Pergantian jaman tentu turut juga mempengaruhi segala aspek kehidupan, tidak terkecuali dengan pengusagha mebel aslal jepara yang terus berkreasindari zaman ke jaman. Menurut penegtamatan saya selaku salah satu yang berkecimpung di dubia usaha mebel jepara tentulah banyak sekali perubahan. Pada zaman dulu sekitar tahun 60 sampai 2000 an pengusaha mebel jepara sangatlah makmur di karenakan adanya krisis moneter zaman pemerintahan suharto. Pada saat itu pengusaha jepara yang ering ekpor menggunakan nilai jual dengan mata uang dolar. Dengan demikina atas melemahnya rupiah menjadikan orang jepara gembira dan berpenghasilan besar pada zaman.Â
Nah, dalam hal ini saya kan mengulas dan menulis perbedaan Usaha mebel Jepara pada zaman era sekarang dan  era dulu. Langsung saja ya sesuai denga judul artike ini adan tiga poin yang menjadi pelaku usaha mebel sekarang dan dulu.
Pertama, yakni pada pada keahlian bidang marketing. Pelaku usaha mebel jepara pada zaman dulu menggunakan strategi marketing secara tradisional yakni lebih sering keluar kota untuk menawarkan barangnya. Selain itu dulu pengusaha mebel sangatlah tergantung juga pada buyer yang langsung terjun ke jepara. Jadilah dulu jepara sangatlah ramai pengunjung yang memang benar mau memberli barang mebel dari dalam negeri dan luar negeri. Berbanding terbalik dengan pengusaha mebel zaman sekarang. Kita tahu sendiri sekarang adalah era digital yang apa mebeli barang melalui internet. orang zaman sekrang juga mengikuti zaman dengan memasarkan produknya melalu jalur internet misal, website dan jejaring sosila lainya. Dengan strategi itu makan orang jepara tak perlu untuk jauh pergi laur kota menwarakan barng mebelnya. Untuk buyer juga sekarang lebih suka belanja melalui jalur online internet. Â
Kedua, pada proses produksi barang sekarang menggunakan alat yang praktis dan juga cepat.  Berbanding terbalik dengan  zaman dulu yang menngunakan peralatan manual. Menggunakan peralatan manual tentunya akan berimbas pada kecepatan produksi mebel.  dapat di contohkan pada saat pembuat kursi makan minimalis. Pada zaman dulu 1 munggu para pengrajin jepara hanya dapat 10 kursi. Pada zaman sekarang bisa dapat samapai 25 kursi makan. Tentulah dengan adanya peralatan modern sangatlah membantu dalam proses pembuatan produk mebel jepara.Â
Ketiga, Berani berkreasi dengan bahan selain kayu. Kita tahu sendiri dulu kan pengusaha mebel jepara sangat identik dengan bahan baku kayu. Tetapi sekarang berbeda orang jepara semakin pintar dalam mencari bahan baku sebagai perabot rumah selain kayu. Dapat di contohkan yakni selain kayu ada bahan baku lainya misal denga besi. Sekarang kan banya produk furniture menngunakan besi bahkan barang barang bekas yang terbuat dari besi. Selain itu juga berkreasi dengan mengkombinasikan bahan kayu dan besi. Pada pengusaha mebel jepara pada zaman dulu hanya tergantung pada bahan baku kayu.Â
Nah sekian beberapa perbedaan pengusaha mebel jepara pada zaman sekarang dan dulu. Baca terus artikel saya yang mngulas dalan dunia permebelan furniture jepara. Semoga saya dapat menulis terus  sehinmgga bisa menambah wawasan untuk anda.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H