Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

“Learning to Explore, Develop, and Serve”

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Komunikasi yang Jelas dan Sehat: Prinsip Dasar Kolaborasi untuk Meningkatkan Talenta Muda Menuju Era Bonus Demografi 2030

28 Juli 2024   07:35 Diperbarui: 28 Juli 2024   07:39 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dok. Acara Reuni VI di Gd. LPTQ Jabar (dimodifikasi) (27/07/2024)

Komunikasi yang Jelas dan Sehat: Prinsip Dasar Kolaborasi untuk Meningkatkan Talenta Muda Menuju Era Bonus Demografi 2030

Oleh: A. Rusdiana

Dalam beberapa tahun ke depan, Indonesia akan memasuki era bonus demografi yang diprediksi terjadi pada tahun 2030. Bonus demografi ini mengacu pada kondisi di mana jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) mencapai proporsi terbesar dalam struktur penduduk, memberikan peluang besar untuk pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Namun, untuk memanfaatkan peluang ini, diperlukan persiapan yang matang, terutama dalam hal peningkatan kualitas talenta muda. Salah satu aspek penting yang dapat membantu dalam upaya ini adalah komunikasi yang jelas dan sehat dalam kolaborasi. Teori kolaborasi menekankan pentingnya komunikasi, kepercayaan, efisiensi, empati, akuntabilitas, serta kreativitas dan kepositifan. Sayangnya, banyak inisiatif kolaboratif di Indonesia masih terhambat oleh kurangnya pemahaman dan penerapan prinsip-prinsip dasar ini. Oleh karena itu, tulisan ini bertujuan untuk mengeksplorasi enam prinsip dasar kolaborasi, khususnya komunikasi yang jelas dan sehat, dan bagaimana penerapannya dapat meningkatkan talenta muda menjelang era bonus demografi 2030. Mari kita breakdown, satu persatu: 

Pertama: Lingkungan yang Aman untuk Menyampaikan Ide dan Saran; Penting untuk menciptakan lingkungan di mana setiap individu merasa aman untuk menyampaikan ide dan saran tanpa takut akan pembalasan. Hal ini mendorong partisipasi aktif dan memastikan bahwa setiap suara didengar. Dalam konteks talenta muda, ini memberikan kesempatan untuk belajar dan berkembang dari berbagai perspektif.

Kedua: Komunikasi Terbuka untuk Menetapkan Ekspektasi yang Jelas; Komunikasi yang terbuka membantu dalam menetapkan ekspektasi yang jelas, tujuan akhir, dan alasan di balik setiap tugas kolaboratif. Dengan demikian, semua anggota tim dapat bekerja dengan pemahaman yang sama, mengurangi risiko kesalahpahaman dan kelelahan. Untuk talenta muda, ini memberikan panduan yang jelas tentang apa yang diharapkan dari mereka.

Ketiga: Transparansi dalam Proses Kerja; Transparansi dalam proses kerja memastikan bahwa semua anggota tim mengetahui perkembangan dan tantangan yang dihadapi. Hal ini memungkinkan respons cepat dan penyesuaian yang diperlukan untuk mencapai tujuan bersama. Dalam konteks peningkatan talenta muda, transparansi membantu mereka memahami proses kerja secara keseluruhan dan belajar dari setiap langkah.

Keempat: Mengembangkan Keterampilan Mendengarkan Aktif; Keterampilan mendengarkan aktif sangat penting untuk memahami perspektif dan kebutuhan rekan kerja. Ini menciptakan hubungan yang lebih kuat dan lebih empatik dalam tim. Bagi talenta muda, mengembangkan keterampilan mendengarkan aktif membantu mereka belajar lebih efektif dan berkolaborasi dengan lebih baik.

Kelima: Umpan Balik yang Konstruktif dan Membangun; Memberikan umpan balik yang konstruktif dan membangun adalah kunci untuk peningkatan berkelanjutan. Umpan balik yang baik membantu individu memahami kekuatan dan area yang perlu diperbaiki tanpa merusak motivasi mereka. Bagi talenta muda, umpan balik yang konstruktif adalah sumber berharga untuk pertumbuhan pribadi dan profesional.

Komunikasi yang jelas dan sehat adalah fondasi dari kolaborasi yang sukses. Dalam konteks meningkatkan talenta muda di Indonesia menuju era bonus demografi 2030, penerapan prinsip-prinsip komunikasi yang efektif sangatlah penting. Dengan menciptakan lingkungan yang aman untuk berkomunikasi, menetapkan ekspektasi yang jelas, menjaga transparansi, mengembangkan keterampilan mendengarkan aktif, dan memberikan umpan balik yang konstruktif, kita dapat membantu talenta muda berkembang dan mempersiapkan diri untuk tantangan masa depan.

Untuk merealisasikan ini, disarankan agar institusi pendidikan dan organisasi yang bekerja dengan talenta muda: 1) Mengadakan pelatihan komunikasi efektif. 2) Mendorong budaya transparansi dan umpan balik konstruktif. 3) Mengembangkan program mentorship untuk membimbing talenta muda dalam mengembangkan keterampilan kolaboratif.

Dengan langkah-langkah ini, kita dapat memaksimalkan potensi bonus demografi dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Wallahu A'lam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun