Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

“Learning to Explore, Develop, and Serve”

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan dan Keterampilan, Pondasi Utama untuk Menghadapi Industri 4.0 dan Bonus Demografi 2030

13 Juli 2024   00:52 Diperbarui: 13 Juli 2024   00:55 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Educa Academy, tersedia di https://academy.educa.id/teachers/news/2745-siapkan-masa-depan-dengan-keterampilan-(dimodif)

Pendidikan dan Keterampilan: Fondasi Utama untuk Menghadapi Industri 4.0 dan Bonus Demografi 2030

Oleh: Rusdiana

Perkembangan teknologi yang pesat telah membawa era disrupsi yang menggeser batas antara tugas yang dilakukan manusia dan mesin. Pasar tenaga kerja global mengalami transformasi besar, dan teknologi baru memengaruhi cara organisasi beroperasi serta bagaimana orang bekerja. 

Menurut laporan Forum Ekonomi Dunia 2018, 87% perusahaan di Indonesia lebih memilih karyawan dengan keterampilan teknologi baru, dan permintaan keterampilan ini diperkirakan meningkat sebesar 55% pada 2030. 

Memasuki era bonus demografi 2030, talenta muda Indonesia harus siap menghadapi pasar kerja yang berubah dengan cepat. Pendidikan dan keterampilan menjadi kunci utama dalam mempersiapkan talenta muda menghadapi Industri 4.0. Mari kita breakdown satu-persatu:

Pertama: Integrasi Kurikulum yang Relevan dengan Teknologi Terbaru; Sistem pendidikan di banyak negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, perlu diubah untuk mengintegrasikan kurikulum yang relevan dengan teknologi terbaru. Mata pelajaran seperti coding, kecerdasan buatan (AI), dan analisis data harus dimasukkan dalam kurikulum sekolah dan universitas. 

Dengan demikian, siswa akan terbiasa dengan teknologi sejak dini dan siap untuk menghadapi tantangan di pasar kerja yang semakin digital. Pendidikan berbasis teknologi ini juga akan mendorong kreativitas dan inovasi di kalangan talenta muda, membantu mereka untuk berkontribusi secara signifikan dalam ekonomi digital.

Kedua: Fokus pada Pengembangan Kompetensi Digital dan Keterampilan Teknis; Selain mengubah kurikulum, program pelatihan dan pengembangan keterampilan harus lebih difokuskan pada kompetensi digital dan keterampilan teknis. Pelatihan dalam bidang seperti pemrograman, desain grafis, dan manajemen proyek digital harus disediakan untuk semua tingkat pendidikan, dari sekolah dasar hingga pendidikan tinggi.

Pemerintah dan sektor swasta perlu bekerja sama untuk menyediakan pelatihan yang relevan dan up-to-date. Dengan kompetensi digital yang kuat, talenta muda akan memiliki keunggulan kompetitif di pasar kerja dan mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan teknologi.

Ketiga: Pembelajaran Berbasis Proyek dan Kolaboratif; Metode pembelajaran berbasis proyek dan kolaboratif harus diadopsi secara luas di lembaga pendidikan. Metode ini mendorong siswa untuk bekerja dalam tim, memecahkan masalah nyata, dan mengembangkan keterampilan komunikasi serta kolaborasi yang penting di dunia kerja. 

Proyek-proyek yang menggabungkan elemen teknologi dan kreativitas akan membantu siswa memahami aplikasi praktis dari pengetahuan mereka dan meningkatkan kemampuan problem-solving. Pembelajaran berbasis proyek juga mengajarkan siswa untuk berpikir kritis dan berinovasi, keterampilan yang sangat dibutuhkan di era Industri 4.0.

Endingnya, menghadapi bonus demografi 2030 dan era Industri 4.0, Indonesia harus memastikan bahwa sistem pendidikannya mampu menghasilkan talenta muda yang siap menghadapi tantangan masa depan. Integrasi kurikulum yang relevan dengan teknologi terbaru, fokus pada pengembangan kompetensi digital dan keterampilan teknis, serta adopsi metode pembelajaran berbasis proyek dan kolaboratif adalah langkah-langkah kunci yang harus diambil. 

Pemerintah, sektor swasta, dan institusi pendidikan harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung inovasi dan kreativitas. Dengan persiapan yang tepat, talenta muda Indonesia dapat memanfaatkan peluang bonus demografi dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Wallahu A'lam.

________________

*) Tulisan ini pengembangan kedua dari usulan Dr. Yana Aditia  setelelah merevew tulisan sebelumnya "Pengaruh Era Disrupsi pada Pekerjaan, Tenaga Kerja dan Tempat Kerja" dipublis Kompasiana (10/07/024)  Kado untuk FTK-UIN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun