Mohon tunggu...
Ahmad Habibi
Ahmad Habibi Mohon Tunggu... Freelancer - Fulltime writer
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Freelance copywriter dan jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Puan Maharani: Perlu Ada Adaptasi Mahasiswa dan Dosen untuk Menjawab Tantangan Kemajuan Teknologi

4 Juni 2021   15:12 Diperbarui: 4 Juni 2021   15:28 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kemajuan teknologi sangat pesat saat ini. Bayangkan, dengan gadget saja seseorang bisa melakukan banyak hal untuk beraktivitas. Mulai dari memesan transportasi, bekerja, hingga membeli makanan. 

Tentu hal itu menjadi tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia. Pasalnya, banyak pertanyaan 'Apakah Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia mampu menjawab tantangan tersebut'.

Menanggapi hal itu, Ketua Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia periode 2019--2024, Puan Maharani mendorong adanya adaptasi mahasiswa dan dosen untuk menjawab tantangan kemajuan teknologi. "Apa kampus Indonesia sudah siap?" ujar Puan dalam Webinar Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia "Pendidikan Indonesia untuk Masa Depan Bangsa dan Kemanusiaan", Rabu (2/6/2021).

Menurut Puan, pendidikan tinggi sudah seharusnya bisa menjadi pendobrak perubahan zaman. Bukan malah sebaliknya, menjadi pihak yang tenggelam karena tidak cepat beradaptasi. Puan melanjutkan, perkembangan teknologi lambat laun akan menggantikan peran manusia dalam menangani berbagai pekerjaan. 

Mahasiswa mulai menjawab tantangan teknologi

Dalam perkembangan teknologi ternyata sudah ada beberapa mahasiswa Indonesia membuat suatu terobosan dan teknologi. Terbaru, Mahasiswa Institut Teknologi Sumatera, Lampung, mampu membuat alat mendeteksi pengemudi yang mengantuk. Alat itu akan mengetahui jika sopir mengantuk dan membunyikan alarm. Selain itu, ada pula mahasiswa dari Universitas Indonesia yang telah berhasil membuat aplikasi pemeriksa kesehatan jantung yang bernama CardiWatch. 

Aplikasi itu mampu memantau detak jantung dengan melihat perubahan volume darah dalam pembuluh darah. Aplikasi itu terbilang berbiaya rendah yang mampu melayani tindakan pencegahan. Semoga dengan berbagai perkembangan ini, ada titik cerah akan adaptasi pendidikan menghadapi teknologi. Diharapkan, generasi muda dapat terus beradaptasi menghadapi tantangan-tantangan baru yang bermunculan seiring perkembangan zaman.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun