Buntut dari pandemi, ketegangan geopolitik yang sedang berlangsung, dan dunia yang mengglobal dengan cepat membuat semua bisnis dan industri harus beradaptasi.
konektivitas pembayaran lintas negara sangat penting .Meletakkan fondasi Pembayaran adalah langkah tepat, sering kali peraturan yang berbelit belit cenderung membuat kantong-kantong  perbankan lembaga keuangan terpisah dan terlokalisasi.Â
Sistem pembayaran lintas negara  adalah sarana bagi perusahaan dan pedagang di seluruh dunia untuk mengirim dan menerima pembayaran dalam berbagai mata uang. Untuk merampingkan proses dan menghindari biaya konversi yang besar. Kunci untuk berpacu dalam gelombang digitalisasi era sekarang ini di seluruh industri adalah dari gerbang transaksi  pembayaran lintas sistem tanpa perlu harus terhubung ke beberapa sistem. Sehingga pembayaran dapat mengalir tanpa hambatan lintas batas. Kolaborasi global sangat penting untuk semua aspek layanan keuangan.
Pentingnya standar dan tata kelola yang tertata, diterapkan dan dipatuhi pada tingkat lintas negara.Bagaimanapun pembayaran adalah sumber kehidupan dunia yang terhubung.Â
Dengan sistem yang terhubung juga dapat mengurangi kebutuhan menukar uang saat bepergian. Membuat proses lebih mudah cepat aman karena tidak perlu membawa uang fisik
Ini pada dasarnya mengurangi biaya transfer karena lebih sedikit transfer yang terlibat.
Dengan nilai tukar yang terus-menerus berubah, ini bisa menjadi masalah. Sistem pembayaran RPCÂ secara otomatis mengonversi mata uang yang memastikan penerima menerima jumlah yang benar.
Tetapi untuk merangkul masa depan yang baik , Â kita harus fokus untuk memastikan bahwa sistem yang digunakan dapat terhubung secara mulus dengan sistem lain, sehingga inovasi yang terjadi dapat memberdayakan negara untuk bertransaksi satu sama lain dengan mudah.
Konektivitas pembayaran lintas negara (cross-border) di kawasan termasuk dalam inisiatif jalur ekonomi & keuangan dalam ASEAN 2023 Â from ASEAN to Global.
Tetapi di masa depan pembangunan konektivitas lintas negara ini juga  memiliki tantangan dan risiko, antara lain persepsi tarif mahal dan proses yang lama, tidak inklusif, dan kurang transparan. untuk mengatasi tantangan dan risiko tersebut, Pemerintah, otoritas terkait, dan pelaku industri pembayaran harus bersinergi.Pelaku industri harus siap menangkap peluang dan menciptakan inovasi baik pada produk dan layanan Cross-Border maupun arsitektur sistem pembayaran.
Dengan hadirnya Regional Payment Connectivity (RPC) yang tengah digarap Bank Indonesia bersama bank sentral negara-negara ASEAN lainnya untuk membuat pembayaran internasional lebih cepat, lebih transparan, dan lebih mudah diakses, dengan biaya lebih rendah. Dapat memberikan udara segar terhadap para pelaku bisnis dan masyarakat.
Fast Payment System Interlinking, sistem pembayaran seperti real-time transfer dan pembayaran QR code dapat diakses oleh seluruh masyarakat ASEAN sehingga memperkuat ekonomi ASEAN.