Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

“Learning to Explore, Develop, and Serve”

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengasah Keterampilan Menulis, Strategi Meningkatkan Talenta Muda Menyongsong Bonus Demografi 2030

2 Agustus 2024   22:48 Diperbarui: 2 Agustus 2024   22:56 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dokpri Poto Kririman Bimbingan Penulisan Tesis (02/07/2024)

Mengasah Keterampilan Menulis: Strategi Meningkatkan Talenta Muda Menyongsong Bonus Demografi 2030

Oleh: A. Rusdiana

Dalam menghadapi era bonus demografi pada tahun 2030, Indonesia dihadapkan pada tantangan besar untuk mempersiapkan generasi mudanya. Keterampilan menulis, sebagaimana dilaporkan oleh NACE dalam Job Outlook 2020, adalah salah satu kemampuan penting yang diincar oleh HRD. Keterampilan ini tidak hanya mencakup kemampuan berkomunikasi secara tertulis, tetapi juga melibatkan aspek seperti tata bahasa, riset, penguasaan software pengolah kata, kolaborasi, dan komunikasi. 

Namun, banyak generasi muda yang masih kurang menguasai keterampilan ini, menciptakan kesenjangan antara harapan industri dan realitas. Oleh karena itu, penting untuk membahas bagaimana keterampilan menulis dapat dikembangkan di kalangan generasi muda Indonesia, guna meningkatkan peluang kerja dan beradaptasi dengan kondisi kerja yang semakin kompetitif, terutama dalam era digital dan kerja jarak jauh. Mari kita breakdown, satu persatu: 

Pertama: Penguasaan Tata Bahasa dan Penyusunan Konten Tulisan; Keterampilan menulis tidak lepas dari penguasaan tata bahasa yang baik. Tata bahasa adalah dasar dari tulisan yang jelas dan mudah dipahami. Selain itu, keterampilan menulis dapat diperluas dengan kreativitas dalam penyusunan pantun, sebuah bentuk puisi tradisional yang mengasah kemampuan berbahasa dan berkreasi. Menulis pantun tidak hanya menghibur, tetapi juga melatih ketepatan dalam memilih kata dan menyampaikan pesan dengan cara yang menarik.

Kedua: Keterampilan Riset dan Validasi Informasi; Dalam era informasi yang melimpah, kemampuan untuk melakukan riset dan validasi informasi menjadi sangat penting. Keterampilan ini memungkinkan penulis untuk menyusun tulisan yang berbasis data, kredibel, dan informatif. Generasi muda harus diajarkan untuk mencari sumber yang terpercaya, melakukan wawancara, dan menginterpretasikan data dengan benar. Hal ini tidak hanya meningkatkan kualitas tulisan, tetapi juga membangun kredibilitas penulis di mata pembaca dan atasan.

Ketiga: Penguasaan Software Pengolah Kata dan Kolaborasi; Dengan perkembangan teknologi, penguasaan software pengolah kata seperti MS Word, Google Docs, dan platform CMS menjadi esensial. Kemampuan ini mendukung penulis untuk bekerja secara efisien dan berkolaborasi dengan tim. 

Kolaborasi tidak hanya melibatkan aspek teknis, tetapi juga kemampuan berkomunikasi dan bekerja dalam tim. Dalam proses menulis, sering kali diperlukan masukan dari rekan kerja, editor, atau atasan. Oleh karena itu, kemampuan untuk bekerja sama dan berkomunikasi dengan jelas adalah bagian integral dari keterampilan menulis.

Sinkatnya, keterampilan menulis adalah aset penting yang dapat meningkatkan peluang karier dan kemampuan adaptasi generasi muda dalam dunia kerja yang dinamis. Melalui penguasaan tata bahasa, keterampilan riset, dan penggunaan software pengolah kata, generasi muda dapat meningkatkan kualitas tulisan mereka dan meningkatkan kredibilitas di mata HRD. 

Selain itu, kemampuan berkolaborasi dan komunikasi yang baik akan mempermudah mereka dalam bekerja dalam tim dan beradaptasi dengan lingkungan kerja yang beragam. Untuk itu, penting bagi institusi pendidikan dan pelatihan di Indonesia untuk terus mengembangkan program-program yang fokus pada peningkatan keterampilan menulis, guna mempersiapkan generasi muda menghadapi era bonus demografi 2030. Wallahu A'lam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun