Penguatan Soft Skills dan Networking Skill untuk Meningkatkan Talenta Muda dalam Program MBKM Menghadapi Bonus Demografi 2030
Oleh: A. Rusdiana
Era bonus demografi yang diperkirakan akan mencapai puncaknya pada tahun 2030 merupakan momentum penting bagi Indonesia. Dalam periode ini, jumlah penduduk usia produktif akan berada pada titik tertinggi, memberikan peluang besar untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing bangsa di tingkat global. Namun, kesempatan ini juga disertai dengan tantangan besar, yaitu bagaimana mempersiapkan talenta muda agar siap bersaing di pasar kerja global. Salah satu strategi yang diinisiasi oleh pemerintah adalah melalui Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), yang dirancang untuk memberikan mahasiswa pengalaman kerja nyata melalui kolaborasi dengan dunia industri. Di dalam program ini, penguatan soft skills dan networking skill menjadi krusial untuk memastikan mahasiswa dapat memanfaatkan jejaring profesional dan mendukung pertumbuhan karier mereka. Oleh karena itu, tulisan ini akan mengelaborasi bagaimana penguatan soft skills dan networking skill melalui mentorship dalam program MBKM dapat mempersiapkan talenta muda menghadapi bonus demografi. Dalam rangka mengembangkan talenta muda, terdapat lima konten utama dalam pembelajaran penguatan soft skills dan networking skill melalui mentorship yang dapat diterapkan dalam Program MBKM:
Pertama: Peningkatan Keterampilan Komunikasi Efektif; Komunikasi yang efektif adalah fondasi utama dalam membangun jejaring profesional. Melalui program mentorship, mahasiswa dapat mempelajari cara berkomunikasi dengan baik, baik dalam menyampaikan ide secara jelas maupun dalam mendengarkan kebutuhan dan pandangan orang lain. Keterampilan komunikasi yang baik akan mempermudah mereka dalam berinteraksi di dunia profesional, serta memungkinkan mereka untuk memperluas jaringan melalui komunikasi yang terbuka dan efektif.
Kedua: Pengembangan Kemampuan Kepemimpinan; Kepemimpinan adalah soft skill yang sangat dibutuhkan di dunia kerja modern. Melalui interaksi dengan mentor yang berpengalaman, mahasiswa bisa belajar mengenai cara memimpin, membuat keputusan, dan memotivasi tim. Selain itu, mereka akan mendapat kesempatan untuk mengamati langsung bagaimana seorang pemimpin menghadapi berbagai tantangan di lingkungan kerja, yang dapat menjadi inspirasi dalam mengasah kemampuan kepemimpinan mereka. Ketiga: Peningkatan Adaptabilitas dalam Lingkungan Profesional; Dunia kerja saat ini terus berkembang dengan cepat, dan mahasiswa perlu memiliki kemampuan beradaptasi dengan perubahan tersebut. Dalam program mentorship, mahasiswa akan belajar bagaimana beradaptasi dengan budaya organisasi yang berbeda, serta cara menghadapi dinamika perubahan yang ada. Adaptabilitas ini sangat penting agar mereka dapat terus relevan di dunia kerja yang semakin kompetitif.
Keempat: Penguatan Networking Skill Melalui Praktik Nyata; Selain mengembangkan soft skills, mahasiswa juga perlu memahami pentingnya networking dalam membangun karier. Mentor dapat membantu memperkenalkan mereka ke berbagai profesional di bidang yang relevan, serta memberikan wawasan tentang cara efektif dalam memperluas jaringan. Networking skill yang kuat akan membuka peluang karier baru, baik melalui rekomendasi langsung dari mentor maupun melalui koneksi yang dibangun sendiri oleh mahasiswa.
Kelima: Peningkatan Pemahaman tentang Etika Profesional; Salah satu aspek penting yang sering diabaikan dalam pengembangan talenta muda adalah etika profesional. Melalui bimbingan mentor, mahasiswa akan memahami pentingnya menjunjung tinggi etika dalam setiap interaksi profesional, seperti kejujuran, tanggung jawab, dan sikap profesional dalam setiap situasi. Hal ini akan membantu mereka membangun reputasi yang baik di dunia kerja, yang pada akhirnya akan mendukung karier mereka dalam jangka panjang.
Penguatan soft skills dan networking skill melalui program mentorship dalam MBKM merupakan langkah strategis dalam mempersiapkan talenta muda Indonesia menghadapi bonus demografi 2030. Mahasiswa yang mampu berkomunikasi dengan baik, memimpin dengan percaya diri, beradaptasi dengan perubahan, serta memiliki jaringan profesional yang kuat, akan memiliki daya saing tinggi di pasar kerja global. Untuk memaksimalkan manfaat program mentorship ini, perguruan tinggi perlu bekerja sama dengan perusahaan untuk menghadirkan mentor yang berpengalaman dan relevan. Selain itu, penguatan keterampilan ini harus menjadi bagian integral dari kurikulum MBKM agar mahasiswa dapat lebih siap menghadapi tantangan masa depan.
Rekomendasi lebih lanjut adalah untuk terus memperluas cakupan program mentorship dan meningkatkan kualitas bimbingan melalui pelatihan intensif bagi para mentor, serta membangun platform jaringan yang dapat mempertemukan mahasiswa dengan berbagai profesional di berbagai industri. Wallahu A'lam.
Teaser:
Memperkuat soft skills dan networking skill melalui program mentorship MBKM adalah kunci untuk mempersiapkan talenta muda Indonesia dalam menghadapi bonus demografi 2030.