Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

“Learning to Explore, Develop, and Serve”

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Adaptasi Keterlibatan Profesional dalam Magang MBKM untuk Meningkatkan Talenta Muda Indonesia Menjelang Bonus Demografi 2030

8 September 2024   04:08 Diperbarui: 8 September 2024   04:17 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adaptasi Keterlibatan Profesional dalam Magang MBKM untuk Meningkatkan Talenta Muda Indonesia Menjelang Bonus Demografi 2030

Oleh: A. Rusdiana

Indonesia tengah bersiap menghadapi bonus demografi pada tahun 2030, ketika jumlah penduduk usia produktif akan memuncak. Untuk mengoptimalkan peluang ini, diperlukan langkah strategis dalam mempersiapkan talenta muda yang tidak hanya memiliki pengetahuan, tetapi juga keterampilan dan motivasi. Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) menjadi salah satu inisiatif yang krusial dalam memfasilitasi pengembangan talenta muda melalui pengalaman langsung di dunia kerja, salah satunya melalui magang. Namun, adaptasi keterlibatan profesional dalam program magang MBKM menjadi kunci untuk meningkatkan kualitas dan kesiapan generasi muda Indonesia dalam berperan aktif di era bonus demografi. Melibatkan para kepala sekolah/madrasah profesional dalam pengelolaan magang dapat menjadi langkah signifikan untuk memberikan bekal yang lebih holistik.

Dok. Mangang MPI S2 Tahun 2021

Pendekatan ini menekankan pada pentingnya pengembangan soft skills, evaluasi kompetensi, serta keterlibatan aktif profesional dalam proses pembelajaran. Melalui tulisan ini, akan dijelaskan bagaimana adaptasi keterlibatan profesional dalam MBKM dapat diimplementasikan secara lebih teknis untuk menghadapi tantangan demografi 2030. Untuk lebih memahami mengenai Adaptasi Keterlibatan Profesional dalam Magang MBKM untuk Meningkatkan Talenta Muda Indonesia Menjelang Bonus Demografi 2030, mari kita  brake down, satu persatu: 

Pertama: Pebekalan Awal yang Holistik: Peran Kepala Sekolah/Madrasah Profesional; Dalam pelaksanaan magang MBKM, penting untuk memberikan pebekalan awal yang komprehensif. Keterlibatan kepala sekolah/madrasah profesional di sini berfungsi untuk mempersiapkan mahasiswa dengan pengetahuan praktis, pemahaman tentang etika kerja, dan gambaran nyata tentang tantangan di dunia kerja. Bekal ini tidak hanya berupa informasi teknis, tetapi juga pengembangan soft skills seperti kepemimpinan, komunikasi, dan kolaborasi. Sehingga, mahasiswa yang menjalani magang akan lebih siap dan percaya diri dalam menghadapi tantangan dunia kerja. Kedua: Uji Kompetensi Berkelanjutan Selama Magang; Pengujian kompetensi secara berkala penting untuk memastikan bahwa mahasiswa tidak hanya bekerja secara mekanis, tetapi juga memahami dan mengaplikasikan pengetahuan yang mereka peroleh. Dengan melibatkan kepala sekolah/madrasah profesional sebagai pengawas dalam evaluasi ini, proses pengujian kompetensi menjadi lebih kredibel dan sesuai dengan standar dunia kerja yang sesungguhnya. Uji kompetensi berkelanjutan juga dapat membantu mahasiswa mengidentifikasi kelemahan mereka lebih awal, sehingga ada waktu untuk perbaikan sebelum magang berakhir.

Ketiga: Program Feedback Reguler dan Pengakuan Prestasi; Keterlibatan profesional dalam memberikan umpan balik (feedback) secara berkala adalah salah satu aspek penting dalam pengembangan mahasiswa. Dengan feedback yang terstruktur, mahasiswa dapat memahami area yang perlu ditingkatkan dan juga menerima apresiasi untuk kemajuan yang telah dicapai. Selain itu, pengakuan prestasi selama magang juga dapat meningkatkan motivasi mahasiswa untuk terus belajar dan berkembang.

Keempat: Pengembangan Kurikulum Magang yang Interaktif dan Kolaboratif; Agar mahasiswa dapat terlibat secara lebih aktif dalam program magang, kurikulum yang diterapkan harus interaktif dan mendorong kolaborasi. Profesional yang terlibat dapat membantu merancang proyek atau tugas yang memaksa mahasiswa untuk bekerja dalam tim, berpikir kritis, dan memecahkan masalah nyata. Dengan begitu, magang bukan hanya soal menjalankan tugas, tetapi juga menjadi pengalaman pembelajaran yang mendalam.

Kelima: Pendekatan Mentorship yang Aktif; Keterlibatan profesional sebagai mentor dalam program MBKM dapat memberikan dampak signifikan dalam pengembangan mahasiswa. Selain memberikan bimbingan teknis, mentor juga dapat membantu mahasiswa dalam merancang jalur karier yang sesuai dengan minat dan keahlian mereka. Pendekatan ini memungkinkan mahasiswa untuk memiliki panduan yang lebih jelas mengenai langkah-langkah yang perlu diambil setelah menyelesaikan program magang dan pendidikan formal.

Singkatnya; Adaptasi keterlibatan profesional dalam program magang MBKM merupakan langkah strategis dalam mempersiapkan talenta muda Indonesia untuk menghadapi tantangan bonus demografi 2030. Melibatkan kepala sekolah/madrasah profesional dalam pebekalan, uji kompetensi, feedback, serta sebagai mentor aktif, dapat memastikan bahwa mahasiswa tidak hanya memiliki keterampilan teknis, tetapi juga soft skills yang dibutuhkan untuk berperan aktif dalam pembangunan bangsa. Pemerintah dan institusi pendidikan perlu terus mengintegrasikan pendekatan ini secara holistik dan berkelanjutan dalam program MBKM, guna menghasilkan generasi muda yang kompeten, inovatif, dan siap bersaing di tingkat global. Wallahu A'lam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun