Mohon tunggu...
Ahmad Febriyanto
Ahmad Febriyanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Anggota Forum Silaturahmi Studi Ekonomi Islam Indonesia, Anggota Kelompok Sekolah Pasar Modal UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Seorang mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang aktif melakukan penulisan opini, buku, dan riset paper

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Instrumen Derivatif: Risiko VS Potensi

22 Maret 2024   08:27 Diperbarui: 22 Maret 2024   08:30 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam suatu transaksi jual beli seluruh pihak tidak ingin mendapatkan kerugian, utamanya kerugian yang berkaitan dengan harga. Instrumen derivatif telah menjadi solusi atas hubungan antara dua pihak atau lebih untuk melakukan transaksi jual beli dengan penentuan harga dan waktu yang telah ditetapkan untuk masa yang akan datang. Instrumen ini menjadi bentuk turunan dari efek utama yang bersifat penyertaan maupun utang.

Instrumen ini akan meliputi right, option, forward, futures, dan Swap. Jenis kontrak ini umumnya digunakan oleh korporasi dan lembaga pemerintah untuk melakukan manajerial atas risiko investasi yang mereka lakukan. Meskipun demikian, sejumlah perusahaan multinasional juga meneraepkan instrumen ini untuk mereduksi risiko perubahan mata uang (exchange rate) pada masa yang akan datang.

Konsep dasar daripada instrumen derivatif adalah menghindarkan kedua belah pihak dari risiko. Setiap pihak yang terkait akan merasa tidak dirugikan dengan adanya penerapan instrumen ini. Sebagai contoh adalah ketika perusahaan memutuskan akan membeli padi dari petani pada masa panen, maka akan terjadi kontrak diantara keduanya untuk memutuskan harga padi yang disepakati pada masa panen. Dalam konteks lain penerapan instrumen derivatif ini akan cenderung lebih kompleks pada perusahaan multinasional. Ketika perusahaan Jepang akan membeli komoditas padi dari Indonesia pada musim panen maka kedua pihak perlu menetapkan kontrak jual beli pada masa yang akan datang. Dengan demikian, secara umum derivatif akan memberi fasilitas lindung nilai atas aset yang diperdagangkan.

Meskipun demikian, penerapan derivatif juga tidak lepas dari risiko yang mungkin terjadi. Dalam jenis instrumen tertentu salah satu pihak dapat dimungkinkan melakukan wanprestasi atas konstrak. Sebagaimana ketika kontrak diputuskan menggunakan forward, maka risiko gagal bayar dimungkinkan terjadi. Mengingat bahwa dalam penerapan forward kedua belah pihak hanya disandarkan atas kontrak yang disetujui dan hingga saat ini belum terdapat lembaga kliring yang mengatur hal tersebut. Risiko lain juga dapat terjadi pada kontrak opsi. Dalam kontrak opsi penjual dimungkinkan harus membeli aset dengan harga ang lebih tinggi ketika harga pasar jatuh, selain itu pembeli opsi harus membayar premi di muka kepada penjual opsi. Dalam kasus kontrak berjangka risiko suku bunga, risiko likuiditas, dan risiko pengiriman kerap menjadi problematika utama.

Jika dipahami instrumen derivatif dapat menjadi opsi dalam menyeleasikan permasalahan kerugian harga yang berdampak pada pendapatan perusahaan. Pada sisi lain, instrumen ini juga erat dengan risiko yang melekat pada setiap kontraknya. Adanya beragam jenis risiko pada setiap jenis instrumen derivatif dan cenderung berbeda tersebut, menggambarkan bahwa setiap instrumen kontrak memiliki risiko unik yang dihadapi. Hal ini juga memberikan gambaran kepada investor untuk dapat memilih instrumen derivatif yang tepat untuk dapat mencapai tujuan tersebut. Sehingga, dengan memilih menerapkan instrumen derivatif investor akan tetap mendapatkan keuntungan dari investasi yang dilakukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun