Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

“Learning to Explore, Develop, and Serve”

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Fleksibilitas dalam Metode Pembelajaran untuk Meningkatkan Adaptasi dengan Mahasiswa MBKM dalam Menghadapi Bonus Demografi 2030

13 September 2024   14:01 Diperbarui: 13 September 2024   14:03 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dok. Perkuliahan Ke-2 MSDP. Kls. I/E Nonreg Prodi MPI-S2 (13 Sept 2023)

Fleksibilitas dalam Metode Pengajaran untuk Meningkatkan Adaptasi Mahasiswa MBKM dalam Menghadapi Bonus Demografi 2030

Oleh: A. Rusdiana

Dalam menghadapi era bonus demografi 2030, Indonesia memerlukan generasi muda yang mampu beradaptasi dengan perubahan yang semakin cepat. Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) bertujuan untuk mengembangkan keterampilan mahasiswa, termasuk fleksibilitas dalam menghadapi perubahan, terutama dalam metode pengajaran. 

Fenomena perkembangan teknologi, perubahan paradigma pendidikan dari tradisional ke daring, dan peningkatan kebutuhan akan pembelajaran hybrid menciptakan gap besar antara keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja dan yang diajarkan di institusi pendidikan. 

Oleh karena itu, fleksibilitas dalam metode pengajaran tidak hanya membentuk kesiapan teknis mahasiswa, tetapi juga mendukung mereka dalam membangun kompetensi yang relevan di masa depan. Tulisan ini bertujuan untuk menyoroti pentingnya fleksibilitas dalam metode pengajaran sebagai strategi adaptasi bagi mahasiswa MBKM, terutama dalam menghadapi tantangan era bonus demografi. Untuk lebih memahami mengenai Adaptasi terhadap Perubahan,  mari kita  brake down, satu persatu: 

Pertama: Penerapan Metode Pengajaran Hybrid; Mahasiswa MBKM perlu menguasai metode pengajaran hybrid yang menggabungkan pembelajaran tatap muka dan daring. Fleksibilitas ini memungkinkan mereka untuk memahami berbagai konteks pembelajaran dan menyesuaikan gaya belajar dengan kebutuhan yang berbeda-beda. Dengan metode hybrid, mahasiswa terbiasa menghadapi situasi yang tidak stabil, sehingga mereka dapat mengelola waktu dan sumber daya secara efektif. Kesiapan ini akan membantu mereka beradaptasi dalam dunia kerja yang juga menerapkan sistem kerja hybrid.

Kedua: Pengelolaan Teknologi dalam Pembelajaran Daring; Teknologi telah menjadi tulang punggung pembelajaran daring. Fleksibilitas mahasiswa MBKM dalam mengelola platform dan alat pembelajaran daring sangat penting untuk memaksimalkan pengalaman belajar. Tidak hanya sekadar mengoperasikan perangkat lunak atau aplikasi, mahasiswa juga perlu beradaptasi dengan berbagai alat baru yang mungkin digunakan dalam pengajaran. Adaptasi cepat terhadap teknologi membantu mahasiswa membangun kemampuan berpikir kritis dan problem-solving yang sangat dibutuhkan di dunia kerja modern.

Ketiga: Fleksibilitas dalam Metode Pengajaran Kolaboratif; Kolaborasi dengan rekan dan dosen melalui metode pengajaran interaktif, seperti project-based learning, juga menjadi salah satu aspek penting dari fleksibilitas. Dalam dunia pendidikan modern, kolaborasi antar mahasiswa dan mentor penting untuk menghasilkan inovasi. Fleksibilitas dalam menerima ide dan pendekatan baru, serta kemampuan untuk bekerja dalam tim yang beragam, mempersiapkan mahasiswa MBKM untuk dunia kerja yang penuh dengan kerja sama lintas disiplin.

Keempat: Pengelolaan Emosi dan Stres dalam Pembelajaran; Fleksibilitas tidak hanya soal teknis, tetapi juga emosional. Mahasiswa MBKM harus belajar mengelola emosi dan stres ketika dihadapkan dengan metode pengajaran yang berubah-ubah. Misalnya, ketika menghadapi tekanan dari tugas daring atau perubahan jadwal yang mendadak, kemampuan untuk tetap tenang dan mencari solusi dengan cepat adalah keterampilan penting. Pengelolaan emosi ini membantu mahasiswa untuk tidak hanya beradaptasi, tetapi juga tampil sebagai profesional yang mampu bekerja di bawah tekanan.

Kelima: Kolaborasi dengan Alumni dan Mentor; Program MBKM menawarkan peluang bagi mahasiswa untuk belajar dari alumni dan mentor yang sudah berpengalaman dalam dunia kerja. Fleksibilitas dalam berinteraksi dan menerima masukan dari alumni atau mentor ini membantu mahasiswa memperkaya wawasan dan cara berpikir mereka. Mahasiswa yang terbuka terhadap saran dan kritik dari mentor akan lebih siap menghadapi berbagai perubahan di dunia kerja, serta memiliki mentalitas pembelajar sepanjang hayat yang sangat penting di era perubahan cepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun