Mohon tunggu...
Ahmad Zaki Zein
Ahmad Zaki Zein Mohon Tunggu... Mahasiswa - Menambah Pengalaman

Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Program Studi Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keterkaitan European Monetary System (EMS) dengan Wacana Pembentukan Mata Uang Tunggal Milik ASEAN (ACU)

4 Maret 2024   10:50 Diperbarui: 4 Maret 2024   10:57 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

European Monetary System (EMS) adalah sebuah kesepakatan yang dibentuk pada tahun 1979 antara negara-negara Eropa dengan tujuan utama menciptakan stabilitas kurs mata uang negara anggota melalui koordinasi manajemen kurs. EMS berfungsi sebagai landasan untuk membentuk mekanisme nilai tukar yang stabil di antara anggota-anggotanya.

Meskipun demikian, pada tahun 1992, EMS mengalami krisis yang signifikan, menunjukkan sejumlah kelemahan dan ketidakstabilan dalam sistem tersebut. Krisis tersebut mencerminkan tantangan yang dihadapi dalam mempertahankan stabilitas nilai tukar dalam sebuah kesepakatan multilateral. Pada akhirnya, EMS digantikan oleh European Economic Community (EMU) pada tahun 1999, menandai sebuah transisi penting dalam evolusi sistem moneter di Eropa.

Pembentukan mata uang tunggal Association of Southeast Asian Nations Currency Unit (ASEAN-ACU) masih dalam tahap wacana yang panjang dan belum mencapai tahap pelaksanaan yang konkret. Perbedaan yang signifikan antara negara-negara ASEAN, termasuk dalam hal tingkat perkembangan ekonomi, merupakan salah satu kendala utama dalam proses tersebut.

Meskipun ada tiga negara, yaitu Malaysia, Thailand, dan Singapura, yang saat ini memenuhi syarat untuk membentuk mata uang tunggal, proses ini membutuhkan waktu dan komitmen yang kuat dari seluruh negara anggota ASEAN. Kesulitan integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN yang memiliki karakteristik yang beragam menjadi tantangan yang signifikan dalam pembentukan ACU.

Peluang dan tantangan dalam pembentukan ACU secara erat terkait dengan upaya untuk mengatasi kesulitan integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN. Proses ini tidak hanya melibatkan penyeimbangan kepentingan ekonomi, tetapi juga politik dan keamanan di wilayah tersebut. Hanya melibatkan tiga negara yang saat ini memenuhi syarat untuk mata uang tunggal, proses ini memerlukan kesepakatan yang kokoh dan upaya yang berkelanjutan dari seluruh negara anggota ASEAN.

European Monetary System (EMS) dan pembentukan mata uang tunggal ASEAN (ACU) memiliki keterkaitan yang kuat dalam konsep moneter dan integrasi ekonomi antara negara-negara anggota. EMS bertujuan untuk menciptakan stabilitas kurs mata uang, sementara ACU diharapkan dapat mengurangi biaya perdagangan antar negara ASEAN dan memperkuat integrasi ekonomi di wilayah tersebut. Penggantian EMS oleh EMU menunjukkan pentingnya evolusi sistem moneter dalam konteks integrasi regional, yang menjadi sumber inspirasi bagi upaya pembentukan mata uang tunggal ASEAN.

Dalam menghadapi tantangan integrasi ekonomi yang kompleks di antara negara-negara ASEAN, penting untuk menekankan perlunya kerjasama yang erat dan komitmen yang kuat dalam proses pembentukan mata uang tunggal ASEAN (ACU). Selain mengatasi perbedaan tingkat perkembangan ekonomi, penting juga untuk memperhitungkan aspek politik dan keamanan dalam wilayah tersebut. Kerjasama dalam hal kebijakan moneter, fiskal, dan kebijakan lainnya menjadi krusial dalam membangun fondasi yang kokoh untuk ACU. Selain itu, dibutuhkan juga mekanisme pengawasan dan pengaturan yang efektif untuk memastikan stabilitas dan keberlanjutan sistem moneter regional ini.

Selain itu, memperhatikan pengalaman yang diperoleh dari evolusi sistem moneter di Eropa, negara-negara ASEAN dapat belajar dari kesalahan dan keberhasilan yang terjadi. Pengembangan ACU tidak hanya harus melibatkan negara-negara yang saat ini memenuhi syarat, tetapi juga harus membawa bersama seluruh anggota ASEAN untuk merancang kebijakan yang inklusif dan berkelanjutan.

Mempertimbangkan berbagai kepentingan dan dinamika politik di dalam wilayah ASEAN, proses pembentukan ACU perlu diarahkan menuju kesepakatan yang menguntungkan bagi semua pihak, dengan memperhatikan keadilan dan keseimbangan di antara negara-negara anggota. Dengan demikian, langkah-langkah ini akan membawa kontribusi signifikan dalam memperkuat integrasi ekonomi dan stabilitas di kawasan Asia Tenggara.

Kesimpulannya, European Monetary System (EMS) dan potensi pembentukan mata uang tunggal ASEAN (ACU) menunjukkan upaya untuk menciptakan stabilitas moneternya di wilayah masing-masing. Sementara EMS mengalami krisis dan digantikan oleh EMU, ASEAN dapat belajar dari pengalaman tersebut. Proses integrasi ekonomi di ASEAN membutuhkan kerjasama yang kuat dari semua negara anggota, dengan memperhitungkan perbedaan ekonomi, politik, dan keamanan. Pembentukan ACU harus inklusif dan berkelanjutan untuk keuntungan merata. Dengan demikian, diharapkan ACU dapat memperkuat integrasi ekonomi dan stabilitas di Asia Tenggara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun