Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

“Learning to Explore, Develop, and Serve”

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Shaper dalam Tim: Meningkatkan Talenta Muda Menuju Generasi Merdeka Berkarya di Era Bonus Demografi 2030

24 Agustus 2024   11:13 Diperbarui: 24 Agustus 2024   11:17 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peran Shaper dalam Tim: Meningkatkan Talenta Muda Indonesia Menuju Generasi Merdeka Berkarya di Era Bonus Demografi 2030

Pada usia ke-79 tahun Indonesia merdeka, penting bagi kita untuk melihat ke masa depan, terutama dengan bonus demografi yang akan datang pada tahun 2030. Bonus demografi ini, di mana jumlah penduduk usia produktif akan mencapai puncaknya, menghadirkan peluang besar bagi Indonesia untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan sosial. Namun, untuk memanfaatkan peluang ini, penting untuk memaksimalkan potensi talenta muda dengan memfasilitasi pengembangan keterampilan kepemimpinan dan kerja tim mereka.

Salah satu teori yang relevan dalam konteks ini adalah Model Peran Tim Belbin, yang dikembangkan oleh Dr. Meredith Belbin. Model ini mengidentifikasi sembilan peran tim yang berbeda, masing-masing dengan kekuatan dan kelemahan unik yang berkontribusi terhadap kinerja tim. Salah satu peran yang menonjol dalam memfasilitasi dinamika tim yang efektif adalah peran Shaper. Shaper adalah individu dinamis yang menantang kelambanan dan ketidakefektifan, serta mendorong tim untuk mencapai tujuannya. Namun, di tengah keunggulan ini, terdapat gap dalam pemahaman bagaimana tipe Shaper dapat diintegrasikan secara efektif dalam konteks talenta muda di Indonesia. Oleh karena itu, tulisan ini penting untuk mengeksplorasi cara memanfaatkan karakteristik Shaper guna mengembangkan talenta muda yang dapat berkontribusi secara maksimal bagi kemajuan bangsa di masa depan. Untuk lebih memahami mengenai hal itu, mari kita  brake down, satu persatu: 

Pertama: Menantang Status Quo untuk Mendorong Inovasi; Shaper dikenal karena kemampuan mereka untuk menantang status quo dan memperkenalkan ide-ide baru yang dapat mendorong inovasi. Dalam konteks pengembangan talenta muda, penting bagi para pemimpin untuk mendorong sifat kritis ini. Memberikan ruang bagi para pemuda untuk mengekspresikan ide-ide mereka dan mengkritisi proses yang sudah ada dapat menghasilkan solusi inovatif yang mendorong kemajuan.

Kedua: Menetapkan Tujuan yang Jelas dan Menantang; Shaper cenderung memiliki energi tinggi dan fokus pada pencapaian. Mereka secara alami mendorong tim untuk menetapkan tujuan yang jelas dan menantang. Untuk talenta muda, ini berarti pentingnya belajar menetapkan dan mengejar tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Hal ini dapat dilakukan melalui program pelatihan dan mentoring yang dirancang untuk membantu mereka mengenali dan meraih target-target tersebut.

Ketiga: Memotivasi Tim melalui Ketegasan dan Keyakinan; Karakter Shaper yang tegas dan berkeyakinan tinggi dapat menjadi sumber motivasi bagi tim. Kepemimpinan yang menunjukkan kejelasan visi dan ketegasan dalam pengambilan keputusan dapat menginspirasi anggota tim lainnya untuk bekerja dengan semangat yang sama. Bagi talenta muda, meneladani sifat ini dapat membantu mereka menjadi pemimpin yang berpengaruh dalam komunitas dan tempat kerja mereka.

Keempat: Mengelola Konflik secara Konstruktif; Dengan sifat provokatif, Shaper mungkin memicu konflik dalam tim. Namun, ini tidak selalu menjadi hal yang negatif. Konflik yang dikelola dengan baik dapat memunculkan ide-ide baru dan memperkuat dinamika tim. Pemimpin perlu melatih talenta muda untuk tidak takut menghadapi konflik, tetapi melihatnya sebagai peluang untuk pertumbuhan dan peningkatan kolaborasi.

Kelima: Mengarahkan Energi ke Arah yang Positif dan Produktif; Shaper memiliki energi yang besar dan determinasi kuat. Tantangan bagi pemimpin adalah memastikan energi ini diarahkan ke arah yang positif dan produktif. Dalam pengembangan talenta muda, ini bisa berarti memberikan mereka proyek yang menantang dan bermakna, serta membimbing mereka untuk fokus pada solusi dan pencapaian daripada sekadar kritik.

Peran Shaper, dengan karakteristiknya yang dinamis dan tegas, dapat menjadi aset berharga dalam pengembangan talenta muda Indonesia. Dalam menyongsong era bonus demografi 2030, penting bagi para pemimpin untuk memahami dan mengintegrasikan peran ini dalam tim mereka. Dengan mendorong inovasi, menetapkan tujuan yang menantang, memotivasi melalui ketegasan, mengelola konflik secara konstruktif, dan mengarahkan energi ke arah positif, talenta muda dapat dipersiapkan untuk menghadapi tantangan dan berkontribusi pada pembangunan bangsa. Untuk mewujudkan hal ini, direkomendasikan adanya program pelatihan kepemimpinan yang menekankan pada pengembangan peran Shaper, baik di lembaga pendidikan maupun organisasi tempat kerja. Selain itu, perlu adanya kesadaran yang lebih luas tentang pentingnya peran Shaper dalam tim, sehingga dapat diidentifikasi dan dimanfaatkan dengan baik untuk mencapai hasil yang optimal.Wallahu A'lam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun