Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

“Learning to Explore, Develop, and Serve”

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kegiatan Awal dalam Kontruktivisme Platform Hibrid sebagai Penghubung

27 September 2024   12:34 Diperbarui: 27 September 2024   12:35 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Liputan,6. tersedia di https://www.liputan6.com/hot/read/5337376/apersepsi-adalah-konsep-pengajaran-pahami-tujuan-dan-keterampilan-yang-diperlukan-guru?page=2

Kegiatan Awal dalam Konstruktivisme di MBKM: Platform Hibrid sebagai Penghubung;

Oleh : Rusdiana

Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar melalui pengalaman praktis, baik di dalam maupun di luar kampus. Di era bonus demografi 2030, penting untuk membekali talenta muda dengan keterampilan mengajar yang relevan agar mereka dapat menjadi tenaga pengajar yang kompeten. Konstruktivisme, yang menekankan pentingnya pengalaman dalam proses belajar, adalah pendekatan yang tepat untuk diterapkan dalam konteks ini. Konstruktivisme berlandaskan pada teori bahwa pembelajaran adalah proses aktif, di mana pengetahuan dibangun berdasarkan pengalaman sebelumnya. Dengan menghubungkan teori dengan praktik nyata, mahasiswa lebih mampu memahami konsep-konsep baru dan menerapkannya di dunia kerja. Namun, banyak mahasiswa yang merasa kesulitan mengaitkan teori yang dipelajari di kelas dengan pengalaman praktis yang mereka alami di lapangan. Hal ini menjadi tantangan dalam memastikan pembelajaran yang berkelanjutan dan relevan. Penerapan pendekatan konstruktivisme melalui platform hibrid (daring dan luring) dapat menjadi solusi untuk menjembatani kesenjangan ini. Tulisan ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana kegiatan awal dalam pembelajaran konstruktivisme dapat diimplementasikan dalam MBKM melalui platform hibrid. Fokusnya adalah membangun keterkaitan antara pengalaman lapangan dan teori, serta mendorong kolaborasi asistensi mengajar dalam rangka membangun keprofesian di era bonus demografi 2030.

Kegiatan Awal dalam Konstruktivisme di MBKM: Platform Hibrid sebagai Penghubung; Kegiatan awal dalam pembelajaran konstruktivisme berperan penting dalam membangun dasar keterkaitan antara pengalaman sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari. Dalam konteks MBKM, platform hibrid menjadi alat yang efektif untuk memfasilitasi pembelajaran ini, memungkinkan mahasiswa untuk berbagi pengalaman nyata dengan teori akademis. Berikut adalah lima konten operasional teknis dari kegiatan awal melalui platform hibrid:

Pertama: Apersepsi dari Pengalaman Praktis Melalui Daring dan Luring;
Mahasiswa yang terlibat dalam asistensi mengajar di sekolah atau institusi lain dapat berbagi pengalaman mereka melalui forum daring seperti WhatsApp, Zoom, atau platform belajar daring kampus. Diskusi luring dapat diadakan dalam kelompok kecil di kampus. Melalui apersepsi ini, mahasiswa mulai mengaitkan materi teori dengan pengalaman mereka, yang meningkatkan motivasi belajar.

Kedua: Diskusi Reflektif untuk Mengaitkan Teori dengan Praktik; Platform hibrid memungkinkan adanya ruang untuk diskusi reflektif, di mana mahasiswa dapat mengidentifikasi hubungan antara teori yang dipelajari dan praktik di lapangan. Contohnya, mahasiswa dapat membahas bagaimana strategi pembelajaran yang mereka pelajari diterapkan dalam situasi nyata. Diskusi ini dapat dilakukan melalui sesi daring di mana alumni yang berpengalaman turut memberikan masukan.

Ketiga: Kolaborasi dalam Proyek Pembelajaran Berbasis Pengalaman; Mahasiswa dapat terlibat dalam proyek kolaboratif berbasis pengalaman yang dikembangkan secara daring dan luring. Sebagai contoh, mereka dapat bekerja sama untuk mengembangkan rencana pelajaran atau metode pengajaran berdasarkan pengalaman mengajar di lapangan. Kegiatan ini mendorong pengembangan keterampilan kolaborasi dan profesionalisme dalam mengajar.

Keempat: Pemberian Motivasi dan Penjelasan Tujuan Pembelajaran Melalui Hybrid; Dalam pembelajaran konstruktivisme, penting untuk memastikan mahasiswa memahami tujuan dari setiap kegiatan. Melalui platform daring dan luring, dosen dapat memberikan penjelasan mendetail tentang kompetensi yang akan dicapai, sehingga mahasiswa memiliki gambaran yang jelas mengenai apa yang diharapkan dari mereka.

Kelima: Pelibatan Alumni sebagai Mentor dalam Kegiatan Daring dan Luring
Melibatkan alumni yang telah memiliki pengalaman praktis sebagai mentor dalam kegiatan daring atau luring dapat memberikan wawasan tambahan bagi mahasiswa. Alumni dapat berbagi bagaimana mereka menerapkan teori yang dipelajari di kampus dalam dunia kerja, memberikan inspirasi bagi mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan mengajar mereka.

Implementasi konstruktivisme melalui platform hibrid dalam Merdeka Belajar Kampus Merdeka memungkinkan mahasiswa untuk mengaitkan teori dengan praktik nyata. Kegiatan awal, seperti apersepsi, diskusi reflektif, dan kolaborasi dalam proyek berbasis pengalaman, memberikan dasar yang kuat bagi pembelajaran yang lebih mendalam. Dengan memanfaatkan platform daring dan luring, mahasiswa dapat berbagi pengalaman, mendapatkan motivasi, serta menerima bimbingan dari alumni yang lebih berpengalaman. Untuk ke depan, penting bagi institusi pendidikan untuk terus mendukung penggunaan platform hibrid sebagai sarana pembelajaran yang interaktif dan relevan bagi generasi muda, terutama dalam menghadapi bonus demografi 2030.

Wallahu A'lam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun