Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

Hobi Membaca menulis dan Mengabdi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pembelajaran Tentang Tanggung Jawab dan Disiplin untuk Meningkatkan Talenta Muda Menuju Bonus Demografi 2030

15 Juli 2024   09:13 Diperbarui: 15 Juli 2024   09:21 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Detik tersedia di https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5721612/pengertian-tanggung-jawab-lengkap-

Pembelajaran tentang Tanggung Jawab dan Disiplin untuk Meningkatkan Talenta Muda Menuju Bonus Demografi 2030

Oleh: A. Rusdiana

Dalam beberapa tahun mendatang, Indonesia akan menghadapi bonus demografi pada tahun 2030, di mana jumlah penduduk usia produktif akan mencapai puncaknya. Fenomena ini memberikan peluang besar untuk pertumbuhan ekonomi, namun juga menghadirkan tantangan dalam mempersiapkan talenta muda agar siap menghadapi dunia kerja. Salah satu aspek krusial dalam persiapan ini adalah pembelajaran tentang tanggung jawab dan disiplin. 

Teori organisasi oleh L. P. Alford dan Russel Beatty menggarisbawahi pentingnya prinsip wewenang dan tanggung jawab, serta disiplin, sebagai dasar keberhasilan organisasi. Namun, masih terdapat kesenjangan dalam penerapan nilai-nilai ini di kalangan talenta muda. Tulisan ini akan membahas pentingnya tanggung jawab dan disiplin dalam meningkatkan talenta muda untuk menghadapi bonus demografi 2030. Mari Kita breakdown, satu persatu:

Pertama: Pemahaman tentang Tanggung Jawab: Tanggung jawab adalah kemampuan untuk mengakui dan menjalankan tugas yang diberikan. Dalam sebuah organisasi, setiap anggota memiliki tanggung jawab tertentu yang harus dipenuhi. Memahami tanggung jawab ini membantu talenta muda untuk mengembangkan rasa kepemilikan terhadap pekerjaan mereka, yang pada gilirannya meningkatkan kinerja dan produktivitas.

Kedua; Penerapan Disiplin dalam Kehidupan Kerja: Disiplin adalah kunci untuk mencapai tujuan jangka panjang. Prinsip disiplin dalam organisasi, seperti yang dijelaskan oleh Alford dan Beatty, menunjukkan bahwa disiplin membantu dalam mengatur waktu, menetapkan prioritas, dan menjaga konsistensi dalam pekerjaan. Talenta muda yang disiplin cenderung lebih mampu mengatasi tantangan dan mencapai kesuksesan dalam karir mereka.

Ketiga: Mengembangkan Wewenang dan Tanggung Jawab: Prinsip wewenang dan tanggung jawab adalah dasar dari manajemen yang efektif. Dalam konteks pembelajaran untuk talenta muda, memberikan mereka wewenang untuk membuat keputusan dapat meningkatkan rasa tanggung jawab mereka. Ini juga membantu mereka belajar untuk mengambil inisiatif dan berani mengambil risiko yang terukur.

Keempat: Pentingnya Tanggung Jawab Sosial: Selain tanggung jawab individu, talenta muda juga perlu memahami pentingnya tanggung jawab sosial. Ini termasuk partisipasi dalam kegiatan sosial dan kontribusi terhadap masyarakat. Tanggung jawab sosial membantu membangun karakter yang peduli dan berintegritas, yang sangat penting dalam menciptakan pemimpin masa depan yang beretika.

Kelima:Membangun Lingkungan Kerja yang Disiplin: Lingkungan kerja yang disiplin dapat mendorong karyawan untuk bekerja lebih efisien. Organisasi perlu menciptakan aturan dan standar yang jelas, serta menerapkan mekanisme pengawasan yang efektif. Ini membantu memastikan bahwa semua anggota tim memahami ekspektasi dan bekerja sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Pembelajaran tentang tanggung jawab dan disiplin merupakan elemen penting dalam mempersiapkan talenta muda menghadapi era bonus demografi 2030. Pemahaman yang mendalam tentang tanggung jawab, penerapan disiplin, pengembangan wewenang, pentingnya tanggung jawab sosial, dan pembangunan lingkungan kerja yang disiplin dapat meningkatkan kualitas talenta muda. Untuk mencapai tujuan ini, diperlukan kolaborasi antara pemerintah, institusi pendidikan, dan sektor swasta. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun