Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

“Learning to Explore, Develop, and Serve”

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menghadapi Tantangan dengan Positif: Strategi Menerapkan Pembelajaran Berdiferensiasi untuk Pengembangan Talenta Muda Menuju Bonus Demografi 2030

24 Juli 2024   01:36 Diperbarui: 24 Juli 2024   01:39 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dok. Bimbingan Bersama Revisi Tesis Pasca Sidang (10/07/2024)

Menghadapi Tantangan dengan Positif: Strategi Menerapkan Pembelajaran Berdiferensiasi untuk Talenta Muda Menuju Bonus Demografi 2030

Oleh: A. Rusdiana

Indonesia akan segera memasuki era bonus demografi pada tahun 2030, di mana jumlah penduduk usia produktif akan mencapai puncaknya. Dalam konteks ini, pendidikan memainkan peran vital dalam mempersiapkan talenta muda yang adaptif, inovatif, dan siap bersaing di era industri 4.0. Salah satu pendekatan pendidikan yang relevan dan penting adalah pembelajaran berdiferensiasi.

Secara teoritis, pembelajaran berdiferensiasi adalah pendekatan yang menyesuaikan proses belajar mengajar dengan kebutuhan, minat, dan kemampuan individual siswa. Konsep ini sejalan dengan filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara, yang menekankan pada sistem “among”, di mana guru berperan sebagai pembimbing yang menuntun siswa sesuai kodratnya. Pembelajaran yang berpihak kepada siswa ini, menciptakan ruang bagi mereka untuk merdeka belajar dan mengembangkan potensi secara maksimal. Meskipun konsep pembelajaran berdiferensiasi telah dikenal, penerapannya masih menghadapi banyak tantangan, terutama dalam lingkungan yang beragam seperti mahasiswa karyawan/kelas non reguler. Artikel ini bertujuan untuk menguraikan strategi-strategi praktis yang dapat membantu guru tetap bersikap positif dalam menghadapi tantangan tersebut, dengan harapan dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan mempersiapkan talenta muda Indonesia untuk menyongsong bonus demografi 2030. Berikut adalah panduan untuk mendukung talenta muda Indonesia menyongsong era bonus demografi 2030. Untuk memahami lebih dalam mari kita breakdown, satu persatu:

Pertama: Terus Belajar dan Berbagi Pengalaman dengan Teman Sejawat (Membentuk Learning Community); Pembelajaran berdiferensiasi memerlukan komitmen terus-menerus untuk belajar dan berbagi pengalaman. Membentuk komunitas belajar (learning community) dengan sesama guru dapat menjadi sarana untuk saling mendukung dan menemukan solusi atas tantangan yang dihadapi. Dalam komunitas ini, guru dapat berbagi praktik terbaik, berdiskusi tentang strategi yang efektif, dan mendapatkan masukan konstruktif. Hal ini tidak hanya meningkatkan kualitas pembelajaran tetapi juga memperkuat jaringan profesional di antara guru.

Sumber: Dokumen Kelompok Belajar Bimbingan(4-13/07/2024)
Sumber: Dokumen Kelompok Belajar Bimbingan(4-13/07/2024)

Kedua: Saling Mendukung dan Memberi Semangat dengan Sesama Teman Sejawat; Sikap positif dan semangat yang kuat sangat penting dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Dukungan moral dari teman sejawat dapat menjadi sumber motivasi yang besar. Melalui kolaborasi dan saling memberikan semangat, guru dapat mengatasi rasa frustrasi dan kelelahan yang mungkin muncul saat menghadapi tantangan. Dukungan ini juga menciptakan lingkungan kerja yang lebih harmonis dan produktif, yang pada akhirnya berdampak positif pada proses belajar mengajar.

Sumber: Dok. Kelompok Kuliah Remedial  (13/07/2024)
Sumber: Dok. Kelompok Kuliah Remedial  (13/07/2024)

Ketiga: Menerapkan Apa yang Sudah Kita Peroleh dan Bisa Kita Terapkan Meskipun Belum Maksimal Langkah kecil dan progresif dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi sangat penting. Guru tidak perlu menunggu sampai memiliki semua sumber daya atau pengetahuan yang sempurna untuk mulai menerapkan strategi diferensiasi. Penerapan awal yang mungkin belum maksimal tetap akan memberikan pengalaman berharga dan umpan balik untuk perbaikan selanjutnya. Pendekatan ini juga memungkinkan guru untuk melihat dampak positif secara langsung, yang dapat menjadi motivasi untuk terus memperbaiki dan mengembangkan metode pembelajaran.

Sumber: Dok. Bimbingan Bersama Revisi Tesis Pasca Sidang (10/07/2024)
Sumber: Dok. Bimbingan Bersama Revisi Tesis Pasca Sidang (10/07/2024)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun