Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

“Learning to Explore, Develop, and Serve”

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menciptakan Peserta Didik yang Harmonis melalui Asistensi Mengajar dalam MBKM untuk Meningkatkan Talenta Muda di Era Bonus Demografi 2030

16 September 2024   23:24 Diperbarui: 16 September 2024   23:41 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Redaksi Guru Inovatif, tersedia di guruinovatif.id

Menciptakan Peserta Didik yang Harmonis melalui Asistensi Mengajar dalam MBKM untuk Meningkatkan Talenta Muda di Era Bonus Demografi 2030

Oleh: A. Rusdiana

Pada era globalisasi dan perkembangan teknologi, pembangunan masyarakat yang harmonis menjadi tantangan besar. Dalam konteks ini, istilah "masyarakat" lebih merujuk kepada pelajar atau mahasiswa, terutama mereka yang terlibat dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Nabi Muhammad SAW memberikan teladan tentang pentingnya harmoni melalui ajaran yang menekankan sikap saling menghormati, kerja sama, dan toleransi. Prinsip-prinsip ini sangat relevan dalam konteks Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), sebuah inisiatif pendidikan yang bertujuan meningkatkan talenta muda Indonesia di tengah tantangan era bonus demografi pada tahun 2030. Tulisan ini penting karena menjelaskan bagaimana program MBKM, khususnya melalui asistensi mengajar, berperan dalam menciptakan masyarakat yang harmonis, bermartabat, dan maju dengan membekali mahasiswa keterampilan yang relevan untuk membangun kolaborasi sosial dan profesional. Untuk lebih memahami mengenai Menciptakan Masyarakat yang Harmonis melalui Asistensi Mengajar dalam MBKM untuk Meningkatkan Talenta Muda di Era Bonus Demografi 2030,  mari kita  brake down, satu persatu: 

Pertama: Menciptakan Masyarakat yang Harmonis; Nabi Muhammad SAW menekankan pentingnya harmoni dalam kehidupan sosial. Beliau mengajarkan bahwa harmoni dibangun melalui kerja sama, penghargaan terhadap perbedaan, dan semangat saling membantu. Dalam konteks MBKM, mahasiswa yang terlibat dalam asistensi mengajar dapat menerapkan nilai-nilai ini saat mereka bekerja sama dengan dosen, teman sejawat, dan masyarakat sekitar. Dengan melibatkan mahasiswa dalam kegiatan pendidikan yang interaktif, mereka belajar menciptakan hubungan yang harmonis, baik dalam lingkup akademis maupun sosial.

Kedua: Mengembangkan Kerja Sama Sosial; Program MBKM mendorong mahasiswa untuk terlibat dalam proyek kolaboratif yang melibatkan berbagai pihak, termasuk mahasiswa lain dan komunitas lokal. Kolaborasi ini tidak hanya meningkatkan kemampuan akademik, tetapi juga mengajarkan pentingnya kerja sama dalam membangun masyarakat yang kuat. Melalui asistensi mengajar, mahasiswa dilatih untuk bekerja sama dengan guru dan siswa di berbagai tingkatan, menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif dan kolaboratif.

Ketiga: Menerapkan Sikap Toleransi dalam Pendidikan; Dalam kehidupan sehari-hari, toleransi merupakan fondasi utama untuk menjaga kedamaian. Program MBKM mengajarkan mahasiswa untuk lebih terbuka terhadap perbedaan pendapat dan latar belakang, serta menghargai kontribusi dari setiap individu dalam tim. Toleransi ini diterapkan saat mahasiswa bekerja dalam proyek-proyek yang melibatkan berbagai kelompok dengan latar belakang berbeda, seperti budaya, agama, atau etnis. Dengan belajar bersikap toleran, mahasiswa turut membangun masyarakat yang lebih inklusif dan harmonis.

Keempat: Membangun Karakter Melalui Pendidikan; Asistensi mengajar dalam MBKM tidak hanya bertujuan mengembangkan kompetensi akademik mahasiswa, tetapi juga membentuk karakter mereka. Dalam proses mengajar, mahasiswa diajak untuk memiliki integritas, rasa tanggung jawab, dan semangat melayani. Karakter-karakter ini sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang bermartabat, di mana setiap individu berperan aktif dalam memperbaiki kondisi sosial di sekitarnya. Dengan memperkuat karakter mahasiswa, program ini membantu menciptakan pemimpin masa depan yang peduli terhadap pembangunan sosial.

Kelima: Menghadapi Tantangan Era Bonus Demografi 2030; Bonus demografi 2030 menawarkan peluang besar, tetapi juga tantangan serius jika talenta muda tidak dipersiapkan dengan baik. Program MBKM, melalui asistensi mengajar, menyediakan platform bagi mahasiswa untuk belajar dari pengalaman nyata dalam dunia pendidikan, membangun keterampilan sosial, dan beradaptasi dengan kebutuhan masyarakat di era yang semakin kompleks. Peningkatan kualitas talenta muda ini diharapkan mampu menjawab tantangan bonus demografi dengan menciptakan masyarakat yang harmonis dan produktif.

Menciptakan masyarakat/pelajar atau mahasiswa yang harmonis merupakan tugas bersama yang memerlukan kerja sama, toleransi, dan karakter kuat dari setiap individu. Melalui program MBKM, khususnya asistensi mengajar, mahasiswa memiliki peluang untuk mengembangkan keterampilan tersebut. Dengan mengaplikasikan nilai-nilai yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, mahasiswa dapat berperan dalam menciptakan masyarakat yang bermartabat dan siap menghadapi era bonus demografi 2030. Rekomendasi untuk ke depan adalah memperluas partisipasi mahasiswa dalam program asistensi mengajar, sekaligus memperkaya konten pendidikan yang menekankan kerja sama sosial, toleransi, dan pembangunan karakter. Wallahu A'lam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun