Sholawat merupakan bentuk do'a yang dipanjatkan kepada Nabi Muhammad SAW nabi terakhir yang mempunyai kedudukan yang tinggi disisi Allah SWT.
Pembacaan sholawat selain kewajiban secara syari'at karena merupakan perintah Allah SWT, sholawat nabi juga merupakan ungkapan bentuk cinta seorang ummat kepada nabinya. Banyak sekali faedah dan manfaat pembacaan sholawat nabi yang dikemukakan dalam hadits dan pendapat para ulama, Namun bagaimana sejarah awal pembacaan sholawat nabi dan siapa yang pertama kali melakukannya.
Disarikan dari berbagai sumber pembacaan sholawat nabi ini telah dimulai dari semenjak zaman Nabi Adam AS. Diriwayatkan bahwa ketika Nabi Adam AS pertama kali akan menyentuh Siti Hawa, Allah SWT melarangnya karena karena bukan muhrim dan harus mengucapkan sholawat nabi sebagai maharnya. Allah SWT berkata Sholla 'Ala Habibi, kemudian malaikat Jibril membisikkan kalimat Shalallah 'Ala Muhammad ke telinga Nabi Adam AS dan Nabi Adam AS mengucapkannya, barulah Allah SWT membolehkan Nabi Adam AS untuk menyentuh Siti Hawa. Demikian riwayat pertama sholawat nabi diucapkan.
Kemudian diceritakan juga pada zaman Nabi Musa AS, ketika umatnya bertanya, apakah Allah SWT bersholawat kepada nabinya, maka Nabi Musa AS menjawab bahwa Allah SWT bersholawat kepada nabinya.
Perintah pembacaan sholawat nabi kepada kaum muslimin tercatat dalam Al-Quran surat Al-ahzab ayat 56:
"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.
Selanjutnya terdapat keagungan dan ketinggian derajat dalam perintah pembacaan sholawat ini, karena Allah SWT memerintahkan pembacaan sholawat untuk Nabi Muhammad SAW kepada orang-orang yang beriman dengan terlebih dahulu Allah SWT dan para Malaikat melakukan pembacaan sholawat kepada nabi. Dan ketika coba kita cermati penggunaan kalimat dalam ayat ini dengan menggunakan fi'il mudhori pada kata yusholluna, ini mengandung arti bahwa Allah SWT dan para malaikat melaksanakan pembacaan sholat secara terus menerus. Karena dalam ilmu tata bahasa Arab fi'il mudhori artinya pekerjaan yang sedang berlangsung dan yang akan datang.Â
Perintah pembacaan sholawat ini berbeda dengan perintah-perintah Allah SWT yang lain seperti perintah sholat, Allah SWT tidak melakukan sholat, juga pada perintah puasa, zakat dan menunaikan ibadah haji, Allah SWT tidak melaksanakan ibadah tersebut, tapi pada perintah sholawat, Allah SWT dan para malaikat melakukannya. Jadi tidak berlebihan, kalau pelopor pembacaan sholawat nabi adalah Allah SWT langsung.
Selanjutnya mudah-mudahan perintah sholawat ini dapat dilaksanakan dengan baik oleh seluruh ummat Islam. Lantas apa yang mendasari ummat Islam tidak mau bersholawat kepada nabi, Allah SWT saja pemilik alam semesta, Raja segala raja di dunia dan diakhirat saja bersholawat kepada nabi Muhammad SAW. Lah kita manusia hanya seorang 'abid atau pengabdi masa tidak mau baca sholawat.
Sekian saja mudah-mudahan tulisan ini dapat memotivasi penulis juga pembaca dalam melakukan pembacaan sholawat nabi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H