Kegiatan ini dimulai pada tanggal 26 Agustus 2024 di SMA Negeri 2 Ponorogo, Program Asistensi Mengajar ini merupakan salah satu program yang diselenggarakan oleh Universitas Negeri Malang (UM) di sekolah mitra yang dilakukan secara kolaboratif dengan guru sekolah atau yang disebut juga dengan guru pamong. Program Asistensi Mengajar ini merupakan salah satu bentuk dari program LP3 atau Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Pendidikan Universitas Negeri Malang, yang dimana nantinya mahasiswa jurusan pendidikan akan melakukan praktik mengajar di sekolah yang sudah berkerjasama atau bermitra dengan Universitas Negeri Malang selama 1 Semester. Mahasiswa yang mengikuti program ini akan mendapatkan mendapatkan pengalaman secara langsung bagaimana cara menjadi seorang pendidik yang profesional, memperluas pandangan tentang kondisi pendidikan di Indonesia serta mendapatkan konversi sebesar 20 SKS. Program ini juga bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk berkreasi serta berinovasi dalam ranah pendidikan sehingga mahasiswa dapat berpikir kritis untuk menjawab tantangan pendidikan di era perkembangan teknologi saat ini.
Saya Ahmad Riza Wijaya, Mahasiswa Universitas Negeri Malang jurusan Pendidikan Sejarah semester 5 angkatan 2022, akan membagikan sedikit pengalaman saya dan teman teman saya mengenai program asistensi mengajar yang dilakukan selama 1 semester di SMA Negeri 2 Ponorogo.
Tak sedikit dijumpai di media sosial mengenai guru generasi Z yang sudah mulai berkecimpung dalam dunia pendidikan dan dihadapkan dengan peserta didik yang juga sesama generasi Z. Sehingga memunculkan berbagai reaksi dari netizen Indonesia, ada yang menganggap bahwa cara penyampaian guru generasi z lebih mudah dipahami karena mereka memiliki karakteristik yang tak jauh berbeda. Gaya penyampaian guru generasi z ini juga dinilai lebih mudah diterima oleh para murid karena penyampaian mereka yang cendrung santai sehingga para murid tidak merasa tegang. Hal inilah yang juga digunakan oleh mahasiswa AM (Asistensi Mengajar) dari Universitas Negeri Malang dalam menyampaikan materi di kelas, 13 mahasiswa yang berasal dari jurusan pendidikan sejarah, sosiologi, PPKN, Fisika dan seni tari.
Pelajaran sejarah merupakan salah satu pelajaran yang sangat membosankan di kelas sehingga tak sedikit murid-murid yang mengantuk selama pelajaran sejarah dilaksanakan. Hal inilah yang menjadi salah satu tantangan tersendiri bagi saya dan teman-teman saya untuk bisa berinovasi menciptakan pembelajaran sejarah yang unik dan menyenangkan. Sehingga kami sering menyisipkan foto serta video kepada siswa-siswi di kelas supaya mereka bisa mendapatkan gambaran terkait peristiwa di masa lalu tersebut, kami juga mengurangi gaya pembelajaran yang hanya terpaku kepada guru yang menyebabkan minimnya interaksi kepada peserta didik yang dapat menyebabkan siswa-siswi mengantuk dan kurang memperhatikan. Terkadang kami juga menggunakan game interaktif seperti quizziz, canva maupun kahoot untuk meningkatkan minat belajar peserta didik.
Selama mengikuti program asistensi mengajar ini saya merasakan apa yang dirasakan oleh guru-guru di Indonesia saat ini, gaji serta tunjangan yang kurang memadai, banyaknya guru honorer yang terekploitasi namun hanya mendapatkan upah yang sedikit, kurangnya kasih sayang orang tua sehingga mempengaruhi karakteristik anak, guru yang dilaporkan oleh orang tua murid dan masih banyak lagi. Saya berharap semoga semua pihak baik dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Guru, Siswa bahkan Orang tua turut aktif serta berpartisipasi dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H