Keteladanan adalah kunci pendidikan diri sepanjang hayat. Siapa yang mampu memberikan contoh yang baik, maka dia akan menjadi seorang pemimpin yang sejati. Tak perlu banyak neko-neko cukup keteladanan saja.
Mengacu kepada Frigon dan Jackson (1999:10), keteladanan merupakan perilaku yang membawa kepada kredibilitas pimpinan. Hal yang diinginkan bawahan kepada pemimpinnya adalah kejujuran/baik hati, kompetensi, kredibilitas, konsisten, dan mempunyai visi yang jelas.
Kredibilitas bisa dipahami sebagai suatu kepercayaan atau keyakinan yang muncul terhadap pimpinan dari para anggota organisasi. Kredibilitas bukanlah karakteristik yang melekat pada diri seseorang (inherent), tetapi sesuatu yang diberikan orang lain kepada pimpinan. Suatu hal yang menimbulkan kredibilitas adalah komitmen pimpinan mewujudkan visi. Lashway (1996) menegaskan para pimpinan tidak hanya harus membagi visi ke dalam sisitem, tetapi juga harus melembagakan visinya. Â
Pemimpin masa depan disyaratkan memiliki kredibilitas dan kapabilitas, sehingga dapat diterima (akseptabilitas) dan mampu menghantarkan negara pada perubahan, peningkatan mutu dan akuntabel. Locke (1997:87) berpendapat bahwa para pemimpin efektif secara konsisten dipandang sebagai pribadi yang bisa dipercaya, mempunyai reputasi yang tidak diragukan dalam hal kejujuran. Â Â Â Â Â
Pemimpin yang hebat adalah pemimpin yang setidaknya mengarahkan dan memberikan pengaruh besar terhadap negara yang dipimpinnya. Bertanggung jawab dalam mengemban amanah yang diberikan, mempunyai semangat juang yang tinggi terhadap apa yang dilakukan. Semangat mati-matian tidak hanya menjelang pemilihan, tetapi pada saat perjalanan mengemban amanah.Â
Sejatinya dalam sebuah kontestasi akan ada yang menang dan kalah. Itu adalah sunnatullah, dan terkadang diluar dari nalar biasa manusia. Pertanyaan yang kemudian timbul ialah bagaimana menyikapi hasil kontestasi tersebut? Apakah perlu bergembira dan berpesta pora jika menang? Atau sebaliknya, perlukah ditangisi, bahkan marah dan putus asa jika kalah?
Demikian sebagai peringatan bagi kita semua, bahwa kontestasi kekuasaan bukanlah segalanya, menjunjung tinggi kontestasi dengan keteladanan lebih mulia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H