Kelima: Penerapan Growth Mindset dalam Proses Pembelajaran; Mengajarkan konsep mindset pertumbuhan sangat penting untuk memotivasi talenta muda agar selalu berusaha keras dan tidak takut gagal. Kurikulum yang mendorong eksperimen, inovasi, dan penilaian diri membantu membentuk mindset pertumbuhan ini. Pendidikan harus menekankan bahwa kesalahan adalah bagian dari proses belajar, bukan indikasi kegagalan permanen.
Integrasi pendidikan emosional dan mental dalam kurikulum pendidikan adalah langkah krusial dalam membentuk talenta muda Indonesia yang tangguh, seimbang, dan siap menghadapi era bonus demografi 2030. Melalui pengembangan kecerdasan emosional, pengelolaan stres, peningkatan empati, latihan ketahanan mental, dan penerapan growth mindset, kita dapat menciptakan generasi yang lebih siap untuk tantangan masa depan. Pemerintah, pendidik, dan institusi pendidikan harus bekerja sama untuk merancang program-program yang mengakomodasi kebutuhan ini, memastikan bahwa setiap individu memiliki kesempatan untuk berkembang secara holistik. Maka dari itu: 1) Kurikulum pendidikan harus diperbarui untuk mengintegrasikan komponen emosional dan mental secara lebih eksplisit; 2) Pelatihan bagi pendidik dalam teknik pengajaran emosional dan mental perlu ditingkatkan; 3) Dukungan dari pemerintah dan organisasi swasta dalam bentuk pendanaan dan program berbasis komunitas sangat penting untuk mengimplementasikan pendidikan emosional dan mental secara luas.
Dengan pendekatan yang tepat, Indonesia dapat memanfaatkan era bonus demografi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Wallahu A'lam.