kelas dan penerapannya di lapangan. Kolaborasi dalam proyek pembelajaran berbasis pengalaman menjadi solusi untuk menjembatani kesenjangan ini. Keterlibatan dalam proyek-proyek ini penting, terutama mengingat tantangan era bonus demografi 2030, di mana talenta muda akan memainkan peran krusial dalam pengembangan pendidikan dan ekonomi. Oleh karena itu, tulisan ini mengelaborasi lima konten operasional teknis dari kolaborasi dalam proyek pembelajaran berbasis pengalaman yang dapat diterapkan dalam MBKM. Kolaborasi dalam proyek pembelajaran berbasis pengalaman di MBKM merupakan sarana yang sangat efektif bagi mahasiswa untuk mengasah keterampilan praktis dan membangun profesionalisme dalam dunia pendidikan. Berikut adalah lima konten teknis operasional dari kegiatan kolaboratif ini:

Pertama: Pengembangan Rencana Pelajaran Berbasis Pengalaman; Mahasiswa berkolaborasi untuk mengembangkan rencana pelajaran berdasarkan pengalaman mereka saat mengajar di lapangan. Mereka dapat membagikan pengalaman praktis dari kegiatan asistensi mengajar dan menyusun rencana pelajaran yang mengintegrasikan teori dengan praktik nyata. Misalnya, seorang mahasiswa yang terlibat dalam pengajaran di sekolah pedesaan dapat berbagi tantangan yang mereka hadapi dan bekerja sama dengan kelompok untuk mengembangkan solusi praktis yang didasarkan pada teori pedagogi.

Kedua: Evaluasi Metode Pengajaran secara Kolaboratif; Dalam proyek kolaboratif, mahasiswa dapat melakukan evaluasi terhadap metode pengajaran yang telah mereka coba. Evaluasi ini dilakukan dalam kelompok melalui diskusi reflektif, di mana setiap anggota memberikan masukan berdasarkan pengalaman mereka di lapangan. Evaluasi ini juga dapat difasilitasi oleh alumni atau dosen yang memiliki pengalaman lebih luas, sehingga mahasiswa mendapatkan wawasan yang lebih komprehensif.

Ketiga: Penerapan Teknologi untuk Kolaborasi Proyek; Platform hibrid memungkinkan mahasiswa untuk bekerja sama dalam mengembangkan proyek pembelajaran secara daring dan luring. Teknologi seperti aplikasi manajemen proyek atau forum diskusi dapat digunakan untuk berbagi ide, mendiskusikan tantangan, dan memberikan solusi. Mahasiswa dapat mengatur proyek mereka, membagi tugas, dan memonitor perkembangan proyek melalui teknologi ini, sehingga kolaborasi tetap berjalan meskipun terpisah secara geografis.

Keempat: Penyelesaian Masalah secara Kolaboratif; Mahasiswa dilatih untuk memecahkan masalah yang muncul dalam proses pembelajaran secara kolaboratif. Misalnya, jika suatu metode pengajaran yang dirancang tidak berjalan efektif di lapangan, mahasiswa dapat berkumpul untuk mengevaluasi masalah tersebut dan mencari solusi bersama. Pendekatan ini membantu mahasiswa untuk tidak hanya memahami teori, tetapi juga mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah yang diperlukan dalam dunia pendidikan nyata.

Kelima: Kolaborasi dengan Alumni untuk Penguatan Profesionalisme; Proyek kolaboratif dapat melibatkan alumni yang sudah memiliki pengalaman dalam dunia pendidikan. Mahasiswa dapat belajar dari alumni tentang bagaimana mereka menerapkan teori di lingkungan profesional mereka. Kolaborasi ini juga memberikan peluang bagi mahasiswa untuk membangun jaringan dengan para profesional, yang pada akhirnya akan mendukung pengembangan keprofesian mengajar mereka di masa depan.

Kolaborasi dalam proyek pembelajaran berbasis pengalaman merupakan langkah strategis untuk mengembangkan talenta muda dalam dunia pendidikan. Melalui kegiatan ini, mahasiswa dapat mengaitkan teori yang dipelajari di kelas dengan praktik nyata di lapangan, membangun keterampilan kolaboratif, serta memperkuat profesionalisme mereka sebagai pendidik. Dengan memanfaatkan platform hibrid, mahasiswa dapat bekerja sama dalam merancang, mengevaluasi, dan menyelesaikan masalah pembelajaran, yang pada akhirnya akan mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan era bonus demografi 2030. Rekomendasi utama adalah untuk mendorong universitas agar terus menyediakan dukungan teknologi dan kesempatan kolaborasi lintas bidang, sehingga mahasiswa dapat mengembangkan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan industri pendidikan. Selain itu, penguatan jaringan dengan alumni dan profesional juga perlu ditingkatkan untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih kaya bagi mahasiswa. Wallahu A'lam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun