Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

“Learning to Explore, Develop, and Serve”

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kepemilikan Keselarasan, Kunci Kolaborasi Sukses untuk Talenta Muda Menghadapi Bonus Demografi 2030

26 Juli 2024   21:56 Diperbarui: 26 Juli 2024   22:13 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kepemilikan dan Keselarasan: Kunci Kolaborasi Sukses untuk Talenta Muda Menghadapi Bonus Demografi 2030

Oleh: A. Rusdiana

Indonesia akan segera memasuki era bonus demografi pada tahun 2030, di mana jumlah penduduk usia produktif akan mencapai puncaknya. Ini adalah peluang emas bagi Indonesia untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui pemanfaatan talenta muda secara optimal. Namun, untuk meraih manfaat maksimal dari bonus demografi ini, diperlukan strategi yang tepat dalam mengembangkan dan mengarahkan talenta muda. 

Teori kolaborasi menekankan pentingnya kepemilikan (ownership) dan keselarasan (alignment) dalam mencapai tujuan bersama. Ketika individu merasa memiliki proyek atau inisiatif, mereka akan lebih berkomitmen dan bertanggung jawab dalam menjalankannya. Keselarasan dengan tujuan perusahaan atau organisasi memastikan bahwa semua pihak bekerja menuju arah yang sama, menciptakan sinergi dan efisiensi. 

Meskipun pentingnya kepemilikan dan keselarasan telah diakui, banyak perusahaan dan organisasi masih kesulitan dalam menerapkannya secara efektif. Banyak talenta muda yang merasa kurang terlibat atau tidak memiliki rasa memiliki terhadap proyek yang mereka kerjakan, yang dapat mengurangi tingkat motivasi dan produktivitas.

 Tulisan ini penting untuk memberikan wawasan tentang bagaimana nilai dasar kolaborasi seperti kepemilikan dan keselarasan dapat diimplementasikan secara efektif dalam konteks Indonesia menjelang bonus demografi 2030. Dengan demikian, diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan produktivitas talenta muda, serta berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi negara. Mari kita breakdown, satu persatu: 

Pertama:  Membangun Rasa Memiliki Melalui Keterlibatan Aktif; Mengikutsertakan talenta muda dalam proses pengambilan keputusan dan perencanaan proyek dapat meningkatkan rasa memiliki. Keterlibatan aktif membuat mereka merasa dihargai dan memiliki peran penting dalam kesuksesan proyek.

Kedua: Penyelarasan Visi dan Misi dengan Tujuan Pribadi; Menyelaraskan visi dan misi perusahaan dengan tujuan pribadi talenta muda dapat meningkatkan motivasi dan komitmen. Ketika mereka melihat bahwa tujuan pribadi mereka dapat tercapai melalui pencapaian tujuan perusahaan, mereka akan lebih bersemangat dalam bekerja. 

Ketiga: Pengakuan dan Penghargaan atas Kontribusi Memberikan pengakuan dan penghargaan atas kontribusi yang diberikan oleh talenta muda adalah cara efektif untuk memperkuat rasa memiliki. Penghargaan tidak selalu harus berupa materi, pengakuan publik atau kesempatan untuk mengambil peran yang lebih besar juga dapat sangat berarti.

Keempat: Pengembangan Karir yang Jelas; Memberikan jalur pengembangan karir yang jelas dan transparan membantu talenta muda melihat masa depan mereka dalam perusahaan. Ini memberikan rasa aman dan tujuan, yang pada akhirnya memperkuat keselarasan mereka dengan tujuan perusahaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun