Dia sudah wakamad kurikulum di SMK Telkom Makassar, namun tetap aktif sebagai penulis termasuk di kompasiana. Tugas barunya sebagai wakamad kurikulum membuatnya bekerja keras memikirkan bagaimana proses pembelajaran tetap hidup dan berjalan.Â
Termasuk dia telah mempersiapkan dua versi jadwal yakni versi pandemic dan versi situasi normal. Kurang tidur selama pandemik bukan hal baru baginya karena sewaktu di kampus sering begadang sambil diskusi tentang masalah sosial, filsafat, ekonomi dan agama.
![dok. pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/01/21/arman-1-dengan-kawan-6008e76fd541df50197eebe2.jpg?t=o&v=770)
![dok. pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/01/21/arman-3-kawan-angkatan-6008e77ad541df5c9118a404.jpg?t=o&v=770)
Setelah mengajar lanjut ke sekolah untuk menyelesaikan tugas berikutnya. Di sana dia rasakan keringat dingin menyerangnya. Empat orang temannya memijit badannya pun tidak mampu menghentikan sakit dada di bagian kirinya sampai bibirnya sudah mulai agak kaku dan minta pamit pulang.Â
Dia pun sempatkan diri untuk cek out izin cepat pulang menggunakan kamera GPS, bahkan masih sempat menelpon sang kakak beberapa kali, tapi Hand Phone sang kakak tersailent.Â
Pesan voice saja yang berhasil ia kirimkan, pesannya berbahasa daerah Jeneponto. "kakak, tolong kak, sakit sekali dadaku sebelah kiri". Kurang lebih seperti itu jika saya terjemahkan dalam bahasa Indonesia.
![dok. pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/01/21/arman-9-cek-out-6008ed818ede484ba204f682.jpg?t=o&v=770)
![dok. pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/01/21/arman-4-gonrong-6008e7ca8ede480f6e155912.jpg?t=o&v=770)
Sambil menangis sang istri menelpon kakak almarhum yang tempat kerjanya tidak terlalu jauh dari kediamannya. Tak ada sepatah kata, hanya suara tangisan histeris.....
Kerumunan tetangga di kediaman almarhum membuat perasaan sang kakak tidak karuan, kaget berbaur heran. Di dalam rumah sang adik sudah terbujur.
![dok. pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/01/21/arman-6-rumah-duka-6008e734d541df45ed5d5182.jpg?t=o&v=770)
Innalillahi wa Innailaihi rojiun. Rabu, 20 Januari 2021, kini engkau telah pergi dan tak akan kembali, engkau tinggalkan keluarga kecilmu, istrimu menangis tepat di sampingmu dan tak sanggup melepasmu. Putri kecilmu tak tahan menahan pandangannya, mungkin tak mampu melihat bapaknya yang pucat dan tak ada candanya lagi.