Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

“Learning to Explore, Develop, and Serve”

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar dari Kritik: Membangun Talenta Muda yang Tangguh untuk Indonesia Emas 2045

26 Agustus 2024   18:23 Diperbarui: 26 Agustus 2024   20:10 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Nusantarapedia, tersdia di nusantarapedia.net (dimodifikasi dengan logo HUT Kemerdekaan RI ke 79)

Belajar dari Kritik: Membangun Talenta Muda yang Tangguh untuk Indonesia Emas 2045

Oleh: A. Rusdiana

Indonesia merayakan kemerdekaannya yang ke-79 tahun, momen yang penting bagi Generasi Merdeka untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa. Di era bonus demografi yang akan datang pada tahun 2030, Indonesia akan memiliki populasi usia produktif yang besar. Hal ini menciptakan peluang besar untuk kemajuan ekonomi, namun juga menuntut kesiapan mental dan keterampilan dari generasi muda. 

Dalam konteks ini, kemampuan untuk belajar dari kritik menjadi kunci bagi peningkatan kualitas talenta muda. Kritik sering kali dianggap sebagai hal negatif, namun dengan pendekatan yang benar, kritik dapat menjadi bahan bakar untuk pengembangan diri. 

Dalam teori mindset berkembang (growth mindset), orang yang mampu menerima dan menggunakan kritik secara konstruktif memiliki peluang lebih besar untuk sukses. 

Namun, masih banyak individu yang memiliki mindset tetap (fixed mindset) yang menganggap kritik sebagai ancaman terhadap harga diri mereka. Ini menciptakan kesenjangan (GAP) antara potensi yang dimiliki oleh generasi muda dan kemampuan mereka untuk mewujudkan potensi tersebut secara penuh. 

Oleh karena itu, tulisan ini penting untuk memberikan panduan praktis bagi generasi muda dalam menerima dan belajar dari kritik, dengan tujuan mempersiapkan mereka untuk era bonus demografi dan kontribusi nyata bagi bonus demografi yang akan datang pada tahun 2030 dan Indonesia Emas 2045. Untuk lebih jelasnya megenai hal itu, mari kita  brake down, satu persatu: 

Pertama: Mengubah Persepsi Terhadap Kritik; Langkah pertama bagi talenta muda adalah mengubah cara pandang mereka terhadap kritik. Kritik konstruktif bukanlah serangan pribadi, melainkan umpan balik yang berharga untuk memperbaiki diri. Dengan mengadopsi mindset berkembang, individu akan melihat kritik sebagai kesempatan belajar dan bukan sebagai ancaman. Sikap terbuka terhadap kritik memungkinkan talenta muda untuk menerima masukan dengan lebih objektif dan memanfaatkannya untuk pertumbuhan pribadi dan profesional.

Kedua: Menerima Kritik dengan Sikap Terbuka; Orang dengan mindset berkembang menunjukkan sikap terbuka ketika menerima kritik. Mereka tidak merasa defensif atau terluka, tetapi sebaliknya, berterima kasih atas masukan yang diberikan. Sikap terbuka ini penting agar kritik yang diterima dapat diolah dengan baik dan diterapkan secara efektif. Misalnya, ketika mendapat kritik atas proyek kerja, alih-alih mencari alasan atau membela diri, seorang individu dapat menganalisis kritik tersebut, mempertimbangkan validitasnya, dan mengimplementasikan perbaikan yang diperlukan.

Ketiga: Refleksi Diri sebagai Alat Pertumbuhan; Setelah menerima kritik, penting bagi talenta muda untuk melakukan refleksi diri. Refleksi ini membantu individu memahami area mana yang perlu diperbaiki dan bagaimana cara mengatasinya. Misalnya, setelah mendapat masukan mengenai komunikasi yang kurang efektif dalam tim, seorang individu dengan mindset berkembang akan merenungkan cara-cara untuk meningkatkan kemampuan komunikasi mereka. Proses refleksi ini dapat melibatkan pencatatan kekuatan dan kelemahan, serta membuat rencana aksi untuk mengatasi kelemahan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun