Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

“Learning to Explore, Develop, and Serve”

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Aplikasi Pengembangan Program Bimbingan dan Pelatihan: untuk Peningkatan Talenta Muda Menyonsong Bonus Demografi 2030

9 Agustus 2024   13:33 Diperbarui: 9 Agustus 2024   13:36 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dok. Finalisasi Revisi Penulisan Tesis, untuk daftar Ujian Munaqasyah (09/08/2024)

Aplikasi Pengembangan Program Bimbingan dan Pelatihan: Untuk Peningkatan Keterampilan untuk Menyongsong Bonus Demografi 2030 di Indonesia

Oleh: A. Rusdiana

Indonesia menghadapi periode bonus demografi pada tahun 2030, di mana jumlah penduduk usia produktif akan mengalami lonjakan signifikan. Untuk memanfaatkan kesempatan ini, perlu adanya strategi yang tepat dalam pengembangan keterampilan guna memenuhi kebutuhan pasar kerja yang terus berubah. Pengembangan keterampilan dapat didekati dengan teori pembelajaran berbasis kompetensi, yang menekankan pada peningkatan keterampilan sesuai dengan kebutuhan industri. Model ini berfokus pada hasil belajar yang terukur dan relevan dengan dunia kerja. Meskipun banyak inisiatif pelatihan, seringkali program-program tersebut tidak sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan pasar, sehingga ada kesenjangan antara keterampilan yang dimiliki talenta muda dan yang dibutuhkan oleh industri. Menyusun program pelatihan yang efektif merupakan langkah krusial untuk memastikan bahwa talenta muda siap menghadapi tantangan industri yang semakin kompleks dan dinamis menjelang bonus demografi 2030. Untuk lebih dalam memahami tentang Strategi Perencanaan SDM mari kita breakdown, satu persatu:

Pertama: Evaluasi Kinerja untuk Menentukan Kebutuhan Pelatihan; Untuk merancang program pelatihan yang efektif, penting untuk melakukan evaluasi kinerja yang mendalam. Evaluasi ini harus mencakup analisis keterampilan yang sudah ada dan identifikasi kesenjangan keterampilan. Dengan data ini, program pelatihan dapat dikembangkan untuk mengatasi kekurangan yang ada dan memenuhi kebutuhan spesifik industri.

Kedua: Penyesuaian Program Pelatihan dengan Tren Pasar; Program pelatihan harus selalu diperbarui sesuai dengan tren pasar yang berkembang. Ini melibatkan pemantauan tren teknologi terbaru, perubahan industri, dan kebutuhan keterampilan yang muncul. Dengan mengadaptasi program pelatihan sesuai dengan tren ini, talenta muda akan lebih siap untuk menghadapi tantangan industri dan beradaptasi dengan cepat.

Ketiga:  Integrasi Soft Skills dalam Program Pelatihan; Selain keterampilan teknis, soft skills seperti komunikasi, kepemimpinan, dan pemecahan masalah juga penting. Program pelatihan harus mencakup pengembangan soft skills yang relevan dengan lingkungan kerja saat ini. Keterampilan ini membantu talenta muda berfungsi secara efektif dalam tim dan menghadapi situasi yang kompleks di dunia kerja.

Ketiga:  Pelatihan Berbasis Proyek dan Praktik; Untuk memastikan keterampilan yang diperoleh dapat diterapkan langsung di tempat kerja, program pelatihan harus menyertakan komponen praktis. Pelatihan berbasis proyek memungkinkan peserta untuk bekerja pada kasus nyata, yang memperkuat pemahaman mereka dan memberi pengalaman langsung yang berharga.

Keempat: Kemitraan dengan Industri untuk Program Pelatihan; Kerjasama dengan industri sangat penting dalam merancang program pelatihan yang relevan. Melibatkan perusahaan dalam proses pengembangan kurikulum dan pelaksanaan pelatihan memastikan bahwa konten yang disajikan sesuai dengan kebutuhan industri. Kemitraan ini juga dapat membuka peluang magang dan penempatan kerja bagi peserta pelatihan. Pengembangan program pelatihan yang efektif adalah kunci untuk mempersiapkan talenta muda Indonesia menghadapi bonus demografi 2030. Dengan evaluasi kinerja yang akurat, penyesuaian dengan tren pasar, pengembangan soft skills, pelatihan berbasis proyek, dan kemitraan dengan industri, program pelatihan dapat meningkatkan keterampilan yang relevan dan mempersiapkan talenta muda untuk tantangan masa depan. Sejatinya, pemerintah dan lembaga pendidikan perlu memperkuat kolaborasi dengan industri untuk memastikan relevansi program pelatihan. Selain itu, perlu adanya kebijakan yang mendukung pembaruan kurikulum secara berkala dan penyediaan sumber daya untuk pelatihan berbasis praktik. Dengan pendekatan ini, Indonesia dapat memanfaatkan bonus demografi secara optimal dan meningkatkan daya saing tenaga kerja muda di pasar global.  Tulisan ini dirancang untuk memberikan wawasan mendalam mengenai pengembangan program bpmbingan dan pelatihan guna peningkatan keterampilan guna mempersiapkan talenta muda Indonesia menghadapi era bonus demografi. Pengembangan ini diharapkan dapat meminimalkan kesenjangan keterampilan dan meningkatkan kesiapan kerja di masa depan. Wallahu A'lam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun