Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

Hobi Membaca menulis dan Mengabdi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memaksimalkan Pengalaman Konkret untuk Meningkatkan Talenta Muda Menjelang Bonus Demografi 2030

17 Juli 2024   03:08 Diperbarui: 17 Juli 2024   03:11 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok: Lokakarya pengembangan Modul  PAI Kontemporer  di STAI Siliwagi Garut (14/7/2024)

Memaksimalkan Pengalaman Konkret untuk Meningkatkan Talenta Muda Menjelang Bonus Demografi 2030

Oleh A. Rusdiana

Fenomena: Indonesia akan memasuki era bonus demografi pada tahun 2030, di mana jumlah penduduk usia produktif akan mencapai puncaknya. Ini merupakan peluang besar bagi pertumbuhan ekonomi, asalkan talenta muda dapat dipersiapkan dengan baik. Teori: Pembelajaran melalui pengalaman nyata atau "experiential learning" adalah pendekatan di mana individu belajar melalui refleksi pada pengalaman langsung. Teori ini dikemukakan oleh David Kolb yang mengidentifikasi tahap pertama dari siklus pembelajaran sebagai "pengalaman konkret". Namun, meskipun pentingnya pengalaman konkret telah diakui, implementasi dalam sistem pendidikan dan pelatihan di Indonesia masih belum optimal. Banyak talenta muda yang lulus dari pendidikan formal tanpa keterampilan praktis yang memadai. Artikel ini akan mengeksplorasi bagaimana pengalaman konkret dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan talenta muda, membantu mereka mempersiapkan diri untuk era bonus demografi 2030, dan pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi. Mari Kita breakdown, satu persatu: 

Pertama:  Magang di Industri Terkait Mengikutsertakan talenta muda dalam program magang di industri yang relevan dengan bidang studi mereka dapat memberikan pengalaman praktis yang berharga. Misalnya, mahasiswa teknik yang magang di perusahaan konstruksi akan mendapatkan wawasan langsung tentang proses pembangunan dan manajemen proyek.

Kedua: Proyek Lapangan Terlibat dalam proyek lapangan memungkinkan talenta muda untuk menghadapi tantangan nyata di lapangan. Contohnya, mahasiswa lingkungan yang terlibat dalam proyek konservasi akan belajar tentang ekosistem dan strategi pelestarian melalui pengamatan langsung dan partisipasi aktif.

Ketiga: Partisipasi dalam Program Kerja Nyata Talenta muda dapat berpartisipasi dalam program kerja nyata yang dirancang untuk memberikan pengalaman praktis. Misalnya, program startup yang memungkinkan mahasiswa untuk bekerja pada pengembangan produk atau layanan dari awal hingga peluncuran.

Keempat: Kolaborasi dengan Profesional Berpengalaman Melibatkan talenta muda dalam kolaborasi dengan profesional berpengalaman melalui mentorship dan coaching dapat memberikan pandangan mendalam tentang industri dan keterampilan yang dibutuhkan. Seorang mentor dapat membimbing mahasiswa dalam proyek nyata, memberikan saran dan feedback yang berharga.

Kelima: Simulasi dan Studi Kasus Menggunakan simulasi dan studi kasus dalam kurikulum pendidikan dapat memberikan pengalaman konkret dalam lingkungan yang terkontrol. Mahasiswa bisnis, misalnya, dapat belajar melalui simulasi manajemen perusahaan atau analisis kasus bisnis nyata, yang mempersiapkan mereka untuk tantangan di dunia kerja.

Pengalaman konkret memainkan peran penting dalam mempersiapkan talenta muda untuk masa depan, terutama dalam menghadapi era bonus demografi 2030. Melalui magang, proyek lapangan, program kerja nyata, kolaborasi dengan profesional, dan simulasi, talenta muda dapat memperoleh keterampilan praktis yang diperlukan. Pemerintah, institusi pendidikan, dan industri harus bekerja sama untuk menciptakan lebih banyak peluang pengalaman konkret bagi talenta muda, memastikan bahwa mereka siap untuk berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Tuliasan ini, merekomendasikan bahwa; 1) Pengembangan Program Magang: Institusi pendidikan dan industri harus mengembangkan lebih banyak program magang yang relevan dan berkualitas. 2) Dukungan Proyek Lapangan: Pemerintah dan organisasi non-profit harus menyediakan dukungan dan dana untuk proyek lapangan yang melibatkan talenta muda. 3) Kolaborasi Mentorship: Membangun program mentorship yang menghubungkan mahasiswa dengan profesional berpengalaman di industri mereka. 4) Integrasi Simulasi dalam Kurikulum: Institusi pendidikan harus mengintegrasikan lebih banyak simulasi dan studi kasus dalam kurikulum mereka. 5) Evaluasi dan Penyesuaian: Secara berkala mengevaluasi efektivitas program pengalaman konkret dan menyesuaikannya berdasarkan umpan balik dari peserta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun