Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

“Learning to Explore, Develop, and Serve”

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meningkatkan Kesadaran Budaya Melalui Pantun: Menjaga Warisan di Era Bonus Demografi

3 Agustus 2024   05:24 Diperbarui: 3 Agustus 2024   06:38 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Suarakalbar, tersedia di https://www.suarakalbar.co.id/2023/12/deklarasi-hari-pantun-sedunia-sinergis-membangun-ekosistem-ekonomi-syariah

Meningkatkan Kesadaran Budaya Melalui Pantun: Menjaga Warisan di Era Bonus Demografi 2030

Oleh: A. Rusdiana

Pantun merupakan salah satu bentuk kesusastraan tradisional Indonesia yang sarat dengan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal. Namun, di era modern ini, banyak generasi muda yang kurang mengenal dan memahami warisan budaya mereka, termasuk pantun. Hal ini disebabkan oleh arus globalisasi dan modernisasi yang semakin kuat, yang seringkali menggeser nilai-nilai budaya lokal. Dalam konteks bonus demografi 2030, generasi muda akan menjadi tulang punggung bangsa dan memainkan peran penting dalam menjaga serta melanjutkan warisan budaya. Teori kesadaran budaya mengemukakan bahwa pemahaman dan apresiasi terhadap warisan budaya dapat memperkuat identitas nasional dan mendorong sikap saling menghargai antarbudaya. Kesadaran budaya juga berperan dalam menjaga keanekaragaman budaya yang merupakan kekayaan bangsa.

Meski penting, kesadaran budaya di kalangan generasi muda Indonesia masih rendah. Kurangnya perhatian terhadap seni tradisional seperti pantun, mengindikasikan perlunya upaya peningkatan kesadaran budaya. Tulisan ini penting karena mengangkat kembali nilai-nilai budaya melalui pantun, yang dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kesadaran budaya generasi muda. Dengan memahami dan menghargai warisan budaya, generasi muda dapat lebih siap menghadapi tantangan di era bonus demografi 2030. Mari kita breakdown, satu persatu: 

Pertama: Pengajaran Pantun di Sekolah; Mengintegrasikan pembelajaran pantun dalam kurikulum sekolah dasar hingga menengah. Hal ini bisa dilakukan melalui mata pelajaran Bahasa Indonesia atau seni budaya, dengan menekankan pada sejarah, makna, dan teknik penulisan pantun.

Kedua: Lomba Penulisan dan Pembacaan Pantun; Menyelenggarakan lomba penulisan dan pembacaan pantun di berbagai tingkatan, mulai dari sekolah hingga nasional. Ini dapat mendorong siswa untuk belajar dan menghargai pantun, serta mengenal lebih dekat budaya mereka.

Ketiga: Kolaborasi dengan Media Sosial; Memanfaatkan platform media sosial untuk mempromosikan pantun. Konten-konten kreatif seperti video pembacaan pantun, tantangan menulis pantun, atau kampanye kesadaran budaya dapat menarik minat generasi muda.

Keempat: Kerjasama dengan Budayawan dan Seniman; Melibatkan budayawan dan seniman dalam upaya menghidupkan kembali pantun. Mereka dapat berperan sebagai mentor atau pembicara dalam berbagai acara, memperkenalkan dan mengajarkan pantun kepada generasi muda.

Kelima: Dokumentasi dan Publikasi; Membuat dokumentasi tentang pantun, baik dalam bentuk buku, artikel, maupun video, yang dapat diakses oleh masyarakat luas. Publikasi ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pantun sebagai warisan budaya.

Meningkatkan kesadaran budaya melalui pantun merupakan langkah penting dalam menjaga warisan budaya Indonesia di era bonus demografi 2030. Dengan memahami dan menghargai pantun, generasi muda dapat memperkuat identitas budaya mereka dan siap menghadapi tantangan global. Diperlukan upaya kolaboratif antara pemerintah, lembaga pendidikan, komunitas budaya, dan media untuk menghidupkan kembali pantun. Penerapan program-program edukatif, kompetisi, dan promosi melalui media sosial adalah beberapa langkah strategis yang dapat diambil untuk mencapai tujuan ini. Wallahu A'lam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun