Kekasih ku, kemarin kau cantik berparas rupawan. Hampir seantero bumi berkiblat memandangi, memuji ciptaan Tuhan, melalui dirimu.
Bekas langkah mu, subur ditumbuhi bunga bermekaran. Kau membangun taman, hijau, menjadikan bumi begitu nyaman. Kau bergelimang, bermandikan pujian.
Tapi...kenapa harus kau Caleg ?. Kau bangun janji, menutupi awan, mengusir hujan, membunuh taman, membuat langkah itu gersang, hilang kepercayaan.
Kekasih ku, tak habis ku pikir, kenapa kau Caleg ? Bibir manis polos mu, kini merah, coklat, hijau, di poles dengan berbagai warna, kau tampak tak percaya diri dengan kecantikanmu.
Aku tidak membencimu kekasih ku, tapi kenapa kau harus Caleg ?. Poster mu kaku, meminjam gagasan, ruang, bahkan janji, katakan pada ku itu bukan dirimu. Kekasih ku, kau jelek, sejak kau Caleg. Sungguh !.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H